Ini Alasan Mengapa Penjualan Mobil Listrik Masih Minim Menurut Gaikindo
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kendati penjualannya meningkat, tetapi minat terhadap mobil listrik di Indonesia dianggap masih belum sesuai harapan. Ini terlepas dari langkah pemerintah yang sudah mengeluarkan berbagai kebijakan untuk mempercepat peredaran kendaraan listrik.
Salah satunya, program insentif potongan PPN (Pajak Pertambahan Nilai) sebesar 10 persen untuk mobil listrik . Meski telah diberikan berbagai keuntungan untuk membeli mobil listrik, tetap saja penjualannya sampai saat ini belum memuaskan.
Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Yohannes Nangoi mengatakan ada beberapa alasan penjualan mobil listrik di Indonesia masih melempem. Nah, berikut beberapa diantaranya:
“Mobil listrik ini kan barang baru. Disubsidi, belum tentu laku di Indonesia. Beda situasinya. Nah, sebetulnya kalau menurut saya, beberapa langkah itu sudah betul,” kata Nangoi saat ditemui di Jakarta Pusat belum lama ini.
“Informasi kepada masyarakat juga harus kita perkuat, salah satunya lewat pameran GIIAS ini. Kita edukasi terus keuntungan, kerugiannya (pakai mobil listrik). Kemudian infrastruktur juga harus dibereskan,” ujar Nangoi.
“Berbagai pihak harus bekerja sama dalam membangun keyakinan mengenai kendaraan ramah lingkungan ini,” ujarnya.
“Masyarakat Indonesia itu kalau beli mobil, sudah langsung nanya, ‘harga jual mobil bekasnya nanti seperti apa?’. Kita belum tahu harga bekas (dari mobil listrik) ini seperti apa, (mereka konsumen) ragu-ragu,” tambah Nangoi.
“Jadi walaupun (pajaknya) diturunin 10 persen, tapi kalau saya (konsumen) jualnya (lagi) turunnya 50 persen, nanti dulu, kan begitu kira-kira. Jadi, ini yang musti kita yakinin (ke konsumen) dulu pelan-pelan,” tambahnya.
Berdasarkan data wholesales yang dirilis Gaikindo, penjualan mobil listrik terlihat alami peningkatan pada April 2023 setelah insentif diumumkan. Tapi, jumlahnya belum masif dan masih memerlukan dorongan lagi.
“Sudah mulai (berdampak kebijakan mobil listrik). Kalau kita lihat Januari, Februari, Maret belum keluar (kebijakannya). Begitu sudah diputuskan, baru mulai naik lagi. Tapi kan diharapkan bisa lebih tinggi dari tahun lalu, itu belum tercapai,”ungkapNangoi.
Lihat Juga: Cawalkot Bogor Dedie A. Rachim Semringah Dipinjami Mobil Listrik untuk Kampanye dari Partai Perindo
Salah satunya, program insentif potongan PPN (Pajak Pertambahan Nilai) sebesar 10 persen untuk mobil listrik . Meski telah diberikan berbagai keuntungan untuk membeli mobil listrik, tetap saja penjualannya sampai saat ini belum memuaskan.
Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Yohannes Nangoi mengatakan ada beberapa alasan penjualan mobil listrik di Indonesia masih melempem. Nah, berikut beberapa diantaranya:
1. Masyarakat masih ragu
Nangoi merasa sosialisasi yang dilakukan oleh pemerintah belum maksimal sehingga masih menimbulkan keraguan di masyarakat. Untuk itu, pada pameran Gaikindo Indonesia International Motor Show (GIIAS) 2023, sosialisasi untuk kendaraan listrik akan kembali digalakkan.“Mobil listrik ini kan barang baru. Disubsidi, belum tentu laku di Indonesia. Beda situasinya. Nah, sebetulnya kalau menurut saya, beberapa langkah itu sudah betul,” kata Nangoi saat ditemui di Jakarta Pusat belum lama ini.
“Informasi kepada masyarakat juga harus kita perkuat, salah satunya lewat pameran GIIAS ini. Kita edukasi terus keuntungan, kerugiannya (pakai mobil listrik). Kemudian infrastruktur juga harus dibereskan,” ujar Nangoi.
2. Harga jual kembali
Alasan terbesar lain masyarakat masih enggan membeli mobil listrik adalah harga jual kembali kendaraan tersebut. Ini wajar, karena konsumen Indonesia memang membeli mobil untuk dijual kembali.“Berbagai pihak harus bekerja sama dalam membangun keyakinan mengenai kendaraan ramah lingkungan ini,” ujarnya.
“Masyarakat Indonesia itu kalau beli mobil, sudah langsung nanya, ‘harga jual mobil bekasnya nanti seperti apa?’. Kita belum tahu harga bekas (dari mobil listrik) ini seperti apa, (mereka konsumen) ragu-ragu,” tambah Nangoi.
“Jadi walaupun (pajaknya) diturunin 10 persen, tapi kalau saya (konsumen) jualnya (lagi) turunnya 50 persen, nanti dulu, kan begitu kira-kira. Jadi, ini yang musti kita yakinin (ke konsumen) dulu pelan-pelan,” tambahnya.
Berdasarkan data wholesales yang dirilis Gaikindo, penjualan mobil listrik terlihat alami peningkatan pada April 2023 setelah insentif diumumkan. Tapi, jumlahnya belum masif dan masih memerlukan dorongan lagi.
“Sudah mulai (berdampak kebijakan mobil listrik). Kalau kita lihat Januari, Februari, Maret belum keluar (kebijakannya). Begitu sudah diputuskan, baru mulai naik lagi. Tapi kan diharapkan bisa lebih tinggi dari tahun lalu, itu belum tercapai,”ungkapNangoi.
Lihat Juga: Cawalkot Bogor Dedie A. Rachim Semringah Dipinjami Mobil Listrik untuk Kampanye dari Partai Perindo
(dan)