Jual 49 Persen Saham, Ford Ikut Hengkang dari Rusia
loading...
A
A
A
RUSIA - Mengikuti jejak produsen mobil lainnya untuk meninggalkan Rusia, Ford akhirnya ikut angkat kaki dari negara tersebut dengan menjual 49 persen sahamnya di Sollers Ford Joint Venture. Mereka resmi mengakhiri semua kegiatan operasional di negara tersebut.
Dilansir Reuters, salah satu alasan Ford meninggalkan Rusia karena sanksi terkait perang di Ukraina yang makin memperumit operasi bisnis.
Ini merupakan tindak lanjut dari penangguhan pekerjaan mereka di Rusia pada Maret 2022 lalu.
Sebelumnya, produsen mobil asal Amerika Serikat itu telah menghentikan proses manufaktur, pasokan suku cadang, IT, dan dukungan teknik.
Hal ini membuat pabrik Rusia tak beroperasi dan rugi besar.
Akhirnya, Ford menyerahkan sejumlah saham ke usaha patungan tersebut, dengan tujuan dapat mempertahankan opsi selama lima tahun untuk membelinya kembali jika situasi global berubah.
Ini jelas kerugian besar bagi Ford maupun Rusia. Sebab, Rusia menjadi salah satu pasar terbesar Ford dengan penjualan 20.000 unit kendaraan sepanjang 2021.
Pada 2019, perusahaan patungan itu menutup dua pabrik perakitan dan pabrik mesin di Rusia. Ford merestrukturisasi investasinya di Rusia pada 2019 dan menyerahkan kendali usaha kepada Sollers.
Langkah ini menunjukkan langkah Ford yang mengikuti jejak perusahaan AS lainnya yang terlebih dulu hengkang dari Rusia. Mulai Cisco Systems Inc hingga Nike Inc.
Hengkangnya perusahaan multinasional tersebut dipicu sanksi atas invasi ke Ukraina, sehingga hampir tidak mungkin bagi produsen untuk melakukan bisnis di sana.
Bukan hanya Ford yang memutuskan untuk meninggalkan Rusia, Mercedes adalah produsen yang mengumumkan bahwa mereka juga akan meninggalkan Rusia pekan ini.
Dari laporan hasil keuangan kuartal ketiga, perusahaan asal Jerman itu mengungkapkan bahwa mereka akan menjual semua asetnya. Mercedes menghentikan produksi lokal dan juga akan berhenti mengekspor kendaraan ke Rusia.
Mercedes bakal menjual asetnya ke Avtodom, rantai dealer mobil, dan mereka bukan satu-satunya produsen mobil yang melakukan itu saat meninggalkan Rusia.
Nissan dan Renault melakukan hal yang sama dengan menjual aset dan saham mereka ke perusahaan lain. Sementara itu, Lamborghini, Honda, dan BMW juga telah menghentikan operasi bisnis di Rusia sejak invasi. Beberapa bahkan memberi donasi ke Ukraina sebagai bentuk dukungan kemanusiaan.
Toyota juga telah mengakhiri operasi manufaktur akhir bulan lalu setelah tidak melihat indikasi bahwa mereka akan memulai kembali operasi di Rusia.
Fasilitas Toyota di Saint Petersburg yang dapat memproduksi 100.000 kendaraan per tahun berhenti beroperasi pada Maret lalu. Produksi di fasilitas tersebut dimulai pada 2007.
Toyota mengatakan akan membantu karyawan dengan pekerjaan kembali, pelatihan, dan dukunganlainnya.
Dilansir Reuters, salah satu alasan Ford meninggalkan Rusia karena sanksi terkait perang di Ukraina yang makin memperumit operasi bisnis.
Ini merupakan tindak lanjut dari penangguhan pekerjaan mereka di Rusia pada Maret 2022 lalu.
Sebelumnya, produsen mobil asal Amerika Serikat itu telah menghentikan proses manufaktur, pasokan suku cadang, IT, dan dukungan teknik.
Hal ini membuat pabrik Rusia tak beroperasi dan rugi besar.
Akhirnya, Ford menyerahkan sejumlah saham ke usaha patungan tersebut, dengan tujuan dapat mempertahankan opsi selama lima tahun untuk membelinya kembali jika situasi global berubah.
Ini jelas kerugian besar bagi Ford maupun Rusia. Sebab, Rusia menjadi salah satu pasar terbesar Ford dengan penjualan 20.000 unit kendaraan sepanjang 2021.
Pada 2019, perusahaan patungan itu menutup dua pabrik perakitan dan pabrik mesin di Rusia. Ford merestrukturisasi investasinya di Rusia pada 2019 dan menyerahkan kendali usaha kepada Sollers.
Langkah ini menunjukkan langkah Ford yang mengikuti jejak perusahaan AS lainnya yang terlebih dulu hengkang dari Rusia. Mulai Cisco Systems Inc hingga Nike Inc.
Hengkangnya perusahaan multinasional tersebut dipicu sanksi atas invasi ke Ukraina, sehingga hampir tidak mungkin bagi produsen untuk melakukan bisnis di sana.
Bukan hanya Ford yang memutuskan untuk meninggalkan Rusia, Mercedes adalah produsen yang mengumumkan bahwa mereka juga akan meninggalkan Rusia pekan ini.
Dari laporan hasil keuangan kuartal ketiga, perusahaan asal Jerman itu mengungkapkan bahwa mereka akan menjual semua asetnya. Mercedes menghentikan produksi lokal dan juga akan berhenti mengekspor kendaraan ke Rusia.
Mercedes bakal menjual asetnya ke Avtodom, rantai dealer mobil, dan mereka bukan satu-satunya produsen mobil yang melakukan itu saat meninggalkan Rusia.
Nissan dan Renault melakukan hal yang sama dengan menjual aset dan saham mereka ke perusahaan lain. Sementara itu, Lamborghini, Honda, dan BMW juga telah menghentikan operasi bisnis di Rusia sejak invasi. Beberapa bahkan memberi donasi ke Ukraina sebagai bentuk dukungan kemanusiaan.
Toyota juga telah mengakhiri operasi manufaktur akhir bulan lalu setelah tidak melihat indikasi bahwa mereka akan memulai kembali operasi di Rusia.
Fasilitas Toyota di Saint Petersburg yang dapat memproduksi 100.000 kendaraan per tahun berhenti beroperasi pada Maret lalu. Produksi di fasilitas tersebut dimulai pada 2007.
Toyota mengatakan akan membantu karyawan dengan pekerjaan kembali, pelatihan, dan dukunganlainnya.
(dan)