Permintaan Menurun, Nissan Batal Hadirkan SUV Listrik Terbaru
loading...
A
A
A
NEW YORK - Nissan, salah satu pelopor kendaraan listrik awal dengan peluncuran Leaf pada tahun 2009, kini telah mengambil langkah drastis dengan membatalkan rencana untuk memproduksi SUV listrik kecil di Amerika Serikat.
Menurut laporan Auto News, model tersebut, yang dikenal dengan kode PZ1L, seharusnya dibuat di pabrik Nissan di Canton, Mississippi, tetapi perusahaan tersebut kini memutuskan untuk tidak melanjutkannya.
Model PZ1L, yang dikatakan lebih besar dari Leaf tetapi lebih kecil dari Rogue, masih dalam tahap perencanaan untuk diproduksi di pabrik Nissan di Sunderland, Inggris.
Meski demikian, Nissan tetap berkomitmen untuk memproduksi dua model SUV listrik lainnya di Amerika Serikat.
Juru bicara Nissan Brian Brockman menjelaskan bahwa perusahaan ingin fokus pada model EV lain yang lebih cocok untuk pasar Amerika dan diperkirakan akan memiliki permintaan lebih tinggi.
Hasil ini diyakini disebabkan oleh tingkat adopsi kendaraan listrik yang lebih lambat dari yang diharapkan di Amerika Serikat.
Faktor politik juga berperan, dengan kemungkinan adanya perubahan kebijakan seiring Donald Trump berjanji untuk mengakhiri kebijakan yang mendukung kendaraan listrik seperti “Green New Deal” dan mencabut subsidi pajak sebesar USD7.500 untuk pembelian kendaraan listrik.
Jika ini terjadi, biaya kepemilikan kendaraan listrik di negara ini akan meningkat secara signifikan.
Meskipun menghadapi tantangan ini, Nissan masih menunjukkan komitmennya terhadap elektrifikasi dengan mengejar proyek lain yang lebih relevan dengan pasar AS.
Masa depan pasar kendaraan listrik global masih dinamis, dan keputusan strategis seperti ini menunjukkan pentingnya beradaptasi dengan perubahan permintaan dan kebijakan pemerintah.
Menurut laporan Auto News, model tersebut, yang dikenal dengan kode PZ1L, seharusnya dibuat di pabrik Nissan di Canton, Mississippi, tetapi perusahaan tersebut kini memutuskan untuk tidak melanjutkannya.
Model PZ1L, yang dikatakan lebih besar dari Leaf tetapi lebih kecil dari Rogue, masih dalam tahap perencanaan untuk diproduksi di pabrik Nissan di Sunderland, Inggris.
Meski demikian, Nissan tetap berkomitmen untuk memproduksi dua model SUV listrik lainnya di Amerika Serikat.
Juru bicara Nissan Brian Brockman menjelaskan bahwa perusahaan ingin fokus pada model EV lain yang lebih cocok untuk pasar Amerika dan diperkirakan akan memiliki permintaan lebih tinggi.
Hasil ini diyakini disebabkan oleh tingkat adopsi kendaraan listrik yang lebih lambat dari yang diharapkan di Amerika Serikat.
Faktor politik juga berperan, dengan kemungkinan adanya perubahan kebijakan seiring Donald Trump berjanji untuk mengakhiri kebijakan yang mendukung kendaraan listrik seperti “Green New Deal” dan mencabut subsidi pajak sebesar USD7.500 untuk pembelian kendaraan listrik.
Jika ini terjadi, biaya kepemilikan kendaraan listrik di negara ini akan meningkat secara signifikan.
Meskipun menghadapi tantangan ini, Nissan masih menunjukkan komitmennya terhadap elektrifikasi dengan mengejar proyek lain yang lebih relevan dengan pasar AS.
Masa depan pasar kendaraan listrik global masih dinamis, dan keputusan strategis seperti ini menunjukkan pentingnya beradaptasi dengan perubahan permintaan dan kebijakan pemerintah.
(wbs)