Perangkat Elektronik Sumbang 40% dari Harga Mobil Baru

Senin, 11 Mei 2020 - 09:56 WIB
Kemajuan teknologi seperti AI, kendaraan listrik (EV), pengendaraan mandiri, ikut menyumbang tingginya harga mobil baru. Foto/ist
JAKARTA - Teknologi komputer telah membuat dampak yang signifikan pada industri automotif selama beberapa dekade terakhir. Dalam penjelasan yang sangat sederhana, ini memungkinkan kita untuk memiliki semua sistem keamanan dan bantuan elektronik, ditambah sistem infotainmen modern di atas kendaraan.

Elektronik juga membuat mobil kita lebih aman, lebih cepat, lebih efisien, dan bahkan lebih tampan, jika Anda mempertimbangkan teknologi pencahayaan saat ini.

Dilansir dari laman Motor1, sebuah analisis yang sangat komprehensif dari Deloitte, diperkirakan teknologi elektronik yang dibenamkan ke mobil baru telah menyumbang sekitar 40% dari harga kendaraan. Sebagai perbandingan, 20 tahun lalu, ketika sistem injeksi bahan bakar, ABS, dan ESP sudah menjadi norma, porsi itu hanya 18%.



Dikatakan, vendor semikonduktor memainkan peran penting dalam rantai pasokan industri automotif. Dalam ekosistem otomotif klasik, vendor semikonduktor menjual ke vendor sistem elektronik Tier 1, yang kemudian mengintegrasikan teknologi ke dalam modul dan mengirimkannya ke automaker (OEM) untuk perakitan.

Dalam beberapa tahun terakhir, industri automotif telah mengalami transformasi besar-besaran yang akan menemukan kembali seluruh ekosistem untuk tahun-tahun mendatang.

Deloitte juga menghitung bahwa biaya komponen yang membentuk sistem elektronik dalam kendaraan telah tumbuh dari USD312 per mobil pada 2013 menjadi sekitar USD400 hari ini. Pada 2022, angka ini diperkirakan mencapai hampir USD600 per mobil, tapi di situlah pertumbuhan eksponensial diperkirakan melambat karena komponen komputer yang diukur dalam nanometer hampir mencapai batas fisiknya.

“Kemajuan teknologi seperti AI, kendaraan listrik (EV), pengendaraan mandiri, penyimpanan energi, dan keamanan dunia maya; kesadaran sosial tentang topik-topik seperti keselamatan dan berbagi perjalanan; masalah lingkungan seperti polusi; dan pertimbangan ekonomi termasuk pengeluaran infrastruktur dan pertumbuhan di pasar Asia siap untuk membentuk kembali industri automotif," simpul Deloitte.
(iqb)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More