Campur Pertamax dengan Pertalite, Ini Salah Kaprah yang Harus Diwaspadai
loading...
A
A
A
JAKARTA - Campur Pertamax dengan Pertalite kerap dilakukan pengguna kendaraan dengan berbagai alasan. Biasanya hal itu dilakukan karena adanya anggapan mencampur Pertamax dengan Pertalite akan mendapatkan bahan bakar yang lebih baik.
Diketahui saat ini Pertalite memiliki angka oktan atau RON 90 sedangkan Pertamax memiliki RON 92. Bagi mereka pencampuran RON 90 dan RON 92 akan menghasilkan angka RON yang lebih tinggi.
Nyatanya tidak demikian. Pasalnya penelitian yang dilakukan Davud Kurniawan Putra dan Gunawan Sakti dari Politeknik Penerbangan Surabaya menyebutkan kedua jenis bensin itu memiliki karakter yang berbeda.
"Masyarakat sendiri dengan pengetahuan yang minim terhadap sifat bahan bakar, untuk tujuan penghematan rupiah telah mencampur bahan bakar RON 90 dan RON 92 tanpa memperhitungkan prosentase volume bahan bakar yang dicampur, pencampuran yang tidak memperhitungkan persentase campuran dan tipe mesin dapat mengakibatkan pemborosan keuangan dan mempercepat kerusakan mesin," tulis laporan berjudul "Analisis Perbandingan Campuran BBM RON 90 dengan RON 92 pada Engine Compresi Rasio 11,3:1 Piston Dispalcement 150 Cm3".
Dalam penelitian itu keduanya kemudian mencampurkan kedua RON bensin dengan persentase yang berbeda yakni 10% RON 90: 90% RON 92, 20%RON90 : 80% RON92, 30% RON 90 : 70% RON 92, 40% RON 90 : 60% RON 92, 50% RON 90 : 50% RON 92.
Dari percobaan itu hasilnya justru sama sekali tidak signifikan. Pencampuran yang dilakukan sama sekali tidak merubah kemampuan mesin pada tenaga maksimal, torsi dan emisi gas buang. Tidak heran jika penelitian itu menyarankan untuk mesin dengan kompresi rasio 11,3:1 tidak perlu mencampur bahan bakar terutama Pertalite dengan Pertamax. Cukup dengan bensin RON 90 seperti Pertalite kemampuan mesin kompresi rasio 11,3:1 sudah bisa maksimal.
Mencampur bahan bakar seperti Pertalite dengan Pertamax juga tidak disarankan Wakil Ketua Ikatan Motor Indonesia (IMI) Rifat Sungkar. Dia mengatakan adalah salah jika berpikir kalau RON 90 ditambah dengan RON yang lebih besar akan menghasilkan RON dengan angka yang berbeda.
"Sebenarnya bukan oktannya saja yang berbeda, tapi struktur molekul bahan bakar, jumlah asupan oksigen yang diperlukan dan aditifnya berbeda. Ini tentu tidak baik. Karena akan memaksa ECU berpikir panjang menentukan jenis bahan bakar dan tentu saja akan berpengaruh ke pengapian," tutur Rifat Sungkar.
Diketahui saat ini Pertalite memiliki angka oktan atau RON 90 sedangkan Pertamax memiliki RON 92. Bagi mereka pencampuran RON 90 dan RON 92 akan menghasilkan angka RON yang lebih tinggi.
Nyatanya tidak demikian. Pasalnya penelitian yang dilakukan Davud Kurniawan Putra dan Gunawan Sakti dari Politeknik Penerbangan Surabaya menyebutkan kedua jenis bensin itu memiliki karakter yang berbeda.
"Masyarakat sendiri dengan pengetahuan yang minim terhadap sifat bahan bakar, untuk tujuan penghematan rupiah telah mencampur bahan bakar RON 90 dan RON 92 tanpa memperhitungkan prosentase volume bahan bakar yang dicampur, pencampuran yang tidak memperhitungkan persentase campuran dan tipe mesin dapat mengakibatkan pemborosan keuangan dan mempercepat kerusakan mesin," tulis laporan berjudul "Analisis Perbandingan Campuran BBM RON 90 dengan RON 92 pada Engine Compresi Rasio 11,3:1 Piston Dispalcement 150 Cm3".
Dalam penelitian itu keduanya kemudian mencampurkan kedua RON bensin dengan persentase yang berbeda yakni 10% RON 90: 90% RON 92, 20%RON90 : 80% RON92, 30% RON 90 : 70% RON 92, 40% RON 90 : 60% RON 92, 50% RON 90 : 50% RON 92.
Dari percobaan itu hasilnya justru sama sekali tidak signifikan. Pencampuran yang dilakukan sama sekali tidak merubah kemampuan mesin pada tenaga maksimal, torsi dan emisi gas buang. Tidak heran jika penelitian itu menyarankan untuk mesin dengan kompresi rasio 11,3:1 tidak perlu mencampur bahan bakar terutama Pertalite dengan Pertamax. Cukup dengan bensin RON 90 seperti Pertalite kemampuan mesin kompresi rasio 11,3:1 sudah bisa maksimal.
Mencampur bahan bakar seperti Pertalite dengan Pertamax juga tidak disarankan Wakil Ketua Ikatan Motor Indonesia (IMI) Rifat Sungkar. Dia mengatakan adalah salah jika berpikir kalau RON 90 ditambah dengan RON yang lebih besar akan menghasilkan RON dengan angka yang berbeda.
"Sebenarnya bukan oktannya saja yang berbeda, tapi struktur molekul bahan bakar, jumlah asupan oksigen yang diperlukan dan aditifnya berbeda. Ini tentu tidak baik. Karena akan memaksa ECU berpikir panjang menentukan jenis bahan bakar dan tentu saja akan berpengaruh ke pengapian," tutur Rifat Sungkar.
(wsb)