Penjualan Mobil Listrik Masih Rendah, Toyota Yakin Hybrid Lebih Baik untuk Iklim

Senin, 11 Maret 2024 - 08:03 WIB
loading...
Penjualan Mobil Listrik...
Toyota tetap fokus pada kendaraan hybrid dan tidak banyak berinvestasi di mobil listrik karena alasannya sendiri. Foto: Reuters
A A A
AMERIKA - Setahun lalu Toyota mengakui bahwa mereka ketinggalan dalam hal kendaraan listrik (electric vehicle/EV). CEO-nya, Akio Toyoda, mundur dari jabatan, menyebut dirinya sebagai orang "kuno" yang tidak cocok memimpin produsen mobil terbesar di dunia menyambut revolusi EV.

Namun sejak itu, perusahaan Jepang ini tidak banyak berinvestasi menuju masa depan serba elektrik. Alih-alih, mereka tetap mantap memproduksi mobil hybrid yang laris manis, meskipun kendaraan hybrid dianggap mengeluarkan lebih banyak polusi gas rumah kaca daripada EV.

Pakar otomotif mengatakan bahwa sikap Toyota menolak EV bukanlah sebuah kesalahan, melainkan strategi terencana untuk memberi konsumen apa yang mereka inginkan.

Meski penjualan EV meningkat, permasalahan seperti harga yang mahal, jangkauan baterai, dan stasiun pengisian daya yang terbatas menurunkan tingkat permintaan.

Keputusan Toyota untuk mendukung hybrid terbukti menguntungkan: mereka mengalahkan para pesaingnya, termasuk Tesla yang serba elektrik.

Secara global, Toyota menjual 11,2 juta mobil tahun lalu, lebih banyak dari produsen mobil mana pun. Sepertiganya adalah hybrid; kurang dari 1% adalah EV.

Melobi Pemerintah
Penjualan Mobil Listrik Masih Rendah, Toyota Yakin Hybrid Lebih Baik untuk Iklim

Analisis InfluenceMap (organisasi pemikir kebijakan iklim) menunjukkan seberapa keras Toyota melobi pemerintah di seluruh dunia agar mobil hybrid tetap digemari selama beberapa dekade mendatang.

Di beberapa pasar paling penting, termasuk Amerika, Toyota gencar menantang keputusan yang menempatkan EV sebagai pusat transisi energi bersih di sektor transportasi.

Kepada CNN, Toyota mengatakan bahwa mereka berbagi "tujuan untuk mengurangi karbon sebanyak mungkin, sesegera mungkin."

Tetapi perusahaan tersebut sangat kritis terhadap kebijakan kendaraan listrik (EV) dari pemerintahan Presiden Joe Biden. Terutama aturan yang diusulkan tentang mewajibkan hingga dua pertiga dari penjualan mobil baru sebagai EV pada awal dekade berikutnya.

Beberapa ahli mengatakan lobi Toyota menahan industri EV, serta rencana Toyota akan memiliki implikasi besar bagi pemanasan global.



Transportasi darat menyumbang sekitar 25% polusi karbon global. Sebagai pemimpin industri, apapun yang Toyota lakukan, para pesaingnya akan mempertimbangkan untuk mengikutinya.

Jika Toyota mengadopsi EV lebih cepat, itu akan mendorong yang lain ke arah yang sama, kata Daniel Sperling, direktur pendiri Institute of Transportation Studies di University of California.

"Itu akan memberi lebih banyak tekanan pada Ford atau GM untuk bergerak lebih cepat," katanya. "Ini akan memberi tekanan pada EPA untuk bergeraklebihcepat."
(dan)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Tantangan Produsen Mobil...
Tantangan Produsen Mobil Listrik China di Asia Tenggara: Realitas vs. Ambisi
Pabrik Hyundai di Georgia...
Pabrik Hyundai di Georgia Siap Produksi Ioniq 9 Tepat Waktu
China Siap Aliri Energi...
China Siap Aliri Energi dari Luar Angkasa ke Mobil Listrik
Jeremy Clarkson Yakin...
Jeremy Clarkson Yakin Bisa Kalahkan Elon Musk Soal Ulasan Buruk Tesla
BYD Luncurkan SUV Plug-In...
BYD Luncurkan SUV Plug-In Hybrid Denza N9 di China
Toyota Siap Hadirkan...
Toyota Siap Hadirkan Pabrik Daur Ulang Kendaraan di Inggris
Mobil Jepang Dominan:...
Mobil Jepang Dominan: Ini Dia Daftar Mobil Paling Andal 2025 Versi J.D. Power!
Honda Luncurkan Modul...
Honda Luncurkan Modul Sel Bahan Bakar Generasi Terbaru
Pabrikan China Siap...
Pabrikan China Siap Bantu Indonesia Bikin Mobil Nasional
Rekomendasi
Biodata dan Agama Tevin...
Biodata dan Agama Tevin Farmer, Eks Juara Dunia yang Dirampok Kemenangannya
Turun Tipis, Harga Emas...
Turun Tipis, Harga Emas Hari Ini Rp1.819.000 per Gram
Digempur Sanksi Barat,...
Digempur Sanksi Barat, Rusia Malah Cetak 15 Miliarder Baru
Riwayat Penyakit Ray...
Riwayat Penyakit Ray Sahetapy sebelum Meninggal, Berjuang Melawan Stroke sejak 2023
5 Rekor Tinju Abadi...
5 Rekor Tinju Abadi yang Sulit Dipecahkan Sepanjang Masa
Sudah Terbang di Samudra...
Sudah Terbang di Samudra Hindia, Pesawat Ini Putar Balik ke Bandara setelah Penumpang Mencoba Buka Pintu
Berita Terkini
Elon Musk Minta Dalang...
Elon Musk Minta Dalang Pengrusakan Dealer Tesla Ditangkap, Sebut Aksi Protes Sebagai Terorisme Domestik Skala Luas!
1 jam yang lalu
Protes Anti-Elon Musk...
Protes Anti-Elon Musk Mengguncang Dealer Tesla di Seluruh Dunia!
1 jam yang lalu
Kenapa setelah Ganti...
Kenapa setelah Ganti Kampas Rem Jadi Tidak Pakem?
19 jam yang lalu
Mudik Lebaran 2025:...
Mudik Lebaran 2025: Panduan Lengkap Tarif Tol Trans Jawa dan Strategi Perjalanan!
20 jam yang lalu
Volvo Panggil Pulang...
Volvo Panggil Pulang Mantan CEO Hakan Samuelsson: Jurus Pamungkas Hadapi Badai Industri Otomotif!
21 jam yang lalu
Jakarta Ditinggal Jutaan...
Jakarta Ditinggal Jutaan Kendaraan: Arus Mudik Lebaran 2025 Pecahkan Rekor!
21 jam yang lalu
Infografis
Lebih Baik Minum Air...
Lebih Baik Minum Air Dingin atau Air Hangat saat Buka Puasa?
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved