IMI Akan Terbitkan BJB Standarisasi Tata Cara Berkendara Motor Berkelompok

Rabu, 23 September 2020 - 19:31 WIB
loading...
A A A
“Di Indonesia tercatat ada lebih dari 2.800 kecelakaan dan lebih dari 548.000 pelanggaran lalu lintas. Jalan di Indonesia dikuasai oleh pengguna roda dua yaitu sekitar 87,3% dan sisanya pengguna kendaraan lain. Oleh karena itu sudah perlu untuk membuat standarisasi. Saya mengapresiasi IMI yang menginisiasi acara ini agar ke depan berkendara berkelompok harus tahu tekniknya. Mungkin kita paham dalam mengendarai sepeda motor, tapi dalam berkelompok kita harus tahu kapan tarik gas, kapan menjaga jarak, karena ini sebuah tim, maka harus seirama. Jadi memang banyak hal yang harus dipahami dalam berkendara berkelompok.”

Sekretaris Jenderal IMI, Jeffrey JP., menyebutkan bahwa IMI memiliki dua Pilar yaitu Olah Raga/Motorsport dan Mobilitas. Pilar Mobilitas adalah tempat memberikan aspirasi bagi rekan-rekan komunitas penggemar otomotif melalui touring baik itu sepeda motor maupun mobil. Kita harap dalam melakukan touring dapat melakukan edukasi melalui safety riding, mengeksplorasi pariwisata Indonesia, menjaga lingkungan hidup dan melakukan social responsibility.” Jeffrey J.P yang sempat mengendarai motor menuju lokasi pelepasan Tim, juga menyampaikan bahwa dalam kegiatannya, IMI Mobilitas juga menjunjung Empat Pilar MPR RI yaitu Pancasila, UUD 45, Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI.

Dalam pelaksanaan touring dan pembuatan panduan“BJB Standarisasi Tata Cara Mengemudi Berkendara Sepeda Motor Berkelompok” ini, IMI Mobilitas juga menyematkan empat pilar yaitu wisata, sosial, road safety dan aksi lingkungan hidup. “Dalam touring dibuat standarisasi termasuk safety gear, formasi touring, dan lain-lain. Panduan ini akan dikemas dalam instruksi video tata cara melakukan berkendara berkelompok. Video ini nantinya bisa diunduh gratis oleh masyarakat umum,” papar Joel D. Mastana, yang juga merupakan Sekretaris IMI Mobilitas.

“Saya berharap kegiatan ini juga membuka mata kita terhadap pentingnya menjaga lingkungan hidup dan kepedulian sosial di dalam masyarakat kita. Agar apa yang kita lakukan selain menyenangkan hati kita juga menyenangkan orang lain,” saran Joel.

Dalam pembuatan panduan “BJB Standarisasi Tata Cara Mengemudi Berkendara Sepeda Motor Berkelompok”, para biker Tim Mobilitasmembuat panduan instruksi berkendara sepertipenggunaansafety gear, formasi konvoisepertidalamkeadaanjalanmacet, penggunaan hand-signal, aturan dalam melewati jalan tikungan, pengereman, manajemen perjalanan, dan lain-lain. Di dalam panduan juga terdapat aturan dalam pelaksanaan protokol kesehatan new normal dalam mobilitas.

Tim Mobilitas juga mengunjungi Eka Jaya Berrindo. Disambut oleh Direktur Operasional, Ade S. Danu, para biker diingatkan pada istilah lama, “Tidak semua orang bercita-cita ingin menjadi calon diplomat ataudokter, tetapi semua anak pasti bercita-cita menjadi driver. Artinya perlu adakesadaran bertanggung jawab dalam menjadi driver dan rider,” papar Ade.

SekolahEka Jaya Berrindo merupakan sekolah mengemudi tertua di Indonesia, yang kini juga telah menerapkan standarisasi dalam program dan pelatihan teknik mengemudi, termasuk dalam penggunakan instrument pelatihan hingga simulator mengemudi. Joel D. Mastana mengapresiasi sekolah mengemudi yang berdiri tahun 1959 ini yang mendukung adanya SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia). Penerapan standarisasi di dunia otomotif sendiri telah lama dilakukan oleh banyak negara di dunia. “Mari bersamamembangun Indonesia dengan kompetensi melalui otomotif,” seru Joel.

Pelaksanaan pembuatan panduan “BJB Standarisasi Tata Cara Mengemudi Berkendara Sepeda Motor Berkelompok” menyematkan beberapa kegiatan yang mendukung empat pilar IMI . Salah satunya dengan mengunjungi lokasi wisata Gua Sunyarangi Cirebon. Selain itu Tim Mobilitas pun menunjungi Pusat Rehabilitasi Primata Aspinall Foundation Ciwidey, Bandung.

“Tujuan mengunjungi Aspinall Foundation adalah untuk mensosialisakan kepada masyarakat otomotif Indonesia agar mulai mencintai dan mulai melakukan aksi menjaga lingkungan hidup untuk anak cucu Indonesia dan dunia. Ingat, alam tidak butuh kita, kita butuh alam,” tegas Joel.
(wbs)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1351 seconds (0.1#10.140)