SPKLU Fast Charging Bisa Bikin Baterai Mobil Listrik Cepat Rusak? Cek Faktanya

Minggu, 31 Maret 2024 - 22:36 WIB
loading...
SPKLU Fast Charging Bisa Bikin Baterai Mobil Listrik Cepat Rusak? Cek Faktanya
Stasiun pengisian daya mobil listrik. FOTO/ DOK SINDOnews
A A A
JAKARTA - Baterai menjadi komponen terpenting pada kendaraan listrik yang berperan memberikan sumber energi ke seluruh perangkat mobil. Tapi, benarkah fitur fast charging atau pengisian daya cepat bisa membuat baterai cepat rusak?


Pengamat otomotif sekaligus pakar teknologi mobil listrik Institut Teknologi Bandung (ITB) Agus Purwadi, mengatakan sebisa mungkin fitur tersebut digunakan hanya dalam keadaan darurat.

Menurutnya, kebiasaan mengisi daya baterai dengan fitur fast charging dapat menurunkan kualitas baterai. Sehingga usia baterai mobil listrik akan lebih cepat menurun ketimbang perkiraan dari pabrikan.

“Untuk pegecasan cepat itu memang semua jenis baterai tidak direkomendasikan nanti usianya akan menurun. Paling tidak itu medium. Menurut saya bukan pengisian cepat yang diperbanyak, dan itu hanya untuk keadaann darurat saja,” kata Agus saat dihubungi MNC Portal.

Agus juga menyampaikan bahwa fitur fast charging sebenarnya memaksa baterai agar terisi daya lebih cepat dengan tegangan listrik yang tinggi. Hal tersebut yang membuat sel baterai akan melemah, sehingga kualitasnya akan menurun dalam waktu singkat.

“Jadi pada prinsipnya baterai punya AH, amper hours. Biasanya paling cepat itu normalnya hitungan jam. Kalau fast charging itu di bawah hour kan, menitan. Berarti charging-nya 2 kali kapasitas, dipaksa lah artinya, otomatis termal naik. Kalau termal naik, keawetannya turun,” ujar Agus.

Saat ini, keraguan masyarakat dalam membeli kendaraan listrik adalah proses pengisian baterai yang membutuhkan waktu cukup lama. Berbeda dengan kendaraan konvensional yang hanya butuh waktu paling lama 10 sampai 15 menit.

“Bagi baterai, fast charging itu memperpendek usia baterai. Itu sangat-sangat berpengaruh. Masalahnya, pengguna kan maunya cepat. Tapi lithium ferro-phosphate (LFP) itu relatif termalnya baik, tinggi, jadi relatif aman kalau mau cas cepat. Itu masih aman,” ucapnya.

Menurutnya, pemerintah dan produsen mobil listrik perlu memperbanyak jumlah SPKLU (Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum) dengan jenis medium. Ini dirasa paling cocok bagi kendaraan listrik agar usia baterai sesuai dengan perhitungan pabrikan.

“Terpenting adalah persebaran SPKLU diperbanyak dan merata sehingga pengguna kendaraan listrik tak perlu pengisian cepat. Karena secepat-cepatnya masih di atas 30 menit untuk fast charging, dan itu pun tidak direkomendasikan. Jadi yang pas itu medium charging yang harus tersebar, kapasitasnya juga sudah 15 kW jadi sudah cukup lah,” ungkapnya.
(wbs)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1524 seconds (0.1#10.140)