Jababeka Group dan Telkom Kolaborasi Bangun SDM Milenial
loading...
A
A
A
Ada dua perubahan perilaku dari empat perubahan yang harus diantisipasi oleh Telkom karena Telkom merupakan bisnis yang bergerak di ranah digital, yaitu stay at home lifestyle dan go virtual. “Semua orang saat ini mulai terbiasa beraktivitas di rumah, mulai dari bekerja, belajar dan tidak perlu ketemu tatap muka, semua sudah bisa selesai melalui virtual. Lebih efisien dan bisa saving cost,” sebut Faizal.
Bahkan, kata Faizal, diperkirakan gaya hidup tersebut akan berlanjut setelah wabah selesai. Oleh karenanya, proyeksi bisnis yang ingin dicapai Telkom di 2021-2024 harus dikebut setahun lebih cepat untuk mengantisipasi perubahan perilaku masyarakat yang lain.
Dengan penandatangan ini, pihaknya berharap di tahap awal, terkait konten-konten skill yang diproduksi bisa memperkaya Pijar Mahir, salah satu platform yang dipakai Pra Kerja. Konten yang dibutuhkan pemerintah ada tiga tahap, yaitu skill level satu, dua dan tiga.
"Sejauh ini yang sudah dikurasi tim Pra Kerja baru tahap satu, yaitu konten low skill atau kemampuan dasar. Sedangkan untuk konten level dua dan tiga masih menunggu pemerintah mengurasi kembali,” papar Faizal.
“Saya pun sudah melihat konten yang dibuat di Jababeka, yaitu AKP, PU, JLC dan PDC. Dengan konten yang dibuat 4 institusi yang dihasilkan program ini, semoga saat masuk konten level kedua dan ketiga, Pijar Mahir akan bisa menyediakannya," harapnya.
Hal senada disampaikan Sutedja Sidarta Darmono, Direktur PT Jababeka Tbk. Dia mengakui, peningkatan kompetensi merupakan kunci penting agar seseorang bisa bertahan dalam masa COVID-19. Hal itu pula telah menjadi fokus dari Jababeka Group agar kemampuan pekerja bisa terus relevan dengan kebutuhan industri yang begitu dinamis.
"Kami ingin membuat Silicon Valley di Indonesia. Kita bisa membawa itu ke Cikarang. Kalau kita belajar dari Amerika Serikat, kita akan bergerak ke industri 4.0 dan 5.0. Dalam kondisi seperti sekarang, pengembangan industri 4.0 harus lebih dipercepat," katanya.
Untuk itu, lanjut dia, perlu peningkatan sumber daya manusia lantaran jika mereka tidak mengikuti perkembangan teknologi, maka akan kesulitan. Untuk itu, Jababeka siap mendukung tempat dan konten yang dibutuhkan bagi pelatihan ini.
Sementara Setyono Djuandi Darmono, Chairman and Founder Jababeka Group dan President University, berharap, kerja sama ini bisa secepatnya terlaksana dan mampu memberi dampak besar kepada masyarakat. Karena pemerintah sangat membutuhkan kerja sama berbagai pihak untuk menangani corona -seperti yang Jababeka-Telkom lakukan sekarang.
Bahkan, kata Faizal, diperkirakan gaya hidup tersebut akan berlanjut setelah wabah selesai. Oleh karenanya, proyeksi bisnis yang ingin dicapai Telkom di 2021-2024 harus dikebut setahun lebih cepat untuk mengantisipasi perubahan perilaku masyarakat yang lain.
Dengan penandatangan ini, pihaknya berharap di tahap awal, terkait konten-konten skill yang diproduksi bisa memperkaya Pijar Mahir, salah satu platform yang dipakai Pra Kerja. Konten yang dibutuhkan pemerintah ada tiga tahap, yaitu skill level satu, dua dan tiga.
"Sejauh ini yang sudah dikurasi tim Pra Kerja baru tahap satu, yaitu konten low skill atau kemampuan dasar. Sedangkan untuk konten level dua dan tiga masih menunggu pemerintah mengurasi kembali,” papar Faizal.
“Saya pun sudah melihat konten yang dibuat di Jababeka, yaitu AKP, PU, JLC dan PDC. Dengan konten yang dibuat 4 institusi yang dihasilkan program ini, semoga saat masuk konten level kedua dan ketiga, Pijar Mahir akan bisa menyediakannya," harapnya.
Hal senada disampaikan Sutedja Sidarta Darmono, Direktur PT Jababeka Tbk. Dia mengakui, peningkatan kompetensi merupakan kunci penting agar seseorang bisa bertahan dalam masa COVID-19. Hal itu pula telah menjadi fokus dari Jababeka Group agar kemampuan pekerja bisa terus relevan dengan kebutuhan industri yang begitu dinamis.
"Kami ingin membuat Silicon Valley di Indonesia. Kita bisa membawa itu ke Cikarang. Kalau kita belajar dari Amerika Serikat, kita akan bergerak ke industri 4.0 dan 5.0. Dalam kondisi seperti sekarang, pengembangan industri 4.0 harus lebih dipercepat," katanya.
Untuk itu, lanjut dia, perlu peningkatan sumber daya manusia lantaran jika mereka tidak mengikuti perkembangan teknologi, maka akan kesulitan. Untuk itu, Jababeka siap mendukung tempat dan konten yang dibutuhkan bagi pelatihan ini.
Sementara Setyono Djuandi Darmono, Chairman and Founder Jababeka Group dan President University, berharap, kerja sama ini bisa secepatnya terlaksana dan mampu memberi dampak besar kepada masyarakat. Karena pemerintah sangat membutuhkan kerja sama berbagai pihak untuk menangani corona -seperti yang Jababeka-Telkom lakukan sekarang.
(iqb)