BYD Pecah Rekor! Galang Dana Rp86,7 Triliun, Guncang Pasar Hong Kong!
loading...

BYD mengguncang bursa saham Hong Kong, melanjutkan rencana ekspansi ke berbagai negara di dunia. Foto: Reuters
A
A
A
HONG KONG - Produsen kendaraan listrik asal China, BYD, berhasil menggalang dana sebesar USD5,59 miliar (sekitar Rp86,7 triliun) melalui penjualan saham perdana. Penjualan saham ini merupakan yang terbesar di Hong Kong dalam empat tahun terakhir.
BYD menjual sebanyak 129,8 juta lembar saham, lebih tinggi dari rencana awal yang hanya 118 juta lembar saham.
BYD menyatakan bahwa transaksi ini merupakan penawaran saham lanjutan (follow-on offering) terbesar secara global di sektor otomotif dalam satu dekade terakhir.
Al-Futtaim Family Office yang berbasis di Uni Emirat Arab menjadi investor kunci dalam penjualan saham ini. BYD dan Al-Futtaim Family Office berencana membentuk kemitraan strategis, meskipun BYD tidak mengungkapkan jumlah investasi yang ditanamkan oleh Al-Futtaim Family Office.
Sebagian besar produsen mobil China telah mengincar Timur Tengah untuk meningkatkan penjualan luar negeri mereka dalam beberapa tahun terakhir. Meski, pasar Timur Tengah masih relatif kecil dibanding pasar domestik China.
BYD telah berkembang pesat menjadi produsen mobil terbesar di China sejak 2022, dengan memanfaatkan jajaran kendaraan listrik bertenaga baterai yang terjangkau.
Lebih dari 90% dari total penjualan BYD yang mencapai 4 juta mobil pada tahun 2024 berasal dari China. BYD menguasai lebih dari sepertiga total penjualan mobil listrik murni dan plug-in hybrid di pasar otomotif terbesar di dunia tersebut.
BYD menjual sahamnya dengan harga HKD335,20 (sekitar Rp623.000) per lembar, diskon 7,8% dari harga penutupan saham sebesar HKD363,6 pada hari Senin (3/3). Saham tersebut dipasarkan dalam kisaran harga HKD333 hingga HKD345 per lembar dalam accelerated book build.
Penjualan saham BYD ini merupakan yang terbesar di Hong Kong sejak tahun 2021, ketika Meituan menggalang dana sebesar USD6,9 miliar (sekitar Rp107 triliun), menurut data LSEG.
Para pembuat kebijakan di Tiongkok juga telah mengisyaratkan tingkat dukungan yang lebih tinggi untuk sektor swasta di negara tersebut.
Saham BYD di Hong Kong telah naik 36,38% sepanjang tahun ini, sementara sahamnya yang tercatat di Shenzhen telah menguat 27,4% didukung oleh sentimen sektor teknologi yang membaik.
BYD berencana untuk menggunakan dana hasil penjualan saham untuk investasi dalam penelitian dan pengembangan, ekspansi bisnis di luar negeri, penambahan modal kerja, dan untuk keperluan umum.
BYD terus mempercepat ekspansinya dengan menambah fasilitas produksi dan merekrut lebih banyak pekerja. Target penjualan BYD pada 2025 adalah 5 juta hingga 6 juta mobil, setara dengan General Motors dan Stellantis secara global.
BYD memiliki hampir 1 juta karyawan pada awal September 2024, lebih banyak daripada Toyota dan Volkswagen AG.
Pada Februari 2025, BYD meluncurkan 21 model mobil listrik dan plug-in hybrid dengan harga mulai dari USD9.555 (sekitar Rp148 juta) yang dilengkapi dengan sistem smart driving "God's Eye" untuk tetap kompetitif di pasar domestik.
BYD juga telah meningkatkan upaya ekspor, dengan Brasil sebagai pasar luar negeri terbesarnya pada 2024. Di Eropa, BYD telah meluncurkan model hybrid baru karena kendaraan listriknya menghadapi tarif tambahan sebesar 17% di wilayah tersebut.
Analisis Citigroup menyebutkan bahwa penggalangan dana BYD di Hong Kong akan memungkinkan perusahaan untuk mempercepat rencana bisnis internasionalnya.
“BYD memiliki banyak arus kas bebas dan kas bersih di dalam negeri di China, tetapi tidak fleksibel dan membutuhkan biaya besar untuk mengirimkan RMB dari Tiongkok ke mata uang di luar China," tulis analis Citi, Jeff Chung.
BYD juga terhambat oleh keharusan untuk mendapatkan persetujuan rutin saat melakukan belanja modal di luar negeri,tambahnya.
BYD menjual sebanyak 129,8 juta lembar saham, lebih tinggi dari rencana awal yang hanya 118 juta lembar saham.
BYD menyatakan bahwa transaksi ini merupakan penawaran saham lanjutan (follow-on offering) terbesar secara global di sektor otomotif dalam satu dekade terakhir.
Al-Futtaim Family Office yang berbasis di Uni Emirat Arab menjadi investor kunci dalam penjualan saham ini. BYD dan Al-Futtaim Family Office berencana membentuk kemitraan strategis, meskipun BYD tidak mengungkapkan jumlah investasi yang ditanamkan oleh Al-Futtaim Family Office.
Sebagian besar produsen mobil China telah mengincar Timur Tengah untuk meningkatkan penjualan luar negeri mereka dalam beberapa tahun terakhir. Meski, pasar Timur Tengah masih relatif kecil dibanding pasar domestik China.
BYD telah berkembang pesat menjadi produsen mobil terbesar di China sejak 2022, dengan memanfaatkan jajaran kendaraan listrik bertenaga baterai yang terjangkau.
Lebih dari 90% dari total penjualan BYD yang mencapai 4 juta mobil pada tahun 2024 berasal dari China. BYD menguasai lebih dari sepertiga total penjualan mobil listrik murni dan plug-in hybrid di pasar otomotif terbesar di dunia tersebut.
BYD menjual sahamnya dengan harga HKD335,20 (sekitar Rp623.000) per lembar, diskon 7,8% dari harga penutupan saham sebesar HKD363,6 pada hari Senin (3/3). Saham tersebut dipasarkan dalam kisaran harga HKD333 hingga HKD345 per lembar dalam accelerated book build.
Penjualan saham BYD ini merupakan yang terbesar di Hong Kong sejak tahun 2021, ketika Meituan menggalang dana sebesar USD6,9 miliar (sekitar Rp107 triliun), menurut data LSEG.
Sentimen Positif dan Ekspansi Global
Transaksi ini mencerminkan sentimen yang semakin positif di Hong Kong dan China, terutama di sektor teknologi setelah KTT eksekutif teknologi tingkat tinggi yang dipimpin oleh Presiden Tiongkok Xi Jinping.Para pembuat kebijakan di Tiongkok juga telah mengisyaratkan tingkat dukungan yang lebih tinggi untuk sektor swasta di negara tersebut.
Saham BYD di Hong Kong telah naik 36,38% sepanjang tahun ini, sementara sahamnya yang tercatat di Shenzhen telah menguat 27,4% didukung oleh sentimen sektor teknologi yang membaik.
BYD berencana untuk menggunakan dana hasil penjualan saham untuk investasi dalam penelitian dan pengembangan, ekspansi bisnis di luar negeri, penambahan modal kerja, dan untuk keperluan umum.
BYD terus mempercepat ekspansinya dengan menambah fasilitas produksi dan merekrut lebih banyak pekerja. Target penjualan BYD pada 2025 adalah 5 juta hingga 6 juta mobil, setara dengan General Motors dan Stellantis secara global.
BYD memiliki hampir 1 juta karyawan pada awal September 2024, lebih banyak daripada Toyota dan Volkswagen AG.
Pada Februari 2025, BYD meluncurkan 21 model mobil listrik dan plug-in hybrid dengan harga mulai dari USD9.555 (sekitar Rp148 juta) yang dilengkapi dengan sistem smart driving "God's Eye" untuk tetap kompetitif di pasar domestik.
BYD juga telah meningkatkan upaya ekspor, dengan Brasil sebagai pasar luar negeri terbesarnya pada 2024. Di Eropa, BYD telah meluncurkan model hybrid baru karena kendaraan listriknya menghadapi tarif tambahan sebesar 17% di wilayah tersebut.
Analisis Citigroup menyebutkan bahwa penggalangan dana BYD di Hong Kong akan memungkinkan perusahaan untuk mempercepat rencana bisnis internasionalnya.
“BYD memiliki banyak arus kas bebas dan kas bersih di dalam negeri di China, tetapi tidak fleksibel dan membutuhkan biaya besar untuk mengirimkan RMB dari Tiongkok ke mata uang di luar China," tulis analis Citi, Jeff Chung.
BYD juga terhambat oleh keharusan untuk mendapatkan persetujuan rutin saat melakukan belanja modal di luar negeri,tambahnya.
Lihat Juga :
(dan)