Tidak Ada Solusi Sakti untuk Transisi Energi: Toyota Indonesia Usung Strategi Multi-Pathway Menuju Nol Emisi Karbon

Senin, 04 November 2024 - 08:08 WIB
loading...
Tidak Ada Solusi Sakti...
Data menunjukkan bahwa 80-90% emisi sektor transportasi di Indonesia berasal dari transportasi jalan, seperti mobil, bus, dan truk. Foto: Toyota Indonesia
A A A
DEPOK - Di tengah krisis iklim yang semakin memprihatinkan, transisi energi menjadi agenda krusial bagi Indonesia. Namun, mencapai Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060 bukanlah perkara mudah dan membutuhkan solusi komprehensif yang melibatkan berbagai pihak.

PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), dalam seminar nasional "Strategi Percepatan Transisi Energi" di Universitas Indonesia (UI) belum lama ini menegaskan bahwa tidak ada "solusi sakti" untuk transisi energi.

"Kami percaya bahwa tidak ada solusi tunggal untuk menuju Net Zero Emission," tegas Nandi Julyanto, Presiden Direktur PT TMMIN. "Semua solusi dan teknologi memiliki perannya masing-masing dalam memberikan kontribusi bagi penurunan emisi."

Seminar ini merupakan puncak dari seri seminar "100 Tahun Industri Otomotif Indonesia, Mewujudkan Indonesia Net Zero Emission" yang telah diselenggarakan di tujuh universitas terkemuka di Indonesia.

Yakni Universitas Diponegoro (UNDIP) Semarang, Universitas Udayana Bali, Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya, Institut Teknologi Bandung (ITB) Bandung, Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, dan Universitas Gajah Mada (Yogyakarta).

Seminar tersebut juga menghadirkan para pakar dari berbagai sektor, menciptakan kolaborasi "Triple Helix" antara Pemerintah, Akademisi, dan Industri.

Prof. Iwan Jaya Azis, pakar ekonomi dari Cornell University, New York, Amerika Serikat, yang hadir sebagai pembicara, memperingatkan tentang betapa pentingnya tantangan emisi karbon secara nasional maupun secara global.

“Perubahan iklim adalah isu atau ‘gajah di dalam ruangan’ yang tidak bisa kita abaikan begitu saja,” ujarnya. Ia mengutip fakta bahwa emisi CO₂ di Indonesia kini mencapai 750 juta ton per tahun, atau sekitar 3 ton per kapita.

Ia juga menambahkan bahwa “Net Zero Emission” ini adalah sebuah strategi atau jalan tengah yang ideal untuk mencapai keberlanjutan energi hijau tanpa mengorbankan pertumbuhan ekonomi.

Karena itu, implementasi strategis sangat diperlukan untuk mempercepat transisi energi. Implementasi green energi juga dapat direalisasikan sebagai aktivitas dekarbonisasi. “Tidak hanya membantu pertumbuhan ekonomi, namun juga berkontribusi bagi kesejahteraan petani Indonesia melalui positive cycle,” tambah Bob Azam Wakil Presiden Direktur PT TMMIN.

Mengapa Tidak Ada Solusi Tunggal?

Transisi energi adalah proses kompleks yang melibatkan berbagai aspek, mulai dari teknologi, ekonomi, sosial, hingga politik. Tidak ada satu teknologi pun yang dapat menyelesaikan semua permasalahan dalam transisi energi.

Indra Chandra Setiawan, Project General Manager Toyota Motor Asia, menjelaskan, "Emisi terbesar di Indonesia berasal dari sektor transportasi jalan. Fokus kita harus menyeluruh pada permasalahan ini."

Data menunjukkan bahwa 80-90% emisi sektor transportasi di Indonesia berasal dari transportasi jalan, seperti mobil, bus, dan truk. Oleh karena itu, diperlukan berbagai solusi untuk mengurangi emisi di sektor ini.

Strategi Multi-Pathway Toyota Indonesia
Tidak Ada Solusi Sakti untuk Transisi Energi: Toyota Indonesia Usung Strategi Multi-Pathway Menuju Nol Emisi Karbon

Toyota Indonesia mengusung strategi "Multi-pathway" dalam mendukung transisi energi. Strategi ini melibatkan pengembangan beragam teknologi kendaraan rendah emisi, antara lain:

- Kendaraan Konvensional Hemat Bahan Bakar: Meningkatkan efisiensi bahan bakar untuk mengurangi konsumsi dan emisi.

- Kendaraan dengan Bahan Bakar Biofuel: Memanfaatkan biofuel seperti biodiesel dan bioetanol sebagai alternatif bahan bakar fosil.

- Kendaraan Elektrifikasi: Mengembangkan berbagai jenis kendaraan listrik, termasuk Hybrid Electric Vehicle (HEV), Plug-in Hybrid Electric Vehicle (PHEV), dan Battery Electric Vehicle (BEV).

- Kendaraan Bertenaga Hidrogen: Menjelajahi potensi Fuel Cell Electric Vehicle (FCEV) sebagai solusi mobilitas masa depan.
Kolaborasi dengan Pertamina

Toyota Indonesia juga berkolaborasi dengan Pertamina untuk menyediakan energi rendah karbon. "Dengan perpaduan ini, kami harapkan emisi bisa turun secara signifikan," ujar Indra.

Pentingnya Aksesibilitas dan Keterjangkauan

Agus Pramono, anggota Dewan Energi Nasional (DEN), menekankan pentingnya aksesibilitas dan keterjangkauan energi terbarukan. "Energi terbarukan harus 'ada, dapat diakses, dan terjangkau' agar transisi energi dapat berjalan dengan baik di seluruh lapisan masyarakat," ujarnya.

Indra menambahkan, "Praktik, berkelanjutan, dan harus bisa diakses secara masif. Karena kalau cuma segelintir orang, dampaknya
tidak signifikan."

Beyond Zero: Visi Toyota untuk Masa Depan Berkelanjutan

Strategi multi-pathway Toyota Indonesia sejalan dengan visi global "Beyond Zero" yang bertujuan untuk mencapai netralitas karbon melalui beragam solusi teknologi.

Visi ini mencakup tidak hanya pengurangan emisi, tetapi juga dampak keberlanjutan lingkungan dan ketahanan energi.

Transisi energi sendiri merupakan upaya kolektif yang memerlukan kontribusi dari semua pihak. Tidak ada solusi tunggal yang dapat menyelesaikan permasalahan kompleks tersebut.



Strategi multi-pathway Toyota Indonesia menunjukkan komitmen perusahaan dalam mendukung Indonesia mencapai target NZE 2060 melalui pengembangan beragam teknologi kendaraan rendah emisi dan kolaborasi dengan berbagai pemangkukepentingan.

MG/Patrick Daniel H.W.
(dan)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2673 seconds (0.1#10.140)