Pemerintah Dorong Standarisasi Baterai Kendaraan Listrik, Tarik Investor Bangun Pabrik di Indonesia
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menegaskan bahwa persaingan di industri mobil listrik terletak pada teknologi baterai. Karena itu, inovasi terus dilakukan untuk meningkatkan jarak tempuh dan menekan ongkos produksi.
Baterai sendiri merupakan komponen utama pada sebuah kendaraan listrik yang berfungsi menyalurkan tenaga.
Namun, saat ini ada banyak ragam jenis baterai di Indonesia. Mulai dari NCM hingga LFP, sehingga pemerintah merasa perlu adanya standarisasi demi mempermudah konsumen.
“Baterai itu semakin lama harus semakin jauh jarak tempuhnya dan efisien, tentu harganya harus lebih murah. Itu yang dicari oleh para inovator agar bagaimana membuat baterai seperti itu,” ujar Menperin Agus di pameran IIMS 2024, Kamis (15/2/2024).
Menperin juga menegaskan bahwa pemerintah terus memformulasikan insentif yang dapat menarik investor untuk membangun pabrik baterai di Indonesia. Sehingga, kandungan lokal dalam baterai kendaraan listrik semakin tinggi.
“Pasti dong (siapkan insentif). Kita sudah siapkan insentif semua kita bisa siapakan untuk komeptitif dengan Thailand. Tetap kita jalankan tetap ada. Base-nya tetap TKDN ga bisa kita lepas,” kata Agus.
“Cuma perbedaannya, nanti yang kita nilai yang fokusnya ada di berat baterainya, berapa besar dia punya konten lokal,” sambungnya. Selain itu, Menperin juga mengungkapkan bahwa pemerintah sedang mengkaji regulasi baterai untuk motor dan mobil.
Konsep regulasi baterai untuk motor akan segera diluncurkan, dan tripartit antara Kemenperin, PLN, dan pelaku usaha segera dibentuk.
“Untuk yang motor, kami akan segera luncurkan konsepnya. Nanti akan ada tripartit antara Kemenperin, PLN, dan pelaku usaha. Kesepahamannya harus ada standarisasi baterai. Kemudian, mobil juga tidak ada salahnya untuk kami standarisasi baterainya,” ungkapnya.
Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, sejumlah produsen sudah menyatakan siap membangun pabrik di Indonesia. Bukan hanya untuk perakitan, tapi juga akan membangun fasilitas produksi baterai.
“Pabrikan mobil listrik beberapa akan melakukan investasi. Seperti tadi Chery akan investasi di Indonesia dan BYD juga akan masuk, termasuk Vinfast. Pemerintah sudah memberikan insentif cukup yaitu insentif pajak pertambahan nilai ditanggung pemerintah (PPN DTP), sekarang dalam tahap proses PMK-nya. Kalau itu dilakukan itu akan sangat membantu,”ucapnya.
Baterai sendiri merupakan komponen utama pada sebuah kendaraan listrik yang berfungsi menyalurkan tenaga.
Namun, saat ini ada banyak ragam jenis baterai di Indonesia. Mulai dari NCM hingga LFP, sehingga pemerintah merasa perlu adanya standarisasi demi mempermudah konsumen.
“Baterai itu semakin lama harus semakin jauh jarak tempuhnya dan efisien, tentu harganya harus lebih murah. Itu yang dicari oleh para inovator agar bagaimana membuat baterai seperti itu,” ujar Menperin Agus di pameran IIMS 2024, Kamis (15/2/2024).
Menperin juga menegaskan bahwa pemerintah terus memformulasikan insentif yang dapat menarik investor untuk membangun pabrik baterai di Indonesia. Sehingga, kandungan lokal dalam baterai kendaraan listrik semakin tinggi.
“Pasti dong (siapkan insentif). Kita sudah siapkan insentif semua kita bisa siapakan untuk komeptitif dengan Thailand. Tetap kita jalankan tetap ada. Base-nya tetap TKDN ga bisa kita lepas,” kata Agus.
“Cuma perbedaannya, nanti yang kita nilai yang fokusnya ada di berat baterainya, berapa besar dia punya konten lokal,” sambungnya. Selain itu, Menperin juga mengungkapkan bahwa pemerintah sedang mengkaji regulasi baterai untuk motor dan mobil.
Konsep regulasi baterai untuk motor akan segera diluncurkan, dan tripartit antara Kemenperin, PLN, dan pelaku usaha segera dibentuk.
“Untuk yang motor, kami akan segera luncurkan konsepnya. Nanti akan ada tripartit antara Kemenperin, PLN, dan pelaku usaha. Kesepahamannya harus ada standarisasi baterai. Kemudian, mobil juga tidak ada salahnya untuk kami standarisasi baterainya,” ungkapnya.
Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, sejumlah produsen sudah menyatakan siap membangun pabrik di Indonesia. Bukan hanya untuk perakitan, tapi juga akan membangun fasilitas produksi baterai.
“Pabrikan mobil listrik beberapa akan melakukan investasi. Seperti tadi Chery akan investasi di Indonesia dan BYD juga akan masuk, termasuk Vinfast. Pemerintah sudah memberikan insentif cukup yaitu insentif pajak pertambahan nilai ditanggung pemerintah (PPN DTP), sekarang dalam tahap proses PMK-nya. Kalau itu dilakukan itu akan sangat membantu,”ucapnya.
(dan)