2030, Kiamat Kecil buat Mobil Berbahan Bakar Fosil
loading...
A
A
A
JAKARTA - Inggris dan Jepang jadi sorotan di penghujung tahun ini. Kedua negara itu memutuskan untuk tidak lagi menjual mobil berbahan bakar fosil, bensin dan solar pada 2030. Untuk Inggris rencana itu bahkan dipercepat dari rencana semula. Awalnya mereka berencana melakukan pelarangan itu pada 2040. Hanya saja tiba-tiba Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson mempercepatnya menjadi 2030. (Baca juga : Memalukan, Bugatti Terpaksa Recall 77 Bugatti Chiron )
Jepang, yang dikenal sebagai rumah dari para produsen mobil terkenal di dunia, memutuskan untuk ikut serta rencana itu pada 2030. Jepang semula mencoba melakukannya bertahap dimana penjualan mobil bensin dan solar dikurangi sebesar 30 sampai 50 persen pada 2010 dan meningkat hingga 70 persen pada 2030. Jadi mereka awalnya tidak serta menghilangkan mobil bensin di 2030.
(Baca juga : WHO: Kematian Global Akibat Covid-19 Naik 60% dalam 6 Minggu )
Hanya saja angin berubah dan Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga memutuskan untuk menghentikan semua penjualan mobil bensin dan solar pada 2030. Dia juga berharap seiring waktu penjualan mobil listrik dan hybrid akan meningkat pesat hingga 2030.
Inggris dan Jepang nyatanya bukan negara pertama yang memutuskan untuk menghentikan penjualan mobil berbahan bakar fosil. Negara lainnya seperti Islandia, Norwegia, Jerman, China hingga Denmark sudah lebih dulu memutuskan untuk menghentikan penjualan mobil berbahan bakar fosil. Waktu perencanannya pun hampir sama yakni 2030 dan 2035.
(Baca juga : Daria Tulyakova, Karateka Imut Seksi Berwajah Barbie )
Keputusan negara-negara itu untuk mengakhiri mobil berbahan bakar fosil diklaim sebagai komitmen untuk menekan tingkat emisi yang semakin memburuk untuk lingkungan dan perubahan iklim. Kehadiran mobil-mobil berbahan bakar fosil diyakini akan semakin memperburuk kondisi tersebut. (Baca juga : Motor Listrik Asli Semarang ini Ada Tombol Mundur dan Bawa Dua Baterai )
Keputusan negara-negara tersebut menghentikan penjualan mobil berbahan bakar fosil justru diyakini akan menghasilkan efek domino ke negara-negara lainnya. Terutama pada negara-negara lainnya yang mengandalkan impor untuk ketersediaan mobil di negaranya. Apalagi dua negara yang memutuskan untuk ambil bagian dalam "misi suci" itu adalah Inggris dan Jepang yang saat ini merupakan negara produsen otomotif besar dunia.
(Baca juga : Terungkap! Sabun hingga Mie Instan Buatan RI Paling Diburu di Afrika )
Jepang, yang dikenal sebagai rumah dari para produsen mobil terkenal di dunia, memutuskan untuk ikut serta rencana itu pada 2030. Jepang semula mencoba melakukannya bertahap dimana penjualan mobil bensin dan solar dikurangi sebesar 30 sampai 50 persen pada 2010 dan meningkat hingga 70 persen pada 2030. Jadi mereka awalnya tidak serta menghilangkan mobil bensin di 2030.
(Baca juga : WHO: Kematian Global Akibat Covid-19 Naik 60% dalam 6 Minggu )
Hanya saja angin berubah dan Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga memutuskan untuk menghentikan semua penjualan mobil bensin dan solar pada 2030. Dia juga berharap seiring waktu penjualan mobil listrik dan hybrid akan meningkat pesat hingga 2030.
Inggris dan Jepang nyatanya bukan negara pertama yang memutuskan untuk menghentikan penjualan mobil berbahan bakar fosil. Negara lainnya seperti Islandia, Norwegia, Jerman, China hingga Denmark sudah lebih dulu memutuskan untuk menghentikan penjualan mobil berbahan bakar fosil. Waktu perencanannya pun hampir sama yakni 2030 dan 2035.
(Baca juga : Daria Tulyakova, Karateka Imut Seksi Berwajah Barbie )
Keputusan negara-negara itu untuk mengakhiri mobil berbahan bakar fosil diklaim sebagai komitmen untuk menekan tingkat emisi yang semakin memburuk untuk lingkungan dan perubahan iklim. Kehadiran mobil-mobil berbahan bakar fosil diyakini akan semakin memperburuk kondisi tersebut. (Baca juga : Motor Listrik Asli Semarang ini Ada Tombol Mundur dan Bawa Dua Baterai )
Keputusan negara-negara tersebut menghentikan penjualan mobil berbahan bakar fosil justru diyakini akan menghasilkan efek domino ke negara-negara lainnya. Terutama pada negara-negara lainnya yang mengandalkan impor untuk ketersediaan mobil di negaranya. Apalagi dua negara yang memutuskan untuk ambil bagian dalam "misi suci" itu adalah Inggris dan Jepang yang saat ini merupakan negara produsen otomotif besar dunia.
(Baca juga : Terungkap! Sabun hingga Mie Instan Buatan RI Paling Diburu di Afrika )