Nissan Babak Belur di Asia Tenggara, Ini Jawaban Mantan Bos
Senin, 11 April 2022 - 07:00 WIB
Mantan CEO Nissan dan Aliansi Renault-Nissan-Mitsubishi, Carlos Ghosn mengatakan Nissan sama sekali tidak mengerti kawasan Asia Tenggara. Dalam bukunya Broken Alliances, Carlos Ghosn mengatakan Nissan tidak membaca dengan baik kondisi negara-negara Asia Tenggara yang mereka tuju.
"Contohnya di Thailand dimana kami membeli Siam Motor untuk memproduksi Nissan. Para eksekutif Nissan yang kami kirim ke sana sama sekali tidak berhasil," tulis Carlos Ghosn.
Dia melanjutkan ada perbedaan yang besar antara karyawan Nissan di Jepang dan di Asia Tenggara. Menurutnya orang Jepang bekerja sangat keras, menunjukkan kesetiaan yang besar kepada perusahaan mereka dan berkomunikasi dengan sangat cepat dan lancar satu sama lain. Nissan akhirnya memang mengirimkan wakil-wakil terbaik di Jepang untuk bekerja di Asia Tenggara.
Hanya saja hal itu tidak mengubah kondisi yang ada. Strategi produk mereka menurut Carlosn Ghosn juga tidak terlalu kuat melawan cobaan. Ambil contoh Nissan Grand Livina dan Nissan March. Di Indonesia Nissan Grand Livina sempat jadi mobil yang sangat disukai. Hanya saja begitu mobil-mobil MPV lain hadir, Nissan justru malah angkat tangan.
Begitu juga dengan Nissan March di Thailand yang awalnya sangat disukai masyarakat negara gajah putih. Begitu Honda membuat Brio, Nissan March justru sama sekali tidak ada update lagi.
Yang paling merugikan adalah menghadirkan Datsun di wilayah Asia Tenggara. Keputusan membangkitkan nama mobil legendaris itu ternyata sama sekali tidak menguntungkan. Nissan sama sekali tidak membaca karakter masyarakat Asia Tenggara yang tetap menginginkan mobil yang berkualitas baik meski harganya terjangkau.
"Performa di Asia Tenggara sama sekali tidak mengimbangi performa Nissan di tingkat global," ujar Carlos Ghosn.
"Contohnya di Thailand dimana kami membeli Siam Motor untuk memproduksi Nissan. Para eksekutif Nissan yang kami kirim ke sana sama sekali tidak berhasil," tulis Carlos Ghosn.
Dia melanjutkan ada perbedaan yang besar antara karyawan Nissan di Jepang dan di Asia Tenggara. Menurutnya orang Jepang bekerja sangat keras, menunjukkan kesetiaan yang besar kepada perusahaan mereka dan berkomunikasi dengan sangat cepat dan lancar satu sama lain. Nissan akhirnya memang mengirimkan wakil-wakil terbaik di Jepang untuk bekerja di Asia Tenggara.
Hanya saja hal itu tidak mengubah kondisi yang ada. Strategi produk mereka menurut Carlosn Ghosn juga tidak terlalu kuat melawan cobaan. Ambil contoh Nissan Grand Livina dan Nissan March. Di Indonesia Nissan Grand Livina sempat jadi mobil yang sangat disukai. Hanya saja begitu mobil-mobil MPV lain hadir, Nissan justru malah angkat tangan.
Begitu juga dengan Nissan March di Thailand yang awalnya sangat disukai masyarakat negara gajah putih. Begitu Honda membuat Brio, Nissan March justru sama sekali tidak ada update lagi.
Yang paling merugikan adalah menghadirkan Datsun di wilayah Asia Tenggara. Keputusan membangkitkan nama mobil legendaris itu ternyata sama sekali tidak menguntungkan. Nissan sama sekali tidak membaca karakter masyarakat Asia Tenggara yang tetap menginginkan mobil yang berkualitas baik meski harganya terjangkau.
"Performa di Asia Tenggara sama sekali tidak mengimbangi performa Nissan di tingkat global," ujar Carlos Ghosn.
(wsb)
tulis komentar anda