Dorong Layanan Sosial Bagi Disabilitas, Kemensos Gelar Bimtek Terapi Okupasi

Sabtu, 03 Oktober 2020 - 10:39 WIB
loading...
Dorong Layanan Sosial...
Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial, Harry Hikmat menyampaikan materinya tentang Layanan Okupasi dalam Program Asistensi Rehabilitasi Sosial (ATENSI). FOTO/ DOK SINDOnews
A A A
JAKARTA - Dengan menggunakan terapi Okupasi yaitu self care, Kementerian Sosial RI melalui Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial terus berupaya meningkatkan layanan sosial bagi penyandang disabilitas melalui program Asistensi Rehabilitasi Sosial (ATENSI). Salah satu elemen penting dalam intervensi ATENSI adalah terapi, salah satunya terapi okupasi.(Baca juga : Dua Tahun Lagi Australia Punya Hypercar )

Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial, Harry Hikmat menyampaikan materinya tentang Layanan Okupasi dalam Program Asistensi Rehabilitasi Sosial (ATENSI). Materi ini disampaikan pada kegiatan Bimbingan Teknis Kompetensi Penatalaksanaan Terapi Okupasi Petugas Rehabilitasi Sosial Balai Besar/Balai dan Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS).(Baca juga : Wow, Museum Toyota Bisa Jadi Lokasi Foto Pernikahan )

Kegiatan yang diselengggarakan oleh Direktorat Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi petugas rehabilitasi sosial dalam penatalaksanaan terapi okupasi untuk penanganan rehabilitasi sosial penyandang disabilitas. Kegiatan ini juga untuk meningkatkan kemampuan komunikasi dalam layanan langsung kepada penyandang disabilitas sebagai penerima manfaat
Dorong Layanan Sosial Bagi Disabilitas, Kemensos Gelar Bimtek Terapi Okupasi

Rehabilitasi sosial merupakan wujud dari pelayanan sosial yang diberikan kepada penerima manfaat dari tingkat pendapatan rendah hingga tingkat pendapatan tinggi. Pelayanan sosial kepada penyandang disabilitas pun harus merentang dari usia dini hingga lanjut usia. "Kebijakan kedepan, layanan harus multifungsi, yaitu melayani semua ragam disabilitas dari rentang usia dini hingga lanjut usia," jelas Harry.

Penyandang disabilitas sebagai salah satu penerima manfaat rehabilitasi sosial termasuk kelompok rentan, maka perlu disadari bahwa berdasarkan data Susenas Tahun 2018, sebanyak 30,4 juta penyandang disabilitas harus direspon dan diberi pelayanan sosial.

Oleh karena itu, Program ATENSI mengedepankan pendekatan berbasis keluarga, komunitas (LKS) dan residensial (Balai Besar/Balai/Panti) untuk bisa mencakup lebih luas layanan sosial kepada penyandang disabilitas.

ATENSI sebagai program yang sifatnya layanan langsung (direct service) terdiri dari pemenuhan kebutuhan dasar, terapi fisik seperti terapi bicara, terapi okupasi, Activities of Daily Living (ADL), mental spiritual, psikososial dan keterampilan/kewirausahaan, perawatan sosial dan dukungan keluarga.

Terapi okupasi merupakan bentuk layanan kepada individu dengan kelainan fisik, mental dan intelektual yang mengalami gangguan kinerja okupasional melalui aktivitas yang bermakna dan bertujuan.

Harry menerangkan bahwa terapi ini memungkinkan individu untuk berpartisipasi dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, produktivitas dan pemanfaatan waktu luang secara mandiri sehingga meningkatkan kualitas hidup serta menciptakan masyarakat yang inklusif.
Dorong Layanan Sosial Bagi Disabilitas, Kemensos Gelar Bimtek Terapi Okupasi

Lebih lanjut, Harry memaparkan bahwa ada 7 manfaat dalam terapi okupasi, yaitu self care, membantu dalam hal perawatan diri dan mengembangkan kemandirian dalam tugas sehari-hari. Kemudian manfaat productivity, yaitu mengembangkan keterampilan bermain terutama eksplorasi aktivitas dan mengembangkan kemampuan bekerja.

Lalu manfaat leisure, yaitu menggali dan mengembangkan minat bermain seseorang, manfaat sensorimotor yaitu meningkatkan refleks, kekuatan otot, fleksibilitas, kekuatan fisik, meningkatkan motorik kasar serta motorik halus.

Kemudian manfaat kognitif, yaitu kemampuan untuk berkonsentrasi dan ngikuti petunjuk, manfaat pshysocial seperti meningkatkan kepercayaan diri dan kemampuan untuk berinteraksi kelompok. Terakhir manfaat environment, seperti membuat alat bantu yang diperlukan, sesi konsultasi dengan orang tua tentang kegiatan sosial masyarakat hingga sesi konsultasi dengan sekolah mengenai transportasi yang aman.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.4190 seconds (0.1#10.140)