Ganjar Yakin Indonesia Jadi Basis Industri Otomotif, Ini Syaratnya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pameran Indonesia International Motor Show (IIMS) 2024 di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, menjadi daya tarik berbagai kalangan. Tak terkecuali para tokoh penting di Indonesia seperti Ganjar Pranowo.
Di sela kesibukannya, Ganjar menyambangi pameran IIMS 2024. Kehadirannya dalam ajang tersebut karena senang dengan dunia otomotif dan ingin melihat perkembangan kendaraan terbaru di awal tahun ini.
Saat mengelilingi area pameran IIMS 2024, Ganjar melihat ada banyak teknologi baru yang pamerkan masing-masing brand. Ini membuatnya yakin Indonesia mampu menjadi basis otomotif di kawasan ASEAN dan Asia Tenggara.
“Sekarang (masuk era) transformasi teknologi, dan disiapkan kawasan industrinya, marketnya kan juga bagus. Kalau transfer teknologinya berjalan dengan market yang gede begini, kita pasti bisa jemput bola,” kata Ganjar di arena IIMS 2024 , Kamis (22/2/2024) malam.
Keyakinan tersebut berasal dari banyaknya produsen yang meramaikan industri otomotif di Indonesia. Menurutnya, hal ini menjadi bukti bahwa Indonesia memiliki pasar yang sangat besar dan penting bagi sejumlah produsen mobil.
“Pasti itu akan mendorong industri mobil dalam negeri juga tumbuh, ada pengalaman Hyundai, Kia, dan Chery. Dulu kan (jumlah pabrikan) sedikit, sekarang jumlahnya sudah sebanyak ini,” ujarnya.
Tetapi, Ganjar juga mengungkap tantangan yang harus diantisipasi pemerintah dalam realisasi target ini. Yaitu mempersiapkan sumber daya manusia (SDM), teknologi, dan ilmu pengetahuan. “Jadi tugas pemerintah itu menciptakan SDM berkualitas supaya jemput bolanya cepat,” ucap dia.
Khusus otomotif, Ganjar mengatakan pertumbuhannya sangat signifikan meski pasarnya masih tertahan di 1 juta unit untuk kendaraan roda empat. Kendati begitu, ada potensi besar apabila dapat dikelola dengan baik.
“Saya lagi ngelihat ekonomi Indonesia sebenarnya realnya tumbuhnya seperti apa. Tetapi khusus untuk otomotif sih menggembirakan menurut saya, karena ada antusiasme pasar yang cukup bagus,” tuturnya.
“Di industri ini mudah-mudahan menjadi sesuatu yang memberikan optimisme kepada ekonomi. Ya memang kita punya tugas berikutnya agar harga berasnya enggak mahal gitu,” kata Ganjar.
Di sela kesibukannya, Ganjar menyambangi pameran IIMS 2024. Kehadirannya dalam ajang tersebut karena senang dengan dunia otomotif dan ingin melihat perkembangan kendaraan terbaru di awal tahun ini.
Saat mengelilingi area pameran IIMS 2024, Ganjar melihat ada banyak teknologi baru yang pamerkan masing-masing brand. Ini membuatnya yakin Indonesia mampu menjadi basis otomotif di kawasan ASEAN dan Asia Tenggara.
“Sekarang (masuk era) transformasi teknologi, dan disiapkan kawasan industrinya, marketnya kan juga bagus. Kalau transfer teknologinya berjalan dengan market yang gede begini, kita pasti bisa jemput bola,” kata Ganjar di arena IIMS 2024 , Kamis (22/2/2024) malam.
Keyakinan tersebut berasal dari banyaknya produsen yang meramaikan industri otomotif di Indonesia. Menurutnya, hal ini menjadi bukti bahwa Indonesia memiliki pasar yang sangat besar dan penting bagi sejumlah produsen mobil.
“Pasti itu akan mendorong industri mobil dalam negeri juga tumbuh, ada pengalaman Hyundai, Kia, dan Chery. Dulu kan (jumlah pabrikan) sedikit, sekarang jumlahnya sudah sebanyak ini,” ujarnya.
Tetapi, Ganjar juga mengungkap tantangan yang harus diantisipasi pemerintah dalam realisasi target ini. Yaitu mempersiapkan sumber daya manusia (SDM), teknologi, dan ilmu pengetahuan. “Jadi tugas pemerintah itu menciptakan SDM berkualitas supaya jemput bolanya cepat,” ucap dia.
Khusus otomotif, Ganjar mengatakan pertumbuhannya sangat signifikan meski pasarnya masih tertahan di 1 juta unit untuk kendaraan roda empat. Kendati begitu, ada potensi besar apabila dapat dikelola dengan baik.
“Saya lagi ngelihat ekonomi Indonesia sebenarnya realnya tumbuhnya seperti apa. Tetapi khusus untuk otomotif sih menggembirakan menurut saya, karena ada antusiasme pasar yang cukup bagus,” tuturnya.
“Di industri ini mudah-mudahan menjadi sesuatu yang memberikan optimisme kepada ekonomi. Ya memang kita punya tugas berikutnya agar harga berasnya enggak mahal gitu,” kata Ganjar.
(msf)