Perang Harga Mobil Listrik Memanas, Mobnas Vietnam Pecat Bos dan Karyawan di Amerika
loading...
A
A
A
JAKARTA - VinFast , mobil nasional buatan Vietnam harus melakukan restrukturisasi dengan memberhentikan karyawan dan eksekutif mereka dalam menghadapi perang harga mobil listrik yang terjadi di Amerika. Tidak main-main sebanyak 80 pekerja VinFast yang ada di VinFast Amerika terpaksa dirumahkan.
Bahkan salah satu petinggi VinFast yakni Rodney Haynes harus ikut angkat kaki. Terakhir jabatan yang dipegang Rodney Haynes adalah Chief Financial Officer (CFO) VinFast Amerika.
Bloomberg menyebutkan pemecatan hubungan kerja tidak hanya terjadi di Amerika saja tapi juga di Kanada. Hanya saja tidak diketahui berapa orang yang sudah tidak bekerja lagi di VinFast yang ada di Kanada.
Bulan lalu, VinFast memang sudah mengumumkan akan mengkonsolidasikan operasinya di Amerika Serikat dan Kanada jadi satu perusahaan. Rencananya aktivitas di kedua wilayah itu akan dipusatkan dalam satu kantor di Los Angeles, California, VinFast mengklaim restrukturisasi akan membantu melayani pelanggan di pasar ini.
CEO VinFast Amerika Van Anh Nguyen disebut Carbuzz akan tetap sebagai CEO operasi gabungan. Dia juga menjabat CEO VinFast US Manufacturing atau pabrik mobil VinFast.
"Cara ini akan berdampak pada perampingan operasi kami di Amerika Utara dan ada departemen tertentu yang terpengaruh oleh hal ini," tulis keterangan resmi VinFast Amerika.
Diketahui VinFast saat ini juga sedang menunggu persetujuan untuk memulai pembangunan fasilitas produksi senilai USD4 miliar atau mencapai Rp60,7 triliun di North Carolina.
Pabrik itu nantinya akan memproduksi dua mobil listrik VinFast yakni VF 8 dan VF 9 EV. Targetnya kedua mobil itu mulai diproduksi tahun depan.
Perampingan yang dilakukan VinFast juga diyakini terjadi karena adanya perang harga mobil listrik di Amerika saat ini. Hal itu dipicu oleh manuver Tesla yang tiba-tiba memotong harga mobil listrik buatan mereka.
Contohnya Tesla Model 3 yang semula dijual di harga USD46.990 atau setara Rp713,6 juta kini menjadi USD43.990 atau mencapai Rp668,1 juta. Penurunan juga terjadi di model lain seperti Tesla Model X, Tesla Model Y, dan Tesla Model S.
Hal itu membuat pabrikan mobil lainnya kelabakan. Ford bahkan sudah ikut-ikutan menurunkan harga mobil listrik andalan mereka, Ford Mustang Mach-E. Kini VinFast justru mencoba melakukan cara yang berbeda dengan melakukan perampingan tenaga kerja.
Bahkan salah satu petinggi VinFast yakni Rodney Haynes harus ikut angkat kaki. Terakhir jabatan yang dipegang Rodney Haynes adalah Chief Financial Officer (CFO) VinFast Amerika.
Bloomberg menyebutkan pemecatan hubungan kerja tidak hanya terjadi di Amerika saja tapi juga di Kanada. Hanya saja tidak diketahui berapa orang yang sudah tidak bekerja lagi di VinFast yang ada di Kanada.
Bulan lalu, VinFast memang sudah mengumumkan akan mengkonsolidasikan operasinya di Amerika Serikat dan Kanada jadi satu perusahaan. Rencananya aktivitas di kedua wilayah itu akan dipusatkan dalam satu kantor di Los Angeles, California, VinFast mengklaim restrukturisasi akan membantu melayani pelanggan di pasar ini.
CEO VinFast Amerika Van Anh Nguyen disebut Carbuzz akan tetap sebagai CEO operasi gabungan. Dia juga menjabat CEO VinFast US Manufacturing atau pabrik mobil VinFast.
"Cara ini akan berdampak pada perampingan operasi kami di Amerika Utara dan ada departemen tertentu yang terpengaruh oleh hal ini," tulis keterangan resmi VinFast Amerika.
Diketahui VinFast saat ini juga sedang menunggu persetujuan untuk memulai pembangunan fasilitas produksi senilai USD4 miliar atau mencapai Rp60,7 triliun di North Carolina.
Pabrik itu nantinya akan memproduksi dua mobil listrik VinFast yakni VF 8 dan VF 9 EV. Targetnya kedua mobil itu mulai diproduksi tahun depan.
Perampingan yang dilakukan VinFast juga diyakini terjadi karena adanya perang harga mobil listrik di Amerika saat ini. Hal itu dipicu oleh manuver Tesla yang tiba-tiba memotong harga mobil listrik buatan mereka.
Contohnya Tesla Model 3 yang semula dijual di harga USD46.990 atau setara Rp713,6 juta kini menjadi USD43.990 atau mencapai Rp668,1 juta. Penurunan juga terjadi di model lain seperti Tesla Model X, Tesla Model Y, dan Tesla Model S.
Hal itu membuat pabrikan mobil lainnya kelabakan. Ford bahkan sudah ikut-ikutan menurunkan harga mobil listrik andalan mereka, Ford Mustang Mach-E. Kini VinFast justru mencoba melakukan cara yang berbeda dengan melakukan perampingan tenaga kerja.
(wsb)