Ramai-ramai Bikin Pabrik Baterai di Batang, Apa Penyebabnya?

Minggu, 25 Oktober 2020 - 10:09 WIB
Tentunya hal itu sangat berdampak buruk buat perusahaan internasional sekelas Tesla dan perusahaan lain yang fokus pada pembuatan baterai. Mereka kemudian mencoba menemukan bahan lain yang memang bisa digunakan untuk membuat baterai yakni nikel. "Saya sudah berbicara dengan bos-bos tambang dunia, mereka bilang kepada saya, coba cari nikel, itu yang paling penting," ucap Elon Musk.

Dari situlah keluar nama Indonesia. Menurut The Straits Time Indonesia memang adalah produsen nikel terbesar di dunia.Sumber daya nikel di Indonesia tersebar di banyak wilayah seperti di Kolaka, Sulawesi Selatan ; Pomala dan Konawe, Sulawesi Tenggara ; Sorowako-Bahodopi perbatasan Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tengah ; Buli di Maluku Utara dan Pulau Gag di Papua Barat. "Indonesia memproduksi seperempat total produksi nikel di dunia, Filipina 20 persen di bawahnya dan sisanya tersebar di berbagai wilayah lain di dunia," tulis The Straits Time.(Baca juga : Antrean Panjang, GMC Ancam Dealer yang Mainkan Harga Hummer EV )

Melihat potensi yang sangat besar itu, tidak heran jika Tesla mengontak pemerintah Indonesia untuk mencoba berinvestasi membuat pabrik baterai. Mereka memang ingin mencoba membuat pabrik baterai sendiri agar skala bisnisnya semakin kompetitif. Selain itu Tesla memang akan segera mengakhiri kerjasama mereka dengan CATL dalam menyuplai baterai.

Indonesia bisa jadi langkah strategis agar bisa membuat baterai sendiri yang memang bebas kobalt dan tentunya biaya produksi lebih murah karena membuatnya sendiri. Hanya saja Tesla memang tidak sendirian melihat potensi itu. CATL dan LG Chem juga melihat potensi yang sama akan sumber daya nikel di Indonesia.



Lalu kenapa tiba-tiba terdengar nama Batang? Pasalnya pemerintah Indonesia menurut The Strait Times hanya akan memberikan izin penambangan nikel kepada mereka yang ingin berinvestasi, sementara untuk pabrik baterai mereka tetap harus membangunnya di luar sumber daya nikel. Pemerintah Indonesia menginginkan agar pabrik baterai itu berdekatan dengan fasilitas produksi otomotif yang ada di Indonesia.

Septian Hario Seto, Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kemenko Kemaritiman dan Investasi RI yang dikutip The Straits Time mengatakan pemerintah memang meminta mereka membuat pabrik di Batang, Jawa Tengah. Dari situ keluar nama Batang. "Jadi mereka lebih dekat dengan fasilitas produksi otomotif yang sudah ada," kata Septian.
(wsb)
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More