Rasakan Bantingan dan Terabasan Yamaha WR155R di Bukit Hambalang
loading...
A
A
A
BOGOR - Pada akhir tahun lalu, Yamaha mengeluarkan trail terbarunya, WR 155R. Satu unit motor yang mengusung tema The Real Adventure Partner ini dijual seharga Rp36,9 juta. BACA JUGA-Cemaskan Dunia, Bintang Berukuran 700 Kali Lebih Besar dari Matahari Meredup
Sejak peluncurannya pada Desember 2019, Yamaha menjualnya secara inden. Baru pada Maret 2020 lalu, perusahaan mulai mengirimkan sebanyak seribu unit ke pemesan. BACA JUGA - Mengenang Jasa Buick 8 'Mobil Curian' Saksi Sejarah Kemerdekan RI
Meski harga jualnya lebih mahal dibandingkan kompetitor, tetapi WR 155R digadang memiliki banyak kelebihan dibandingkan merek lain.
“Dari teknologi, cc, dan kita ciptakan untuk onroad dan offroad. Ternyata konsumen bisa terima juga,” tutur Antonius Widiantoro,
Manager of Public Relations Yamaha Indonesia, di Bukit Hambalang, Bogor, Senin (17/8/2020).
Bertepatan dengan hari kemerdekaan ke-75 Indonesia, Yamaha mengajak belasan media massa nasional untuk menjajal WR 155R di jalur onroad dan offroad.
Perjalanan onroad di tempuh dari DDS 1 Yamaha Jakarta menuju Sentul Bogor. Rombongan kemudian menempuh jalur offroad dari Sentul ke Bukit Hambalang, kemudian dilanjutkan ke Goa Galunggang.
Jalur bebatuan, pasir, hingga lumpur tanah, menjadi tantangan sepanjang jalur yang harus dilalui oleh rombongan. Jatuh bangun para peserta dari tunggangannya menghiasi perjalanan.
WR 155R membuktikan ketangguhannya. Meski melewati jalan naik-turun yang sulit, penyematan suspensi teleskopik berdiameter 41 mm dengan panjang 899,1 mm, mampu menerjang tanpa ada satupun kerusakan.
Berkat penyematan radiator, trail tak mengalami kepanasan mesin meski dikendarai secara ekstrem. Performanya pun tak menurun, sama seperti ketika ditunggangi di jalan beraspal.
Akselerasinya mempuni untuk menempuh jalur. Dengan lima percepatan, WR 155R tergolong nyaman untuk dikendarai di tanah berpasir yang kering maupun basah.
Namun, dengan bobot 134 kg (curb weight), roda dua ini relatif berat. Minimal butuh dua orang untuk membangunkan motor kembali ketika terjatuh di jalur offroad.
“Hari ini dengan protokol kesehatan yang ketat, kita mulai lagi riding. Dari Desember belum ada kesempatan karena pandemi,” tandas Anton.
Sejak peluncurannya pada Desember 2019, Yamaha menjualnya secara inden. Baru pada Maret 2020 lalu, perusahaan mulai mengirimkan sebanyak seribu unit ke pemesan. BACA JUGA - Mengenang Jasa Buick 8 'Mobil Curian' Saksi Sejarah Kemerdekan RI
Meski harga jualnya lebih mahal dibandingkan kompetitor, tetapi WR 155R digadang memiliki banyak kelebihan dibandingkan merek lain.
“Dari teknologi, cc, dan kita ciptakan untuk onroad dan offroad. Ternyata konsumen bisa terima juga,” tutur Antonius Widiantoro,
Manager of Public Relations Yamaha Indonesia, di Bukit Hambalang, Bogor, Senin (17/8/2020).
Bertepatan dengan hari kemerdekaan ke-75 Indonesia, Yamaha mengajak belasan media massa nasional untuk menjajal WR 155R di jalur onroad dan offroad.
Perjalanan onroad di tempuh dari DDS 1 Yamaha Jakarta menuju Sentul Bogor. Rombongan kemudian menempuh jalur offroad dari Sentul ke Bukit Hambalang, kemudian dilanjutkan ke Goa Galunggang.
Jalur bebatuan, pasir, hingga lumpur tanah, menjadi tantangan sepanjang jalur yang harus dilalui oleh rombongan. Jatuh bangun para peserta dari tunggangannya menghiasi perjalanan.
WR 155R membuktikan ketangguhannya. Meski melewati jalan naik-turun yang sulit, penyematan suspensi teleskopik berdiameter 41 mm dengan panjang 899,1 mm, mampu menerjang tanpa ada satupun kerusakan.
Berkat penyematan radiator, trail tak mengalami kepanasan mesin meski dikendarai secara ekstrem. Performanya pun tak menurun, sama seperti ketika ditunggangi di jalan beraspal.
Akselerasinya mempuni untuk menempuh jalur. Dengan lima percepatan, WR 155R tergolong nyaman untuk dikendarai di tanah berpasir yang kering maupun basah.
Namun, dengan bobot 134 kg (curb weight), roda dua ini relatif berat. Minimal butuh dua orang untuk membangunkan motor kembali ketika terjatuh di jalur offroad.
“Hari ini dengan protokol kesehatan yang ketat, kita mulai lagi riding. Dari Desember belum ada kesempatan karena pandemi,” tandas Anton.
(wbs)