Skandal Manipulasi Uji Tabrak, Daihatsu Gelar Investigasi Besar hingga Potensi Recall
loading...
A
A
A
TOKYO - Daihatsu akhirnya mengumumkan secara resmi hasil investigasi dari skandal manipulasi uji tabrak dari beberapa mobil buatannya. Pengumuman hasil investigasi tersebut dilakukan Daihatsu bersama Toyota yang merupakan pemegang saham mayoritas Daihatsu.
Hasil investigasi tersebut menyebutkan terdapat 174 penyimpangan yang dilakukan Daihatsu saat memproduksi mobil . Penyimpangan itu justru berdampak pada 64 model mobil buatan Daihatsu dan juga tiga mesin yang telah diproduksi.
Mobil terdampak tidak hanya di Jepang saja tapi juga di yang produksi di luar negeri. Alhasil kondisi tersebut membuat Daihatsu memutuskan untuk menghentikan pengiriman mobil-mobil yang terdampak.
“Dari hasil ini kami akan mengumumkan bahwa seluruh mobil yang sedang diproduksi di Jepang dan negara luar untuk sementara dihentikan untuk dikirim. Kami meminta maaf atas ketidaknyamanan ini," ujar Soichiro Okudaira, President Daihatsu Motor Co, Rabu (20/12/2023).
Menariknya hasil investigasi dan keputusan tersebut otomatis akan berdampak besar pada Daihatsu. Di antaranya dari segi aktivitas produksi, penggantian top manajemen Daihatsu, hingga potensi recall atau penarikan kembali mobil-mobil terdampak yang sudah beredar di masyarakat.
Isu penggantian top manajemen Daihatsu mengemuka karena laporan dan hasil investigasi yang dilakukan menyebutkan penyimpangan terjadi karena adanya pembiaran dari top manajemen. Apalagi pada faktanya dari laporan tersebut penyimpangan telah terjadi sangat lama hingga puluhan tahun.
Soichiro Okudaira memahami adanya tuntutan tersebut. Dia memastikan memang ada bentuk pertanggungjawaban dari top manajemen Daihatsu atas kelalaian tersebut.
"Jika Anda bertanya mengenai posisi manajemen karena kasus ini, pada saat ini saya harap Anda mengerti, kami akan berupaya mengembalikan rasa kepercayaan yang ada di masyarakat. Setelahnya, kami baru akan memikirkan apa yang akan kami lakukan pada jajaran top manajemen," ujar Soichiro Okudaira.
Hal itu juga diamini oleh wakil Toyota, Hiroki Nakajima, Vice President Toyota Motor Corporation. Dia mengatakan Toyota akan berupaya keras mendukung Daihatsu mengatasi kelalaian tersebut dan yang paling penting mengembalikan rasa kepercayaan masyarakat terhadap Daihatsu.
"Perbaikan manajmen tidak bisa dilakukan dalam semalam. Seperti yang saya sebutkan Toyota siap mendukung Daihatsu unutk memperbaiki keadaan," ujarnya.
Selain masalah penggantian top manajemen, Daihatsu juga memastikan bahwa produksi mobil Daihatsu untuk sementara dihentikan dulu. Pengaktifan kembali baru dilakukan setelah upaya perbaikan terhadap laporan investigasi bisa dilakukan.
Kondisi itu menurut Hiromasha Hoshika, Executive Vice President Daihatsu Motor Co, akan berdampak pada suplier, rekanan bisnis, dan kustomer Daihatsu. Mereka yang telah memesan mobil Daihatsu, terutama yang terdampak penyimpangan, untuk sementara tidak akan bisa menerima mobil tersebut.
"Saat ini kami memiliki 143 suplier di Jepang. 47 dari mereka sangat bergantung dengan Daihatsu. Termasuk soal pendapatan mereka. Impaknya memang sangat besar. Mengenai kompensasi kami akan mengurusnya kasus per kasus untuk memastikan bahwa kami memperhatikan juga," tegasnya.
Sementara mengenai mobil-mobil Daihatsu dan Toyota yang telah beredar di jalan dan mengalami penyimpangan prosedur, Daihatsu masih belum memutuskan untuk melakukan recall. Prosedur recall baru akan dilakukan jika memang investigasi lanjutan mewajibkan hal itu untuk dilakukan.
"Saat ini kami tidak mendengar adanya masalah dan kecelakaan karena kejadian ini. Secara pribadi saya melihatnya mobil itu bisa dikendarai dengan tetap mengedepankan kehatian-hatian dan keselamatan," ujar Soichiro Okudaira.
Diketahui beberapa mobil Daihatsu dan Toyota yang terdampak kasus penyimpangan tersebut sebagian merupakan produk-produk yang juga diproduksi di Indonesia terutama untuk pasar ekspor. Mobil-mobil itu adalah Daihatsu Agya (Ekuador, Uruguay, Kamboja), Toyota Rush (Ekuador, Malaysia), Toyota Avanza (Indonesia, Meksiko, Kamboja, Thailand, Vietnam, Peru, Bolivia). Mobil-mobil itu diproduksi di pT Astra Daihatsu Motor (ADM).
Selain itu ada mobil-mobil yang diproduksi di PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) yakni Toyota Avanza (Indonesia, Meksiko, Kamboja, Thailand, Vietnam, Peru, Bolivia). Toyota Veloz (Indonesia, Malaysia, Kamboja, Meksiko, Thailand). Toyota Yaris Cross (Kamboja, Chili, Uruguay).
Lihat Juga: Bintang Porno Jepang yang Pasang Tarif Rp306 Juta untuk Seks Ditangkap dalam Operasi Hong Kong
Hasil investigasi tersebut menyebutkan terdapat 174 penyimpangan yang dilakukan Daihatsu saat memproduksi mobil . Penyimpangan itu justru berdampak pada 64 model mobil buatan Daihatsu dan juga tiga mesin yang telah diproduksi.
Mobil terdampak tidak hanya di Jepang saja tapi juga di yang produksi di luar negeri. Alhasil kondisi tersebut membuat Daihatsu memutuskan untuk menghentikan pengiriman mobil-mobil yang terdampak.
“Dari hasil ini kami akan mengumumkan bahwa seluruh mobil yang sedang diproduksi di Jepang dan negara luar untuk sementara dihentikan untuk dikirim. Kami meminta maaf atas ketidaknyamanan ini," ujar Soichiro Okudaira, President Daihatsu Motor Co, Rabu (20/12/2023).
Menariknya hasil investigasi dan keputusan tersebut otomatis akan berdampak besar pada Daihatsu. Di antaranya dari segi aktivitas produksi, penggantian top manajemen Daihatsu, hingga potensi recall atau penarikan kembali mobil-mobil terdampak yang sudah beredar di masyarakat.
Isu penggantian top manajemen Daihatsu mengemuka karena laporan dan hasil investigasi yang dilakukan menyebutkan penyimpangan terjadi karena adanya pembiaran dari top manajemen. Apalagi pada faktanya dari laporan tersebut penyimpangan telah terjadi sangat lama hingga puluhan tahun.
Soichiro Okudaira memahami adanya tuntutan tersebut. Dia memastikan memang ada bentuk pertanggungjawaban dari top manajemen Daihatsu atas kelalaian tersebut.
"Jika Anda bertanya mengenai posisi manajemen karena kasus ini, pada saat ini saya harap Anda mengerti, kami akan berupaya mengembalikan rasa kepercayaan yang ada di masyarakat. Setelahnya, kami baru akan memikirkan apa yang akan kami lakukan pada jajaran top manajemen," ujar Soichiro Okudaira.
Hal itu juga diamini oleh wakil Toyota, Hiroki Nakajima, Vice President Toyota Motor Corporation. Dia mengatakan Toyota akan berupaya keras mendukung Daihatsu mengatasi kelalaian tersebut dan yang paling penting mengembalikan rasa kepercayaan masyarakat terhadap Daihatsu.
"Perbaikan manajmen tidak bisa dilakukan dalam semalam. Seperti yang saya sebutkan Toyota siap mendukung Daihatsu unutk memperbaiki keadaan," ujarnya.
Selain masalah penggantian top manajemen, Daihatsu juga memastikan bahwa produksi mobil Daihatsu untuk sementara dihentikan dulu. Pengaktifan kembali baru dilakukan setelah upaya perbaikan terhadap laporan investigasi bisa dilakukan.
Kondisi itu menurut Hiromasha Hoshika, Executive Vice President Daihatsu Motor Co, akan berdampak pada suplier, rekanan bisnis, dan kustomer Daihatsu. Mereka yang telah memesan mobil Daihatsu, terutama yang terdampak penyimpangan, untuk sementara tidak akan bisa menerima mobil tersebut.
"Saat ini kami memiliki 143 suplier di Jepang. 47 dari mereka sangat bergantung dengan Daihatsu. Termasuk soal pendapatan mereka. Impaknya memang sangat besar. Mengenai kompensasi kami akan mengurusnya kasus per kasus untuk memastikan bahwa kami memperhatikan juga," tegasnya.
Sementara mengenai mobil-mobil Daihatsu dan Toyota yang telah beredar di jalan dan mengalami penyimpangan prosedur, Daihatsu masih belum memutuskan untuk melakukan recall. Prosedur recall baru akan dilakukan jika memang investigasi lanjutan mewajibkan hal itu untuk dilakukan.
"Saat ini kami tidak mendengar adanya masalah dan kecelakaan karena kejadian ini. Secara pribadi saya melihatnya mobil itu bisa dikendarai dengan tetap mengedepankan kehatian-hatian dan keselamatan," ujar Soichiro Okudaira.
Diketahui beberapa mobil Daihatsu dan Toyota yang terdampak kasus penyimpangan tersebut sebagian merupakan produk-produk yang juga diproduksi di Indonesia terutama untuk pasar ekspor. Mobil-mobil itu adalah Daihatsu Agya (Ekuador, Uruguay, Kamboja), Toyota Rush (Ekuador, Malaysia), Toyota Avanza (Indonesia, Meksiko, Kamboja, Thailand, Vietnam, Peru, Bolivia). Mobil-mobil itu diproduksi di pT Astra Daihatsu Motor (ADM).
Selain itu ada mobil-mobil yang diproduksi di PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) yakni Toyota Avanza (Indonesia, Meksiko, Kamboja, Thailand, Vietnam, Peru, Bolivia). Toyota Veloz (Indonesia, Malaysia, Kamboja, Meksiko, Thailand). Toyota Yaris Cross (Kamboja, Chili, Uruguay).
Lihat Juga: Bintang Porno Jepang yang Pasang Tarif Rp306 Juta untuk Seks Ditangkap dalam Operasi Hong Kong
(wib)