Dapat Subsidi Pemerintah, Ini Mobil Listrik yang Paling Laris di Indonesia
loading...
A
A
A
JAKARTA - Setelah mengalami penurunan penjualan di awal 2023, menarik untuk melihat seberapa besar pemesanan mobil listrik setelah disubsidi . Data distribusi wholesales yang dirilis Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), menyebutkan ada peningkatan penjualan mobil listrik pada April 2023.
Dari total keseluruhan mobil listrik yang dijual di Indonesia, tercatat 1.333 unit terdistribusi dari pabrik ke diler. Jumlah tersebut naik sebesar 1.112 unit dari bulan sebelumnya atau Maret 2023.
Hyundai Ioniq 5 menjadi mobil listrik paling laris sepanjang April 2023 dengan total penjualan 716 unit. Sementara posisi kedua diisi oleh Wuling Air ev yang mengirimkan 450 unit dari pabrik ke diler.
Diketahui program insentif pemerintah untuk mobil listrik berupa potongan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) telah dimulai sejak 1 April 2023. Pemerintah memutuskan untuk memberikan insentif potongan PPN sebesar 1 persen, sedangkan 10 persen sisanya akan ditanggung negara.
Subsidi ini membuat harga mobil listrik turun hingga Rp70 juta setelah subsidi diterapkan. Untuk mendapatkan insentif potongan PPN, mobil listrik harus memenuhi beberapa syarat, seperti sudah dirakit secara lokal dan memiliki nilai TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri) minimal 40 persen.
Regulasi tersebut tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan nomor 38 tahun 2023 tentang Pajak Pertambahan Nilai atas Penyerahan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai Roda Empat Tertentu dan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai Bus Tertentu yang Ditanggung Pemerintah tahun Anggaran 2023.
Berdasarkan penelurusan di laman P3DN (Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri) yang dikelola Kementerian Perindustrian (Kemenperin) hanya ada dua model mobil listrik yang berhak menerima insentif, yakni Hyundai Ioniq 5 dan Wuling Air ev.
PT Hyundai Motor Manufacturing Indonesia (HMMI) mendapatkan sertifikat Ioniq 5 pada 12 April 2022 dengan nomor 994/SJ-IND.8/TKDN/4/2022. Di dalamnya terdapat nilai TKDN Hyundai Ioniq 5 sebesar 40,00 persen.
Sedangkan PT SGMW Motor Indonesia menerima sertifikat untuk Wuling Air ev pada 12 Agustus 2022. Mobil listrik kompak tersebut memiliki nilai TKDN sedikit lebih besar, yakni 40,04 persen.
Dari total keseluruhan mobil listrik yang dijual di Indonesia, tercatat 1.333 unit terdistribusi dari pabrik ke diler. Jumlah tersebut naik sebesar 1.112 unit dari bulan sebelumnya atau Maret 2023.
Hyundai Ioniq 5 menjadi mobil listrik paling laris sepanjang April 2023 dengan total penjualan 716 unit. Sementara posisi kedua diisi oleh Wuling Air ev yang mengirimkan 450 unit dari pabrik ke diler.
Diketahui program insentif pemerintah untuk mobil listrik berupa potongan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) telah dimulai sejak 1 April 2023. Pemerintah memutuskan untuk memberikan insentif potongan PPN sebesar 1 persen, sedangkan 10 persen sisanya akan ditanggung negara.
Subsidi ini membuat harga mobil listrik turun hingga Rp70 juta setelah subsidi diterapkan. Untuk mendapatkan insentif potongan PPN, mobil listrik harus memenuhi beberapa syarat, seperti sudah dirakit secara lokal dan memiliki nilai TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri) minimal 40 persen.
Regulasi tersebut tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan nomor 38 tahun 2023 tentang Pajak Pertambahan Nilai atas Penyerahan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai Roda Empat Tertentu dan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai Bus Tertentu yang Ditanggung Pemerintah tahun Anggaran 2023.
Berdasarkan penelurusan di laman P3DN (Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri) yang dikelola Kementerian Perindustrian (Kemenperin) hanya ada dua model mobil listrik yang berhak menerima insentif, yakni Hyundai Ioniq 5 dan Wuling Air ev.
PT Hyundai Motor Manufacturing Indonesia (HMMI) mendapatkan sertifikat Ioniq 5 pada 12 April 2022 dengan nomor 994/SJ-IND.8/TKDN/4/2022. Di dalamnya terdapat nilai TKDN Hyundai Ioniq 5 sebesar 40,00 persen.
Sedangkan PT SGMW Motor Indonesia menerima sertifikat untuk Wuling Air ev pada 12 Agustus 2022. Mobil listrik kompak tersebut memiliki nilai TKDN sedikit lebih besar, yakni 40,04 persen.
(wib)