Hingga 2 Bulan ke Depan Stok Spare Part Ford di Jatim Masih Aman
A
A
A
SURABAYA - PT Ford Motor Indonesia (FMI) sudah merasakan kerugian perusahaan di Indonesia. Di Jawa Timur (Jatim), dealer Ford Bojonegoro ditutup 2 tahun lalu lantaran mengalami kerugian.
Padahal, prediksi awal dengan berdirinya dealer di Bojonegoro jumlah penjualan mobil bisa mengalami peningkatan, dan pelayanan terhadap konsumen bisa berjalan lebih baik. Namun, tiba-tiba dealer Bojonegoro ditutup karena target penjualan yang ditetapkan tidak tercapai.
“Dulu pernah buka dealer di Bojonegoro 2 tahun lalu. Karena tidak terlalu provit akhirnya ditutup,” kata Dealership Customer Relaton Center (DCRC) Ford Jawa Timur, PT Fortuner Dunia Motor (FDM), Immanuel C.P Pattiselanno, Selasa (26/1/2016).
Immanuel mengatakan, pihaknya belum mengetahui ada pemberitahuan penghentian aktivitas bisnis penjualan mobil di Indonesia mulai semester II-2016. Pihaknya mengetahui dari pemberitaan-pemberitaan media yang muncul. Meski demikian, pihaknya terus meningkatkan pelayanan service dan penjualan suku cadang.
Sebab, layanan service dan penjualan suku cadang menjadi kunci untuk menambah konsumen yang datang. Bahkan, booking service mengalami peningkatan dibandingkan bulan Desember 2015. Tercatat, Desember lalu jumlah service mencapai 80 unit mobil, jumlah tersebut mengalami peningkatan pada Januari 2016 sebanyak 100 unit.
“Februari saja sudah banyak yang booking service, kita terus melayani mereka,” ujarnya.
Untuk stok spare part, ungkap Immanuel, FDM sudah memenuhi semua kebutuhan konsumen, hingga dua bulan kedepan spart part Ford di Jatim tidak akan kehabisan. Sebab, FDM sudah melakukan pemesanan ke FMI untuk memenuhi kebutuhan spart part area Jawa Timur.
“Kami menjelaskan pada konsumen kalau dealer Ford tetap beroperasi, banyak yang menanyakan setelah FMI memutuskan mundur dari Indonesia,” jelas dia.
Jika mengacu pada jumlah penjualan, sebenarnya Ford merupakan salah satu mobil yang memiliki minat cukup besar. Dari produk baru yang dikeluarkan tahun lalu, sebanyak delapan unit telah terjual.
Bahkan konsumen terus meminta stok mobil, seperti Fiesta. Dengan melihat kenyataan ini, sebenarnya penghentian penjualan ini bukan karena dipengaruhi bentuk Ford yang tidak diminati masyarakat.
Menurut Indra, semua dipengaruhi dengan harga komponen yang mahal. Apalagi, penjualan Ford sangat tergantung dengan naik-turunnya dolar, belum lagi dengan pajak yang harus dibayar. Idealnya, untuk mengembangkan penjualan Ford harus memiliki pabrik di Indonesia supaya bisa merakit dan membuat komponen sendiri.
“Selama ini kita ngambil mobil dari Thailand dan Amerika, kan harganya menjadi mahal, beda dengan merek lain seperti Toyota dan Honda. Tetapi kita percaya penjualan akan meningkat, Ford itu memiliki pembeli yang loyal,” jelas Immanuel.
Padahal, prediksi awal dengan berdirinya dealer di Bojonegoro jumlah penjualan mobil bisa mengalami peningkatan, dan pelayanan terhadap konsumen bisa berjalan lebih baik. Namun, tiba-tiba dealer Bojonegoro ditutup karena target penjualan yang ditetapkan tidak tercapai.
“Dulu pernah buka dealer di Bojonegoro 2 tahun lalu. Karena tidak terlalu provit akhirnya ditutup,” kata Dealership Customer Relaton Center (DCRC) Ford Jawa Timur, PT Fortuner Dunia Motor (FDM), Immanuel C.P Pattiselanno, Selasa (26/1/2016).
Immanuel mengatakan, pihaknya belum mengetahui ada pemberitahuan penghentian aktivitas bisnis penjualan mobil di Indonesia mulai semester II-2016. Pihaknya mengetahui dari pemberitaan-pemberitaan media yang muncul. Meski demikian, pihaknya terus meningkatkan pelayanan service dan penjualan suku cadang.
Sebab, layanan service dan penjualan suku cadang menjadi kunci untuk menambah konsumen yang datang. Bahkan, booking service mengalami peningkatan dibandingkan bulan Desember 2015. Tercatat, Desember lalu jumlah service mencapai 80 unit mobil, jumlah tersebut mengalami peningkatan pada Januari 2016 sebanyak 100 unit.
“Februari saja sudah banyak yang booking service, kita terus melayani mereka,” ujarnya.
Untuk stok spare part, ungkap Immanuel, FDM sudah memenuhi semua kebutuhan konsumen, hingga dua bulan kedepan spart part Ford di Jatim tidak akan kehabisan. Sebab, FDM sudah melakukan pemesanan ke FMI untuk memenuhi kebutuhan spart part area Jawa Timur.
“Kami menjelaskan pada konsumen kalau dealer Ford tetap beroperasi, banyak yang menanyakan setelah FMI memutuskan mundur dari Indonesia,” jelas dia.
Jika mengacu pada jumlah penjualan, sebenarnya Ford merupakan salah satu mobil yang memiliki minat cukup besar. Dari produk baru yang dikeluarkan tahun lalu, sebanyak delapan unit telah terjual.
Bahkan konsumen terus meminta stok mobil, seperti Fiesta. Dengan melihat kenyataan ini, sebenarnya penghentian penjualan ini bukan karena dipengaruhi bentuk Ford yang tidak diminati masyarakat.
Menurut Indra, semua dipengaruhi dengan harga komponen yang mahal. Apalagi, penjualan Ford sangat tergantung dengan naik-turunnya dolar, belum lagi dengan pajak yang harus dibayar. Idealnya, untuk mengembangkan penjualan Ford harus memiliki pabrik di Indonesia supaya bisa merakit dan membuat komponen sendiri.
“Selama ini kita ngambil mobil dari Thailand dan Amerika, kan harganya menjadi mahal, beda dengan merek lain seperti Toyota dan Honda. Tetapi kita percaya penjualan akan meningkat, Ford itu memiliki pembeli yang loyal,” jelas Immanuel.
(dol)