Dibayangi Krisis Semikonduktor dan Perang Ukraina, Produksi Global Toyota Tak Capai Target

Senin, 31 Oktober 2022 - 07:25 WIB
Toyota kemungkinan akan merevisi target produksi 9,7 juta kendaraan hingga Maret 2023 karena krisis semikonduktor maupun perang Ukraina. Foto: ist
AMERIKA - Toyota Motor Corporation mengklaim produksi kendaraan mereka secara global meningkat 30 persen pada Q3 yang berakhir pada September 2022. Meski, krisis chip semikonduktor masih menghantui.

Sama seperti pabrikan otomotif lainnya, Toyota menjadi salah satu produsen mobil yang terhantam “bencana” kelangkaan chip semikonduktor serta pasokan suku cadang.

Dilansir Reuters, Toyota memproduksi 887.733 unit kendaraan secara global pada September 2022. Jumlah produksi mereka meningkat 73 persen pada bulan yang sama di tahun sebelumnya.

Meski demikian, juru bicara Toyota menyebut bukan berarti produksi yang tinggi pada September itu akan terus meningkat di bulan-bulan setelahnya. “Kami masih hati-hati untuk menyebut angka produksi yang tinggi ini berarti industri sudah pulih. Karena belum tentu berkelanjutan,”.

Selama Q3 (Juli-September 2022) penjualan Toyota di seluruh dunia naik 4 persen berdasarkan data dari interal perusahaan.



Selama April-September 2022, Toyota telah memproduksi 4.482.600 unit kendaraan di seluruh dunia. Angka tersebut meningkat 10 persen dibandingkan tahun lalu.

Namun, masih 5 persen lebih sedikit dari target awal Toyota. Sebab, selama 2022 raksasa mobil asal Jepang itu berencana untuk memproduksi 9,7 juta kendaraan untuk mencapai rekor baru.

Sayangnya, kelangkaan chip semikonduktor dan pasokan suku cadang, serta ditutupnya pabrik di Rusia akibat invasi ke Ukraina membuat Toyota pesimistis target produksi 9,7 juta unit kendaraan hingga Maret 2023 dapat tercapai.

“Meski Toyota baru-baru ini mengatakan ada kemungkinan kuat untuk merevisi target 9,7 juta, jumlah produksi itu sendiri telah meningkat jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya,” kata Seiji Sugiura, analis senior di Tokai Tokyo Research Institute seperti dilansir Reuters.
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More