Riset Terbaru Sebut Mobil Listrik China Akan Rebut Pasar Tesla

Selasa, 31 Januari 2023 - 16:07 WIB
loading...
Riset Terbaru Sebut...
Wuling EV mobil listrik asal China yang mulai eksis di pasar otomotif Indonesia. FOTO/ DOK SINDOnews
A A A
BEIJING - Pasar kendaraan listrik China saat ini semakin berkembang, bahkan mampu merajai pasar kendaraan di Amerika. Menurut GlobalData, China akan terus mendominasi penjualan EV global tahun ini.


Sekitar 27 persen dari penjualan kendaraan baru di China tahun lalu adalah listrik (baik EV murni atau hibrida), tetapi perkiraan tersebut mencakup jumlah pembeli di China.

Terlepas dari pembatasan COVID-19 dan hambatan lain yang memengaruhi sentimen konsumen dan ekonomi, negara tersebut tidak memiliki masalah rantai pasokan, yang mendukung pertumbuhan pasar EV China.

Pangsa pasar Geely, Xpeng, Li Auto, NIO, dan beberapa merek di China meningkat 17 persen pada 2022, sementara pangsa pasar produsen mobil non-China turun 11 persen.

BYD sendiri menjual hampir 1,8 juta kendaraan listrik termasuk hibrida plug-in di China tahun lalu, melampaui 1,3 juta kendaraan Tesla di seluruh dunia.

Menurut pengamat industri, sebagian besar berpendapat tidak mengherankan jika merek kendaraan listrik asal China akan mulai mendominasi jalanan di Amerika Serikat, apalagi mengingat harga mobil yang relatif murah.

"Apa yang terjadi di China tidak tinggal di China," kata CEO Automobility Bill Russo seperti dilansir dari Autopro.

"Jika Anda memiliki rantai pasokan semacam itu, posisi semacam itu di papan catur, mengapa Anda tidak melakukannya secara internasional?"

Rintangan pertama merek EV di China yang harus dihadapi adalah Undang-Undang Pengurangan Inflasi, yang berarti kendaraan yang diproduksi di China tidak akan memenuhi syarat untuk perakitan akhir di Amerika Serikat.

Selain itu, sentimen politik dan harus bersaing dengan perusahaan yang mengakar di pasar yang sudah matang juga akan menjadi kendala.

BYD, misalnya, berfokus pada ekspansi global, tetapi sentimen dan perkembangan terakhir dengan Tesla menunda rencana tersebut.

Meski merek China belum mencapai tingkat dominasi penuh kendaraan listrik di AS, namun China masih bisa memainkan peran utama dalam mengendalikan sebagian besar rantai pasokan baterai EV global. Ini termasuk bahan baku, pemrosesan, pembuatan sel baterai dan banyak lagi.

China menguasai sekitar 75 persen dari seluruh kapasitas produksi sel baterai serta 90 persen produksi anoda dan elektrolit baterai pada 2022. Pembuat mobil seperti GM dan Tesla terpaksa mengandalkan perusahaan di China, seperti CATL untuk kebutuhan baterainya.

Meskipun AS meningkatkan ekstraksi mineralnya di sini dan industri pembuatan baterainya berkembang, sebagian besar material masih dikirim ke China untuk diproses.

Oleh karena itu, China diperkirakan masih dapat menguasai sebagian besar kapasitas produksinya hingga tahun 2027.
(wbs)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1719 seconds (0.1#10.140)