Hujan Deras, Ini 3 Jenis Aquaplaning yang Wajib Dihindari
loading...
A
A
A
JAKARTA - Jenis-jenis aquaplaning ternyata bisa beragam. Dan itu wajib diketahui oleh pengguna.
Aquaplaning adalah kondisi dimana ban mobil kehilangan traksi pada permukaan jalan saat melibas genangan air. Dampaknya sangat berbahaya. Sebab, bisa menyebabkan mobil selip hingga tergelincir. Terutama pada saat di jalan bebas hambatan yang dilalui dengan kecepatan cukup tinggi.
Terjadi Karena Genangan Air
Aquaplaning atau hydroplaning terjadi ketika sedang mengemudi di jalan basah dengan kecepatan tinggi, genangan air menumpuk di antara ban dan permukaan jalan.
Dampaknya, ban kehilangan kontak jalan, dan kendaraan tidak lagi responsif terhadap kemudi. Ban tidak dapat mencengkeram jalan dengan baik selama aquaplaning. Kurangnya traksi ini memiliki konsekuensi sangat besar bagi keselamatan mobil.
Pengemudi secara efektif akan kehilangan kendali atas kendaraan dan tidak dapat mengerem, menyetir atau berakselerasi. Nah, berikut adalah 3 jenis aquaplaining atau hydroplaning yang harus diwaspadai:
1. Dynamic Aquaplaning
Terjadi ketika air mengangkat roda dari landasan. Ini karena genangan air menumpuk di depan ban dan mengangkatnya dari landasan. Ketika hal itu terjadi, berarti Anda benar-benar mengendarai air dan tidak memiliki traksi atau pengereman.
2. Aquaplaning Karet Terbalik
Aquaplaning karet terbalik terjadi ketika ban terkunci, karet mulai meleleh, dan air yang terperangkap di bawah ban berubah menjadi uap.
Ketika itu terjadi, berarti sedang mengendarai uap, dan ban akan meleleh dalam prosesnya.
3. Viscous Aquaplaning
Ketika oli atau akumulasi karet bergabung dengan air di landasan pacu, itu dapat membentuk lapisan cairan yang tidak dapat ditembus oleh ban.
Hal ini terjadi biasanya di landasan pacu aspal mulus. Gunakan tekanan rem yang ringan, dan jangan pernah mengunci rem saat mendarat.
Aquaplaning adalah kondisi dimana ban mobil kehilangan traksi pada permukaan jalan saat melibas genangan air. Dampaknya sangat berbahaya. Sebab, bisa menyebabkan mobil selip hingga tergelincir. Terutama pada saat di jalan bebas hambatan yang dilalui dengan kecepatan cukup tinggi.
Terjadi Karena Genangan Air
Aquaplaning atau hydroplaning terjadi ketika sedang mengemudi di jalan basah dengan kecepatan tinggi, genangan air menumpuk di antara ban dan permukaan jalan.
Dampaknya, ban kehilangan kontak jalan, dan kendaraan tidak lagi responsif terhadap kemudi. Ban tidak dapat mencengkeram jalan dengan baik selama aquaplaning. Kurangnya traksi ini memiliki konsekuensi sangat besar bagi keselamatan mobil.
Pengemudi secara efektif akan kehilangan kendali atas kendaraan dan tidak dapat mengerem, menyetir atau berakselerasi. Nah, berikut adalah 3 jenis aquaplaining atau hydroplaning yang harus diwaspadai:
1. Dynamic Aquaplaning
Terjadi ketika air mengangkat roda dari landasan. Ini karena genangan air menumpuk di depan ban dan mengangkatnya dari landasan. Ketika hal itu terjadi, berarti Anda benar-benar mengendarai air dan tidak memiliki traksi atau pengereman.
2. Aquaplaning Karet Terbalik
Aquaplaning karet terbalik terjadi ketika ban terkunci, karet mulai meleleh, dan air yang terperangkap di bawah ban berubah menjadi uap.
Ketika itu terjadi, berarti sedang mengendarai uap, dan ban akan meleleh dalam prosesnya.
3. Viscous Aquaplaning
Ketika oli atau akumulasi karet bergabung dengan air di landasan pacu, itu dapat membentuk lapisan cairan yang tidak dapat ditembus oleh ban.
Hal ini terjadi biasanya di landasan pacu aspal mulus. Gunakan tekanan rem yang ringan, dan jangan pernah mengunci rem saat mendarat.
(dan)