Di Eropa Baterai Mobil Listrik Nantinya Wajib Punya Paspor

Sabtu, 20 Januari 2024 - 10:39 WIB
loading...
Di Eropa Baterai Mobil Listrik Nantinya Wajib Punya Paspor
Stasiun pengisian mobil listrik di Eropa. Uni Eropa berupaya melakukan regulasi terhadap perkembangan mobil listrik. Foto: Bloomberg
A A A
EROPA - Baterai merupakan komponen penting pada mobil listrik sebagai sumber energi utama pengganti bahan bakar pada kendaraan konvensional. Tetapi, saat ini hanya ada segelintir produsen baterai yang menyuplai ke sejumlah produsen mobil listrik.

Melansir Carscoops, Uni Eropa akan menerapkan aturan baru bahwa baterai mobil listrik wajib dilengkapi paspor. Hal ini bertujuan untuk mengetahui bahan baku, sumber, dan informasi tentang material lainnya.

Meski regulator di Uni Eropa masih memutuskan informasi apa yang harus terkandung dalam paspor baterai, mereka telah membentuk Konsorsium Battery Pass untuk menyelesaikan rinciannya.

Program ini didanai oleh Kementerian Federal Jerman untuk Urusan Ekonomi dan Aksi Iklim dan telah bermitra dengan perusahaan seperti Audi, BMW, dan lainnya. Produsen paspor baterai Circulor akan bertindak sebagai pimpinan teknis.

Proposal saat ini menyarankan penggunaan 90 informasi dalam tujuh kategori yang terdiri dari informasi umum baterai dan produsen, kepatuhan, sertifikasi dan label, jejak karbon baterai, uji tuntas rantai pasokan, bahan dan komposisi baterai, sirkularitas dan efisiensi sumber daya, serta kinerja dan daya tahan.

Kepala urusan luar negeri di Circulor Ellen Carey mengatakan paspor akan berharga antara 7 euro (Rp119 ribu) dan 12,80 euro (Rp218 ribu) per baterai. Ini bertujuan untuk menciptakan akuntabilitas rantai pasokan.

Paspor baterai yang saat ini dikembangkan oleh Circulor untuk kendaraan listrik dapat mengungkap sumber kobalt, grafit, litium, mika, dan nikel dalam baterai.

Paspor tersebut menggunakan data industri Internet of Things untuk mengidentifikasi organisasi dalam rantai pasokan produsen.

Teknologi ini juga menggunakan data antarmuka pemrograman aplikasi dan data perencanaan sumber daya perusahaan, untuk menghasilkan kembaran digital baterai dengan jejak kertas.

“Kami mengambil informasi yang kami ketahui tentang nikel tersebut dan kami membuat replika digitalnya. Di mana penambangannya? Apa geolokasinya? Berapa beratnya? Berapa waktu yang telah berlalu dalam hal pemrosesan?,” kata Carey dikutip dari Carscoops.



“Kemudian semua informasi yang kami kumpulkan di setiap langkah sepanjang perjalanan mengenai nikel yang sama dapat kami kaitkan dengan VIN atau kode QR tersebut,” sambungnya.

Akses informasi baterai yang tersedia juga akan berbeda sesuai dengan peruntukkannya. Misal, produsen yang dapat mengakses informasi lengkap di paspor baterai, sedangkan pemilik mobil hanya dapat melihat informasi dan data yang lebihsederhana.
(dan)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1217 seconds (0.1#10.140)