9 Mitos Mobil Listrik Kini Terjawab Sudah, Masih Ragu?

Jum'at, 15 Desember 2023 - 20:00 WIB
loading...
9 Mitos Mobil Listrik Kini Terjawab Sudah, Masih Ragu?
Desain eksterior mobil listrik Toyota All New BZ4X elegan dan futuristik. Sehingga, membuat pengendaranya merasakan perbedaan mengendarai mobil konvensional dan mobil listrik. (foto: website Toyota)
A A A
JAKARTA - Masyarakat global saat ini sedang dihadapkan pada masalah perubahan iklim yang ditandai dengan suhu bumi yang terus naik dari tahun ke tahun. Kondisi ini berdampak serius, seperti kekeringan, yang dapat mengancam keberlangsungan hidup manusia dan segenap penghuni bumi.

Banyak faktor yang menjadi penyebab terjadinya perubahan iklim ekstrim, antara lain aktivitas industri, sampah dengan berbagai jenisnya yang tidak terkelola dengan baik, hingga penggunaan mobil berbahan bakar fosil yang meninggalkan jejak emisi karbon. Dari ketiga penyebab tersebut, penggunaan bahan bakar fosil pada kendaraan berkontribusi paling besar.

Kabar baiknya, hal tersebut makin mendongkrak kesadaran masyarakat global untuk menggunakan kendaraan listrik yang ramah lingkungan dan dapat menekan jejak emisi karbon. Namun secara bersamaan masih beredar mitos seputar kendaraan listrik yang membuka peluang pada turunnya tingkat kepercayaan masyarakat lokal terhadap mobil listrik.

Berikut ini sembilan mitos di sekitar kendaraan listrik dan jawaban atau penjelasan untuk menangkis mitos tersebut.

1. Jarak Tempuh Tidak Bisa Jauh
Ini mitos yang melekat pada kendaraan listrik. Faktanya, jarak tempuh mobil listrik tergantung pada kapasitas baterai. Apabila baterai terisi penuh, mobil listrik pun bisa menempuh jarak jauh. Saat ini untuk sekali pengisian daya, mobil listrik dapat melaju dengan jangkauan jarak antara 300 hingga 500 km.

Contohnya BZ4X BEV, karena baterai Toyota BEV dirancang dengan keamanan dan masa pakai yang panjang, sesuai standar Toyota yang telah menjamin kualitasnya di dunia. Dengan garansi pada setiap komponen dan khusus untuk baterai selama 8 tahun/160.000 km, Toyota memberikan ketenangan pikiran seutuhnya.

Jangan lupa, bagi pengendara mobil Toyota, Toyota menyediakan Privilege Charging Spot gratis di area publik seperti parkir mal, termasuk Privilege Parking Spots untuk pemilik HEV, PHEV, dan BEV Toyota.

2. Kendaraan Listrik Tidak Menyenangkan Dikendarai
Ini juga mitos yang berkembang liar bahwa kendaraan listrik tidak menyenangkan dikendarai. Namun hal itu ditepis oleh pihak pabrikan mobil listrik EV. Pada kenyataanya sudah banyak pabrikan mobil yang mengeluarkan mobil dengan tenaga maksimal dan tetap menyenangkan dikendarai, mobil listrik Lexus UX 300e misalnya, memiliki daya jelajah 450 km.

Jadi terjawab sudah, faktanya, kendaraan listrik bisa sama menyenangkan dengan kendaraan konvensional. Bahkan akselerasi kendaraan listrik berbasis baterai (Battery EV) sangat instan dari rpm 0. Bedanya bila kendaraan konvensional dipengaruhi oleh torsi yang dihasilkan dari gerakan dorongan yang terjadi antara piston dan poros engkol, sedangkan pada kendaraan listrik tidak. Jadi faktanya sama sekali tidak mengurangi kemampuan akselerasi yang prima kendaraan listrik sehingga tetap menyenangkan.

3. Tidak Ramah Lingkungan
Ini jelas mitos yang menyesatkan, karena bila Anda menggunakan jenis listrik terbarukan, seperti tenaga surya, maka tidak ada emisi karbon dioksida (CO2) yang dikeluarkan dalam proses produksi sumber tenaga listrik. Memang untuk negara-negara yang sebagian besar listriknya berasal dari sumber intensif CO2 seperti batu bara dan gas, termasuk Indonesia, sumber tenaga listrik tetap mengeluarkan emisi CO2.

Hitungannya, setiap satu liter bensin menghasilkan emisi CO2 sebesar 2,4 kg. Sementara jika dari listrik PLN yang bersumber dari pembangkit berbahan bakar batu bara hanya menghasilkan emisi CO2 sekitar 1200 gram.

Dengan demikian, sekalipun sumber listrik yang digunakan dari bahan batubara, kendaraan listrik tetap lebih ramah lingkungan bila dibandingkan dengan kendaraan konvensional atau bertenaga bahan bakar minyak. Apalagi kendaaraan listrik yang menggunakan listrik dari sumber terbarukan seperti panas surya dan tenaga angin.

4. Korslet Kalau Terkena Air
Mitos yang satu ini cukup banyak memakan korban, terutama tentunya konsumen yang masih awam soal mobil listrik. Faktanya mobil bertenaga listrik akan tetap aman digunakan saat hujan dan dapat dicuci seperti mobil-mobil konvensional. Karena mobil listrik dirancang tetap aman melalui berbagai tahap tes.

Namun, sekalipun demikian, seperti halnya mobil konvensional, mobil listrik juga tidak dianjurkan untuk menerobos genangan air yang terlalu tinggi. Karena bisa menyebabkan kerusakan pada bagian eletrikal tertentu.

5. Lebih Boros daripada Bensin
Mobil listrik lebih boros ketimbang mobil konvensional, begitulah mitos yang berkembang.. Faktanya tidak demikian. Pengisian daya listrik pada baterai kendaraan listrik tidak banyak, alias bisa hemat. Salah satu keunggulan yang dimiliki model elektrifikasi Toyota adalah biaya yang hemat, baik dalam hal konsumsi listrik dan juga perawatan.

Komponen yang lebih sedikit membuat perawatan HEV jauh lebih rendah, apalagi didukung dengan komponen elektrik dan baterai yang dapat diandalkan. Alhasil makin hemat bajet yang dikeluarkan, bukan? Selain itu pemerintah di Indonesia juga mendukung penggunaan mobil listrik berupa pemberian insentif bagi pemilik mobil listrik hingga Desember 2023.

Pajak yang diterapkan pada mobil listrik diatur oleh Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2021, khususnya di Pasal 10 dan 11. Pengenaan pajak untuk mobil listrik hanya sebesar 1 persen dari tarif normal.

6. Butuh Waktu Lama Mengisi Daya
Perbedaan signifikan kendaraan listrik dan konvensional adalah durasi waktu pengisian sumber energi. Berbeda dengan pengisian bahan bakar minyak pada kendaraan konvensional yang tidak membutuhkan waktu lama, pengisian sumber daya energi pada mobil listrik dimitoskan memakan waktu yang lama yang berpotensi menghambat mobilitas.

Faktanya, kecepatan pengisian daya telah meningkat lima kali lipat dalam beberapa tahun terakhir, karena para insinyur mulai fokus pada EV sebagai masa depan dari moda transportasi. Bagi pemilik mobil Toyota bahkan dapat mengisi daya listrik gratis karena Toyota menyediakan Privilege Charging Spot gratis di area publik seperti parkir mal, termasuk Privilege Parking Spots untuk pemilik HEV, PHEV, dan BEV Toyota.

7. Bisa Berjalan Tanpa Bensin
Mitos ini sepenuhnya benar alias bukan mitos, karena mobil listrik murni yang bertenaga baterai memang menggunakan daya listrik. Tidak tersedia tangki bahan bakar. Jadi mobil listrik hanya bisa berjalan apabila ada daya listrik yang tersimpan di dalam baterainya.

8. Bolak-balik Ganti Baterai
Mitos selanjutnya adalah mengenai baterai yang tidak tahan lama sehingga harus bolak-balik ganti. Faktanya, baterai EV dianggap harus bolak-balik diganti adalah salah. Karena sebagian besar produsen mobil listrik saat ini memiliki garansi delapan hingga sepuluh tahun. Dengan lebih dari 10 juta populasi EV di dunia saat ini, belum ditemukan bukti yang menyatakan bahwa usia kendaraan listrik lebih singkat daripada kendaraan berbahan bakar bensin atau diesel.

9. Energi Listrik Terbatas
Menurut mitos yang berkembang di masyarakat, ketersediaan energi terbatas sehingga tidak akan bisa memenuhi kebutuhan listrik, apabila semua orang beralih ke mobil listrik. Apalagi EV memiliki kapasitas daya yang besar untuk jarak tempuh yang lebih jauh.

Faktanya, energi listrik justru adalah energi terbarukan, bukan hanya dari turbin yang diputar air, tapi bisa dari panas surya dan tenaga angin. Untuk mendorong perbaikan lingkungan, pemerintah juga berkomitmen membangun infrastruktur yang memadai untuk menyediakan sumber daya listrik. Selain itu ada teknologi smart-charging yang dapat mengurangi kebutuhan infrastruktur.

Itulah sembilan mitos seputar kendaraan listrik dan fakta yang sebenarnya, yang menjawab keraguan masyarakat untuk menggunakan kendaraan listrik. Sebagai perusahaan otomotif yang memiliki komitmen untuk menjaga lingkungan, Toyota melakukan teknologi elektrifikasi pada mobil-mobil yang diproduksinya yang bisa menjadi solusi atas dampak emisi karbon sebagai upaya menjaga lingkungan.

Terdapat tiga jenis teknologi mobil listrik yang dihadirkan Toyota, yaitu Hybrid Electric Vehicle (HEV) antara lain pada Kijang Innova Zenik; Battery Electric Vehicle (BEV) untuk Toyota BZ4X, dan; Plug-In Hybrid Electric Vehicle (PHEV) untuk All New RAV4 GR Sport dan Prius PHEV.

9 Mitos Mobil Listrik Kini Terjawab Sudah, Masih Ragu?

Nuansa hitam mendominasi detail kabin seperti plafon, door trim, plafon, dasbor, jok, hingga lainnya yang menampilkan kesan mewah, elegan, dan futuristik. (foto: web resmi Toyota)

Melalui rangkaian mobil bertenaga listrik yang dikeluarkannya, Toyota ingin melakukan upaya netralitas karbon. Tidak hanya itu, sesuai jargon Toyota Total Solution, Toyota membangun Toyota xEV Ecosystem guna memberikan kemudahan kepada pelanggan untuk servis mobil dan charging baterai di bengkel resmi Toyota.

Jaringan workshop Toyota yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia, memungkinkan pelanggan dapat melakukan servis berkala dan perbaikan kendaraan, juga mengisi ulang baterai secara gratis di fasilitas charging spot.

Selain itu, melalui kampanye gerakan It’s Time for Everyone, Toyota mengajak semua orang untuk melestarikan alam dengan menukar perilaku hidup dari menggunakan kendaraan yang meninggalkan jejak karbon ke kendaraan tanpa jejak karbon, yaitu mobil listrik yang ramah lingkungan. So, tak ada lagi alasan untuk ragu lagi bukan!
(bga)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2573 seconds (0.1#10.140)