Mobil-mobil China Menggempur Malaysia dan Thailand Dibanding Indonesia
loading...
A
A
A
JAKARTA - Mobil-mobil China terus berdatangan ke wilayah Asia Tenggara. Negara-negara jiran seperti Malaysia, Thailand, dan Filipina terus diserbu oleh mobil-mobil buatan negara yang dipimpin oleh Xi Jinping itu.
Uniknya Malaysia dan Thailand justru lebih banyak diserbu ketimbang Indonesia. Saat ini saja di Indonesia hanya ada tiga merek mobil China yang sudah resmi ada di pasaran yakni Wuling, DFSK dan MG.
Jumlah itu jauh lebih sedikit dibanding Thailand dan Malaysia. Jangan jauh-jauh ke Thailand yang sudah lebih banyak dimanjakan dengan mobil-mobil buatan China. Mobil China di Malaysia justru sudah lebih banyak dibandingkan Indonesia.
Baru-baru ini saja GAC telah resmi berjualan di Malaysia dengan membawa mobil secara utuh dari China, GAC GS3. GAC memang belum membuka pabrik di negeri jiran itu. Hanya saja mereka komitmen untuk terus berada di Malaysia.
Selain GAC, beberapa mobil China lain yang sudah menjejakkan kaki di Malaysia adalah Great Wall, DFSK, Chery, Changan, dan yang paling sensasional tentu adalah Geely. Khusus untuk Geely mobil itu bahkan menggunakan jirah khusus bernama Proton. Maklum saat ini merek Proton memang dikuasai oleh perusahaan mobil China berbasis di Wan Chai, Hong Kong itu.
Sama dengan Malaysia, Thailand juga berlimpah mobil China. Sebut saja MG, Great Wall, Hozon Auto, Changan, hingga BYD sudah masuk ke negeri Siam itu.
Jumlah yang kontras itu tentu jadi tanda tanya buat Indonesia. Apa yang membuat mereka lebih gencar masuk ke Malaysia dan Thailand? Apalagi hingga kini tingkat kepemilikan mobil di Indonesia jauh lebih besar Indonesia dibanding negara-negara Asia Tenggara lainnya.
Kukuh Kumara, Sekretaris Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) mengatakan rasio kepemilikan kendaraan di Indonesia adalah 99 unit per 1.000 orang. "Buat produsen berarti itu potensial. Kita tidak bisa melihat Indonesia saja, Malaysia di atas 400, kemudian Thailand sudah 275 sementara penduduknya di sana kan 70 juta orang, di Malaysia 28 juta orang. Kita 270-an juta orang, kalau kita terus GDP (Gross Domestic Product) naik makin banyak orang membeli mobil," ucap Kukuh Kumara.
Uniknya Malaysia dan Thailand justru lebih banyak diserbu ketimbang Indonesia. Saat ini saja di Indonesia hanya ada tiga merek mobil China yang sudah resmi ada di pasaran yakni Wuling, DFSK dan MG.
Jumlah itu jauh lebih sedikit dibanding Thailand dan Malaysia. Jangan jauh-jauh ke Thailand yang sudah lebih banyak dimanjakan dengan mobil-mobil buatan China. Mobil China di Malaysia justru sudah lebih banyak dibandingkan Indonesia.
Baru-baru ini saja GAC telah resmi berjualan di Malaysia dengan membawa mobil secara utuh dari China, GAC GS3. GAC memang belum membuka pabrik di negeri jiran itu. Hanya saja mereka komitmen untuk terus berada di Malaysia.
Selain GAC, beberapa mobil China lain yang sudah menjejakkan kaki di Malaysia adalah Great Wall, DFSK, Chery, Changan, dan yang paling sensasional tentu adalah Geely. Khusus untuk Geely mobil itu bahkan menggunakan jirah khusus bernama Proton. Maklum saat ini merek Proton memang dikuasai oleh perusahaan mobil China berbasis di Wan Chai, Hong Kong itu.
Sama dengan Malaysia, Thailand juga berlimpah mobil China. Sebut saja MG, Great Wall, Hozon Auto, Changan, hingga BYD sudah masuk ke negeri Siam itu.
Jumlah yang kontras itu tentu jadi tanda tanya buat Indonesia. Apa yang membuat mereka lebih gencar masuk ke Malaysia dan Thailand? Apalagi hingga kini tingkat kepemilikan mobil di Indonesia jauh lebih besar Indonesia dibanding negara-negara Asia Tenggara lainnya.
Kukuh Kumara, Sekretaris Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) mengatakan rasio kepemilikan kendaraan di Indonesia adalah 99 unit per 1.000 orang. "Buat produsen berarti itu potensial. Kita tidak bisa melihat Indonesia saja, Malaysia di atas 400, kemudian Thailand sudah 275 sementara penduduknya di sana kan 70 juta orang, di Malaysia 28 juta orang. Kita 270-an juta orang, kalau kita terus GDP (Gross Domestic Product) naik makin banyak orang membeli mobil," ucap Kukuh Kumara.