Riset Counterpoint: Hybrid Bakal Kalahkan Mobil Listrik, ICE Terus Turun di 2024

Selasa, 09 Juli 2024 - 08:04 WIB
loading...
Riset Counterpoint:...
Honda CR-V e:HEV, salah satu SUV hybrid yang sudah dipasarkan di Indonesia. Foto: HPM
A A A
JAKARTA - Lembaga riset Counterpoint memproyeksikan pasar kendaraan listrik baterai (BEV) mencapai penjualan 10 juta unit pada 2024. Menariknya, kendaraan hybrid justru akan terus meroket dan bahkan mengalahkan mobil listrik. Sementara, mobil bermesin bensin atau ICE terus turun.

Berikut beberapa hasil analisis dari Counterpoint:

- Pangsa pasar kendaraan bermesin pembakaran internal (ICE) diperkirakan turun di bawah 50% dalam empat tahun ke depan.

- Dominasi China. China akan tetap mendominasi penjualan BEV global hingga tahun 2027, dengan pangsa pasar lebih dari 50%.

- Pertumbuhan Pasar Eropa dan AS. Mulai 2025, Eropa dan Amerika Serikat akan menjadi pendorong utama pertumbuhan pasar BEV.

- BYD Melampaui Tesla. Penjualan BEV BYD diprediksi akan melampaui Tesla pada tahun 2024.

- Dominasi Kendaraan Hibrida: Kendaraan hibrida (PHEV dan HEV) akan mendominasi segmen kendaraan listrik dalam waktu dekat.

Riset Counterpoint menunjukkan bahwa pasar kendaraan listrik global sedang mengalami pergeseran secara signifikan. Penjualan BEV yang terus meningkat, dikombinasikan dengan penurunan pangsa pasar kendaraan konvensional, menunjukkan bahwa transisi menuju kendaraan listrik sedang berlangsung.

Dominasi China

Dominasi China dalam pasar BEV menunjukkan bahwa negara ini telah menjadi pemimpin global dalam adopsi dan produksi kendaraan listrik. Namun, pertumbuhan pasar yang kuat di Eropa dan Amerika Serikat menunjukkan bahwa kendaraan listrik semakin populer di seluruh dunia.

Analis Riset Abhik Mukherjee mengatakan, dengan merombak rantai pasokan dan bersiap untuk memproduksi EV terjangkau dengan harga di bawah USD35.000 (Rp550 juta), produsen mobil seperti Ford, GM, Stellantis, dan Volkswagen memposisikan diri mereka untuk bersaing dengan pemimpin pasar.

“Perombakan strategis ini bertujuan tidak hanya untuk memenuhi peraturan emisi yang lebih ketat tetapi juga untuk memanfaatkan subsidi yang berkembang dan permintaan konsumen yang meningkat, sehingga merevitalisasi pasar BEV global mulai akhir 2025."

Fakta bahwa BYD diproyeksikan melampaui Tesla dalam penjualan BEV pada 2024 menunjukkan bahwa persaingan di pasar kendaraan listrik semakin ketat. Produsen mobil tradisional juga berusaha meningkatkan produksi BEV mereka untuk bersaing dengan pemimpin pasar.

“Tarif baru UE untuk kendaraan listrik China bertujuan untuk menciptakan persaingan yang adil bagi produsen kendaraan listrik Eropa, yang kesulitan bersaing dengan impor China yang harganya lebih murah. Tarif ini mungkin akan mendorong produsen mobil China menuju pasar negara berkembang seperti Timur Tengah dan Afrika, Amerika Latin, Asia Tenggara, Australia, dan Selandia Baru,” ujar Direktur Counterpoint Liz Lee.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2087 seconds (0.1#10.140)