Akun Medsos Pemimpin Dunia Panen Pengikut saat Wabah Corona, Presiden Jokowi?

Sabtu, 25 April 2020 - 04:40 WIB
loading...
Akun Medsos Pemimpin...
Di tengah pandemik virus Corona, akun media sosial (khususnya Facebook) para pemimpin dunia mengalami peningkatan jumlah pengikut. Termasuk akun medsos Presiden Joko Widodo. Foto/Ist
A A A
NEW YORK -
Jumlah pengikut para pemimpin dunia di media sosial (medsos) naik signifikan pada Maret 2020, seiring merebaknya virus Corona. Hal ini terungkap dalam studi terbaru “World Leaders on Facebook” yang diterbitkan oleh firma komunikasi global BCW (Burson Cohn & Wolfe).

Selama bulan Maret, 721 Halaman para pemimpin dunia yang dianalisis, sebagai bagian dari serial Twiplomacy, mengalami penambahan 13 juta Likes baru -meningkat 3,7%- atau hampir separuh dari pertumbuhan yang umumnya dialami Halaman ini selama 12 bulan terakhir. Secara khusus, Halaman dari Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte dan Pemerintah Austria, Estonia, dan Italia mengalami peningkatan jumlah Likes pada Halaman mereka sebesar dua kali lipat dalam sebulan terakhir.

"Peningkatan yang signifikan terhadap jumlah pengikut para pemimpin dunia di Facebook adalah hasil yang sangat logis dan dimotori oleh dua hal utama, masyarakat mencari jawaban yang pasti dari isu virus Corona ini dan kebijakan negara mereka dalam menangani pandemi, dan juga fakta bahwa banyak studi menunjukkan waktu yang dihabiskan di platform online meningkat hingga 36% dan 20% diantaranya adalah di Facebook,” papar Chief Innovation Officer, Chad Latz, dalam keterangan tertulisnya, Jumat (24/4/2020).

Perdana Menteri India Narendra Modi masih menjadi pemimpin dunia yang paling populer di Facebook, dengan lebih dari 44,7 juta Likes pada Halaman pribadinya dan 13,7 juta Likes pada halaman resmi Perdana Menteri India, yang saat ini menduduki peringkat keempat.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump berada di peringkat kedua sebagai pemimpin dunia terpopuler di Facebook, dengan lebih dari 26 juta Likes. Menyusul kemudian Ratu Rania dari Yordania berada di peringkat ketiga dengan 16,8 juta Likes, walaupun sempat mengalami sedikit penurunan dalam 12 bulan terakhir.

Untuk pertama kalinya dalam studi ini, yang memasuki tahun keempat, menampilkan true reach (jangkauan yang sebenarnya) untuk tiap post di Halaman Facebook para pemimpin dunia, sebagai prediksi dari jumlah paparan yang sebenarnya diterima tiap post, daripada hanya jumlah pengikut.

Perdana Menteri India Narendra Modi menjangkau sekitar 1,7 juta penggemarnya -angka ini mewakili 3,8% komunitas pengguna Facebook. Presiden Brasil menjangkau 956.000 dari 10 juta penggemarnya dan Donald Trump, yang memiliki 26 juta Likes, menjangkau 877.000 penggemar. Atau hanya 3,3% dari keseluruhan komunitas pengikutnya.

Namun Presiden AS itu mendominasi peringkat untuk interaksi tertinggi dengan 309 juta Comments, Likes, dan Shares di Halaman Facebook-nya selama 12 bulan terakhir. Dia mengalahkan Presiden Brasil Jair Bolsonaro yang mencatatkan 205 juta interaksi.

Perdana Menteri India Narendra Modi, yang memiliki Page Likes lebih dari empat kali lipat, berada di peringkat ketiga dengan total 84 juta interaksi selama 12 bulan terakhir.

Studi ini menganalisa aktivitas dari 721 Halaman Facebook dari kepala negara dan pemerintah, menteri luar negeri, 29 lebih banyak daripada studi 2019 yang menggunakan data agregat dari CrowdTangle milik Facebook. Per 1 Maret 2020, Halaman-Halaman tersebut memiliki total 362 juta Page Likes dan telah menerbitkan 435.256 post dalam 12 bulan terakhir, serta meraih 1,383 miliar interaksi (gabungan antara Comments, Likes, dan Shares).

Bagaimana dengan medsos pemimpin dari Indonesia? Dalam temuan utama lainnya pada laporan ini, Presiden Joko Widodo (Jokowi) berada di peringkat keempat sebagai pemimpin dunia yang paling disukai. Posisinya diikuti oleh Perdana Menteri Pakistan, Imran Khan yang menduduki posisi kelima dalam hal interaksi dalam 12 bulan terakhir. Masing-masing mengumpulkan 74 juta dan 71 juta interaksi.

Sementara itu dari daratan Afrika, Presiden Ghana Nana Akufo-Addo menjadi pemimpin yang paling disukai di Sub-Sahara Afrika dengan 1,6 juta Likes. Diikuti Presiden Rwanda Paul Kagame, tapi Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed Ali berhasil masuk dalam daftar Top 10 dengan 753.000 Page Likes dan peringkat true reach terbaik, 35% dari komunitas pengikutnya di Facebook.

Ratu Rania dari Yordania berhasil mendapatkan gelar sebagai pemimpin dunia paling populer di Timur Tengah dan Afrika Utara selama beberapa tahun terakhir. Meskipun dia sempat mengalami penurunan jumlah Likes di Halaman-nya, dengan 16,8 juta Likes, Ratu Rania memiliki jumlah pengikut dua kali lipat dari Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi dengan 7,6 juta Likes. Sekaligus mengalahkan Yang Mulia Sheikh Mohammed bin Rashid Al Maktoum, Wakil Presiden dan Perdana Menteri Saudi Arabia, dengan 3,8 juta Likes.

Presiden Brasil hingga saat ini masih menjadi pemimpin dunia yang paling disukai di Amerika Latin dengan lebih dari 10 juta Page Likes. Kemudian diikuti Presiden Meksiko Andrés Manuel López Obrador dengan 6,4 juta Likes. Nayib Bukele, presiden baru El Salvador, menduduki peringkat ketiga dengan 2.229.506 Page Likes dengan tingkat pertumbuhan 46%.

Per 1 Maret 2020, Presiden Prancis Emmanuel Macron menjadi pemimpin Uni Eropa yang paling disukai dengan 2,5 juta Likes, diikuti oleh Menteri Luar Negeri Italia Luigi Di Maio, dan Presiden Romania Klaus Iohannis. Masing-masing mencatat 2,2 juta dan 1,8 juta Likes di Facebook.

Namun Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte yang mengalami pertumbuhan sebesar 26% dalam 12 bulan terakhir. Dia diprediksi akan menjadi pemimpin Uni Eropa dengan pengikut terbanyak.

Untuk pertama kali Kementerian Luar Negeri Rusia masuk sebagai pemimpin dunia yang paling aktif, dengan rata-rata lebih dari 27 post per hari dalam 12 bulan terakhir. Pemerintah Uzbekistan dan Botswana berada di peringkat kedua dan ketiga dengan lebih dari 20 post per hari.

World Leaders on Facebook adalah riset terkini dari BCW yang mengulas tentang bagaimana para pemimpin dunia, pemerintah, dan organisasi internasional berkomunikasi melalui media sosial. Studi ini didasarkan pada studi tahunan BCW, Twiplomacy, yang kini memasuki tahun kedelapan.

Pada 2016, studi Twiplomacy diperluas untuk mencakup seluruh platform media sosial dan secara masif telah meningkatkan reputasi dan kapabilitas digital BCW secara global.
(iqb)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1659 seconds (0.1#10.140)