Review Mitsubishi XForce: Kenyamanan, Performa, Fitur, dan Teknologi
loading...
A
A
A
Mulai altimeter, kemiringan mobil, ketinggian mobil, kelembaban udara, temperatur radiator, torsi yang dikeluarkan. Mulanya terlihat wow, karena tidak ada yang melakukan ini di kelasnya.
Tapi, setelah beberapa jam mengemudi, SINDONews hanya memilih menampilkan yang dianggap penting saat itu. Terlalu banyak angka dan huruf yang ditampilkan di head unit dan Multi Information Display (MID) justru bikin pusing. Tidak semuanya penting, dan mungkin desainnya bisa di-simplifikasi.
Sisanya, kita bisa menghubungkan Android Auto ataupun Apple Car Play dengan mudah, mengganti wallpaper, atau mengakses fitur seperti Driving Score. Fitur XForce memang canggih, tapi Mitsubishi terkesan berupaya terlalu keras untuk ini.
5. Dynamic Sound Yamaha Premium
Ini salah satu fitur terbaik di Mitsubishisi XForce: kombinasi kabin paling kedap di kelasnya dan Dynamic Sound Yamaha Premium. Kekedapan kabin adalah fitur mewah dan dirasakan setiap saat. Sementara kualitas bass, treble dan vokal dari Dynamic Sound Yamaha Premium benar-benar memanjakan telinga. Nikmat sekali.
Perangkat audio ini dilengkapi 8 speaker terintegrasi dan 4 Preset Equalizer (Signature, Lively, Powerful, Relaxing) yang dapat disesuaikan dengan suansa hati pengendara, serta fitur Speed Compensated Volume (SCV).
Anda akan sangat menikmati perjalanan pulang ke rumah di tengah hujan dan macet dengan lantunan lagu jazz.
6. Mesin dan Performa
Mitsubishisi XForce dengan mesin Xpander jadi kritikan di media sosial. Padahal, mesin Xpander berkode 4A91 1.499 cc yang bisa menghasilkan tenaga tertinggi 103,5 HP dan torsi tertinggi 141 Nm terbilang tangguh. Juga, Mitsubishi melakukan sejumlah penyetelan agar performa XForce tetap responsif.
Ini sudah dirasakan SINDONews, ketika membejek gas di jalanan berkelok dan menanjak menuju Kopi Panggang dan Gua Pindul. Juga, melalui jalanan tol dengan kecepatan tinggi dari di Semarang hingga tembus kecepatan 176 km per jam.
Kesimpulannya, untuk kelas compact SUV, Mitsubishisi XForce sangat mumpuni. Perfomanya cukup, sangat responsif, dan “anteng” atau stabil di kecepatan tinggi. Jadi, tidak ada komplain dari sisi performa.
7. Drive Mode
Memang tidak ada Paddle Shift di Mitsubishi XForce. Tapi, ada 4 opsi Drive Mode atau mode berkendara (Normal, Wet, Gravel, Mud) yang bisa disesuaikan dengan berbagai kondisi jalan dan gaya mengemudi.
Intinya, mode normal untuk jalan raya, Wet di kondisi hujan, Gravel untuk jalanan berkerikil dan Mud di jalanan lumpur. Realitanya, hanya 2 mode yang digunakan SINDONews: Wet saat hujan dan Normal. Sisanya hampir tidak pernah disentuh. Kalau disuruh memilih, SINDONews mungkin tetap setia dengan mode Eco, Normal, dan Sport yang lebih umum bagi pengguna di Indonesia. Sebagai catatan, kita juga bisa memakai mode DS jika butuh performa tinggi seperti ingin menyalip.
Sayangnya, Mitsubishi belum membenamkan fitur Adaptive Cruise Control (ACC) yang jelas memberikan value lebih untuk mobil yang menjual “kecanggihan”.
Tapi, setelah beberapa jam mengemudi, SINDONews hanya memilih menampilkan yang dianggap penting saat itu. Terlalu banyak angka dan huruf yang ditampilkan di head unit dan Multi Information Display (MID) justru bikin pusing. Tidak semuanya penting, dan mungkin desainnya bisa di-simplifikasi.
Sisanya, kita bisa menghubungkan Android Auto ataupun Apple Car Play dengan mudah, mengganti wallpaper, atau mengakses fitur seperti Driving Score. Fitur XForce memang canggih, tapi Mitsubishi terkesan berupaya terlalu keras untuk ini.
5. Dynamic Sound Yamaha Premium
Ini salah satu fitur terbaik di Mitsubishisi XForce: kombinasi kabin paling kedap di kelasnya dan Dynamic Sound Yamaha Premium. Kekedapan kabin adalah fitur mewah dan dirasakan setiap saat. Sementara kualitas bass, treble dan vokal dari Dynamic Sound Yamaha Premium benar-benar memanjakan telinga. Nikmat sekali.Perangkat audio ini dilengkapi 8 speaker terintegrasi dan 4 Preset Equalizer (Signature, Lively, Powerful, Relaxing) yang dapat disesuaikan dengan suansa hati pengendara, serta fitur Speed Compensated Volume (SCV).
Anda akan sangat menikmati perjalanan pulang ke rumah di tengah hujan dan macet dengan lantunan lagu jazz.
6. Mesin dan Performa
Mitsubishisi XForce dengan mesin Xpander jadi kritikan di media sosial. Padahal, mesin Xpander berkode 4A91 1.499 cc yang bisa menghasilkan tenaga tertinggi 103,5 HP dan torsi tertinggi 141 Nm terbilang tangguh. Juga, Mitsubishi melakukan sejumlah penyetelan agar performa XForce tetap responsif.Ini sudah dirasakan SINDONews, ketika membejek gas di jalanan berkelok dan menanjak menuju Kopi Panggang dan Gua Pindul. Juga, melalui jalanan tol dengan kecepatan tinggi dari di Semarang hingga tembus kecepatan 176 km per jam.
Kesimpulannya, untuk kelas compact SUV, Mitsubishisi XForce sangat mumpuni. Perfomanya cukup, sangat responsif, dan “anteng” atau stabil di kecepatan tinggi. Jadi, tidak ada komplain dari sisi performa.
7. Drive Mode
Memang tidak ada Paddle Shift di Mitsubishi XForce. Tapi, ada 4 opsi Drive Mode atau mode berkendara (Normal, Wet, Gravel, Mud) yang bisa disesuaikan dengan berbagai kondisi jalan dan gaya mengemudi.Intinya, mode normal untuk jalan raya, Wet di kondisi hujan, Gravel untuk jalanan berkerikil dan Mud di jalanan lumpur. Realitanya, hanya 2 mode yang digunakan SINDONews: Wet saat hujan dan Normal. Sisanya hampir tidak pernah disentuh. Kalau disuruh memilih, SINDONews mungkin tetap setia dengan mode Eco, Normal, dan Sport yang lebih umum bagi pengguna di Indonesia. Sebagai catatan, kita juga bisa memakai mode DS jika butuh performa tinggi seperti ingin menyalip.
8. Keamanan
Ada cukup banyak fitur keamanan di Mitsubishi XForce. Ada Blind Spot Warning (peringatan kendaraan di luar jangkauan), Rear Cross Traffic Alert (peringatan saat mundur), Hill Start Assist (stop and go di jalanan menanjak), ABS dan EBD, Active Stability Control (tetap stabil bermanuver), Active Yaw Control (kestabilan ketika bermanuver secara cepat atau di jalan licin).Sayangnya, Mitsubishi belum membenamkan fitur Adaptive Cruise Control (ACC) yang jelas memberikan value lebih untuk mobil yang menjual “kecanggihan”.