Mengenal Kereta Api Mak Itam, Lokomotif Legendaris dari Tanah Minangkabau
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kereta Api Mak Itam merupakan lokomotif legendaris dari tanah Minangkabau. Saat ini Kereta Api tersebut kembali beroperasi sejak pemberhentian operasinya tahun 2014.
Nama Mak Itam berasal dari bahasa setempat yang berarti paman hitam. Nama tersebut diberikan karena tubuh yang dimiliki kereta ini berwarna hitam legam, serta terdapat asap pekat yang keluar dari cerobongnya.
Dikutip dari laman resmi KAI, bahwa kembalinya Mak itam ke jalur perkeretaapian Indonesia karena adanya kolaborasi antar BUMN yakni KAI, Biofarma, Pupuk Indonesia, dan Semen Indonesia.
Baca juga : Bangkitkan Lagi Kereta Legendaris Mak Itam, 4 BUMN Patungan Rp19 Miliar
Berbeda dengan jenis operasi sebelumnya, kini Mak Itam dioperasikan ke dalam bidang pariwisata di kota Sawahlunto dan sekitarnya. Peralihan penggunaan tersebut didukung oleh PT. KAI melalui Divisi Regional Sumatera Barat.
Sebelum menjadi kereta wisata, mak itam merupakan kereta yang sudah lama terbengkalai. Stasiun Sawahlunto menjadi rumah terakhir baginya setelah 50 tahun lamanya menarik batu bara serta gerbong penumpang yang beroperasi di Ombilin, Sawahlunto.
Mak itam menjadi penghuni Stasiun Sawahlunto bersamaan dengan lima gerbong tua miliknya. Stasiun Sawahlunto telah diresmikan menjadi Museum Kereta Api sejak tanggal 17 Desember 2005 oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Namun jauh sebelum berada di Stasiun Sawahlunto, tepatnya pada tahun 1988 atau pada saat PT. KAI masih bernama Perusahaan Jawatan Kereta Api, Mak Itam pernah berada di Ambarawa, Jawa Tengah.
Baca juga : 7 Cara Aman Melewati Perlintasan Kereta Ap i
Mak Itam pernah beristirahat di Museum Kereta Api Ambarawa yang terletak di Jawa Tengah. Ambarawa disebut sebagai museum pertama bagi Kereta Api Mak Itam.
Nama Mak Itam berasal dari bahasa setempat yang berarti paman hitam. Nama tersebut diberikan karena tubuh yang dimiliki kereta ini berwarna hitam legam, serta terdapat asap pekat yang keluar dari cerobongnya.
Dikutip dari laman resmi KAI, bahwa kembalinya Mak itam ke jalur perkeretaapian Indonesia karena adanya kolaborasi antar BUMN yakni KAI, Biofarma, Pupuk Indonesia, dan Semen Indonesia.
Baca juga : Bangkitkan Lagi Kereta Legendaris Mak Itam, 4 BUMN Patungan Rp19 Miliar
Berbeda dengan jenis operasi sebelumnya, kini Mak Itam dioperasikan ke dalam bidang pariwisata di kota Sawahlunto dan sekitarnya. Peralihan penggunaan tersebut didukung oleh PT. KAI melalui Divisi Regional Sumatera Barat.
Sebelum menjadi kereta wisata, mak itam merupakan kereta yang sudah lama terbengkalai. Stasiun Sawahlunto menjadi rumah terakhir baginya setelah 50 tahun lamanya menarik batu bara serta gerbong penumpang yang beroperasi di Ombilin, Sawahlunto.
Mak itam menjadi penghuni Stasiun Sawahlunto bersamaan dengan lima gerbong tua miliknya. Stasiun Sawahlunto telah diresmikan menjadi Museum Kereta Api sejak tanggal 17 Desember 2005 oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Namun jauh sebelum berada di Stasiun Sawahlunto, tepatnya pada tahun 1988 atau pada saat PT. KAI masih bernama Perusahaan Jawatan Kereta Api, Mak Itam pernah berada di Ambarawa, Jawa Tengah.
Baca juga : 7 Cara Aman Melewati Perlintasan Kereta Ap i
Mak Itam pernah beristirahat di Museum Kereta Api Ambarawa yang terletak di Jawa Tengah. Ambarawa disebut sebagai museum pertama bagi Kereta Api Mak Itam.