Kemenperin Buka Diklat 3 in 1 Virtual Serentak demi Atasi Pengangguran
Kamis, 10 September 2020 - 21:26 WIB
JAKARTA - COVID-19 tidak hanya mengancam kesehatan , tapi juga berdampak pada perekonomian nasional . Dampak ekonomi yang ditimbulkan membuat pertumbuhan ekonomi minus sehingga daya serap tenaga kerja di industri berkurang. Otomatis meningkatkan jumlah pengangguran serta kemiskinan . (Baca juga: Alasan Aplikasi Video Pendek Populer di Kalangan Musisi dan Artis Indonesia )
Bappenas memperkirakan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada 2020 mencapai 8,1% hingga 9,2%. Sementara angka pengangguran diperkirakan naik 4 hingga 5,5 juta orang.
Namun pada akhir Agustus, nilai Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia justru telah berada di level 50,8 atau menandakan sedang ekspansif, karena melampaui ambang netral (50,0). Nilai PMI ini merupakan level tertinggi sejak bulan Mei dan menunjukkan geliat industri manufaktur di tengah tekanan pandemi COVID-19.
Capaian positif pada PMI ini juga menunjukkan bahwa langkah pemerintah dalam melakukan mitigasi di sektor industri manufaktur saat pandemik Covid-19 sudah sesuai. Pada periode Januari-Juli 2020, sektor industri berkontribusi sebesar 79,94% terhadap total ekspor nasional sebesar USD 90,11 Miliar.
Untuk total impor Indonesia periode Januari-Juli 2020 tercatat sebesar USD81,37 miliar, mencakup komponen bahan baku/penolong, barang modal dan barang konsumsi yang diperlukan untuk mendukung keberlangsungan industri. Capaian-capaian positif tersebut harus terus dijaga dan ditingkatkan kinerjanya. Salah satunya adalah melalui sumber daya manusia (SDM) yang menjadi tiga pilar utama selain investasi dan teknologi.
“SDM yang kompeten dan profesional akan menjadi kunci keberhasilan dari sebuah organisasi. Sesuai arahan Bapak Presiden bahwa pembangunan nasional saat ini difokuskan pada pembangunan SDM yang berkualitas, sehingga perlu dilakukan berbagai program pendidikan dan pelatihan vokasi secara lebih masif,” kata Menteri Perindustrian (Menperin), Agus Gumiwang Kartasasmita, saat membuka Diklat 3 in 1 serentak di 7 balai diklat industri (BDI) secara virtual, Kamis (10/9/2020).
Menperin menjelaskan, era Revolusi Industri 4.0 yang saat ini telah dialami dunia, membuka kesempatan bagi SDM di berbagai sektor industri untuk memiliki keahlian yang sesuai dengan perkembangan teknologi. “Untuk itu, diperlukan adanya pembekalan keterampilan dasar, peningkatan keterampilan (up-skilling) atau pembaruan keterampilan (reskilling) bagi para tenaga kerja yang didasarkan pada kebutuhan dunia industri saat ini,” papar Agus Gumilang.
Sehubungan dengan hal tersebut, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri Kementerian Perindustrian menyelenggarakan Pelatihan 3 in 1 (Pelatihan, Sertifikasi Kompetensi dan Penempatan Kerja) sebagai wujud nyata peran serta pemerintah dalam usaha untuk menekan angka pengangguran, dan meningkatkan kompetensi SDM agar siap bersaing.
Bappenas memperkirakan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada 2020 mencapai 8,1% hingga 9,2%. Sementara angka pengangguran diperkirakan naik 4 hingga 5,5 juta orang.
Namun pada akhir Agustus, nilai Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia justru telah berada di level 50,8 atau menandakan sedang ekspansif, karena melampaui ambang netral (50,0). Nilai PMI ini merupakan level tertinggi sejak bulan Mei dan menunjukkan geliat industri manufaktur di tengah tekanan pandemi COVID-19.
Capaian positif pada PMI ini juga menunjukkan bahwa langkah pemerintah dalam melakukan mitigasi di sektor industri manufaktur saat pandemik Covid-19 sudah sesuai. Pada periode Januari-Juli 2020, sektor industri berkontribusi sebesar 79,94% terhadap total ekspor nasional sebesar USD 90,11 Miliar.
Untuk total impor Indonesia periode Januari-Juli 2020 tercatat sebesar USD81,37 miliar, mencakup komponen bahan baku/penolong, barang modal dan barang konsumsi yang diperlukan untuk mendukung keberlangsungan industri. Capaian-capaian positif tersebut harus terus dijaga dan ditingkatkan kinerjanya. Salah satunya adalah melalui sumber daya manusia (SDM) yang menjadi tiga pilar utama selain investasi dan teknologi.
“SDM yang kompeten dan profesional akan menjadi kunci keberhasilan dari sebuah organisasi. Sesuai arahan Bapak Presiden bahwa pembangunan nasional saat ini difokuskan pada pembangunan SDM yang berkualitas, sehingga perlu dilakukan berbagai program pendidikan dan pelatihan vokasi secara lebih masif,” kata Menteri Perindustrian (Menperin), Agus Gumiwang Kartasasmita, saat membuka Diklat 3 in 1 serentak di 7 balai diklat industri (BDI) secara virtual, Kamis (10/9/2020).
Menperin menjelaskan, era Revolusi Industri 4.0 yang saat ini telah dialami dunia, membuka kesempatan bagi SDM di berbagai sektor industri untuk memiliki keahlian yang sesuai dengan perkembangan teknologi. “Untuk itu, diperlukan adanya pembekalan keterampilan dasar, peningkatan keterampilan (up-skilling) atau pembaruan keterampilan (reskilling) bagi para tenaga kerja yang didasarkan pada kebutuhan dunia industri saat ini,” papar Agus Gumilang.
Sehubungan dengan hal tersebut, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri Kementerian Perindustrian menyelenggarakan Pelatihan 3 in 1 (Pelatihan, Sertifikasi Kompetensi dan Penempatan Kerja) sebagai wujud nyata peran serta pemerintah dalam usaha untuk menekan angka pengangguran, dan meningkatkan kompetensi SDM agar siap bersaing.
Lihat Juga :
tulis komentar anda