Kalah Bersaing, BYD Ejek AS dan Eropa Takut dengan Mobil Listrik China

Senin, 10 Juni 2024 - 14:12 WIB
loading...
Kalah Bersaing, BYD...
Diler BYD yang baru saja dibuka di Thailand. Mobil listrik asal China berupaya untuk menaklukkan dunia. Foto: ist
A A A
JAKARTA - Eropa dan Amerika ramai-ramai berupaya menghambat masuknya mobil listrik buatan China ke wilayah mereka. Salah satu strateginya adalah mengenakan tarif atau pajak yang mahal.

CEO BYD Wang Chuanfu mengatakan, banyak politisi yang khawatir dengan mobil listrik China yang murah, terutama di AS dan Eropa.

“Jika Anda tidak cukup kuat, mereka tidak akan takut pada Anda,” kata Wang pada sebuah acara industri akhir pekan lalu.

Ia menambahkan, "ada banyak contoh politisi di negara lain yang khawatir tentang mobil listrik di China."

Komentar ini muncul saat AS dan Eropa bertujuan untuk menghambat impor mobil listrik China dengan tarif baru.

CEO BYD mengatakan bahwa tarif tersebut merupakan bukti kekuatan industri otomotif China.

Wang menyebut bahwa AS berupaya menaikkan tarif impor produk buatan China, termasuk mobil listrik, baterai, dan mineral penting.

Uni Eropa juga diperkirakan akan segera memberlakukan tarif baru yang ditujukan untuk mobil listrik China. Eropa meluncurkan penyelidikan terhadap mobil listrik buatan China karena pasar global "sekarang dibanjiri mobil listrik yang lebih murah," kata Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen pada September 2023.

China sejak itu mengancam akan membalas dengan tarif 25% untuk impor karena ketegangan perdagangan global memanas.

Mobil listrik buatan China mengambil alih pasar global

BYD membukukan penjualan tertinggi kedua bulan lalu setelah memperkenalkan serangkaian mobil listrik (dan PHEV) baru dengan harga lebih rendah.

BYD Seagull baru, mobil listrik termurahnya, dibanderol mulai USD9.700 (Rp160 juta) di China. Bahkan di pasar luar negeri, "mini Lamborghini" (karena mantan desainer Lamborghini Wolfgang Egger memimpin desainnya) masih menjadi salah satu pilihan listrik termurah.

Di Brazil, Seagull EV dimulai dengan harga sekitar USD20.000 (Rp325 juta).

Kapal pengangkut mobil BYD, Explorer No 1, sudah mendarat di Pelabuhan Suape Brazil awal pekan ini, menurunkan 7.000 kendaraan energi baru (EV dan PHEV).

Explorer pertama kali berlabuh di Jerman pada Februari 2024, membawa 3.000 unit kendaraan, seiring BYD memperluas mereknya secara global.



Menurut perusahaan pengumpul data global Dataforce, mobil listrik China, seperti BYD dan MG, menyumbang sekitar 9% dari mobil listrik yang terjual di Eropa tahun lalu. Namun, angka itu diperkirakan akan meningkat pesat selama beberapa tahun ke depan.

Kelompok lobi Eropa Transport and Environment menyebut bahwa mobil listrik China dapat mencapai seperempat dari mobil listrik yang terjual di Eropa tahun ini.

Setelah mengalahkan VW, menjadi produsen mobil terlaris di China tahun lalu, BYD ingin mengambil alih pasar global.

Saat berbicara di depan audiens pada hari Jumat, Wang mengatakan industri harus menyambut persaingan sehat jika ingin mengelolatransisikeEV.
(dan)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1242 seconds (0.1#10.140)