Toyota Akui Pasar Automotif di Indonesia Subur
A
A
A
JAKARTA - Potensi pasar automotif di Indonesia ternyata masih cukup potensial diantara negara-negara ASEAN. Pasalnya, dari perspektif kepemilikian Indonesia masih kecil dibandingkan dengan negara tetangga.
Pernyataan itu disampaikan Direktur Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), I Made Dana M Tangkas saat kegiatan Operational Excellence Conference and Award 2017 (OPEXCON17) di The Ritz Carlton Jakarta, Rabu (11/10/2017).
Menurutnya, potensi itu dilihat dari perspektif kepemilikin kendaraan. Bahwa, Indoensia dibandingkan Malaysia dan Thailand masih rendah. Malaysia sudah mencapai 400 unit per 1000 penduduk, Thailand 200 unit per 1000 penduduk. Bahkan, Jepang malah lebih tinggi lagi.
"Sedangkan Indonesia hanya 80 unit per 1000 penduduk. Artinya, kondisi itu Indonesia masih terbuka untuk peluang bisnis otomotif. Sehingga potensi Indonesia menjadi industri otomotif sangat baik," tukas I Made Dana lagi.
Dalam kesempatan itu, I Made Dana menambahkan, dalam perspektif otomotif, kontribusi ke produk domestik bruto (PDB) baru antara sekitar 2,7% sampai 3%. Sementara negara lain seperti Thailand sekitar 11%, Malaysia ada 5%, dan India 9%.
"Karena kondisi itu Indonesia punya peluang bisnis otomotif lebih besar," pungkasnya.
Pernyataan itu disampaikan Direktur Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), I Made Dana M Tangkas saat kegiatan Operational Excellence Conference and Award 2017 (OPEXCON17) di The Ritz Carlton Jakarta, Rabu (11/10/2017).
Menurutnya, potensi itu dilihat dari perspektif kepemilikin kendaraan. Bahwa, Indoensia dibandingkan Malaysia dan Thailand masih rendah. Malaysia sudah mencapai 400 unit per 1000 penduduk, Thailand 200 unit per 1000 penduduk. Bahkan, Jepang malah lebih tinggi lagi.
"Sedangkan Indonesia hanya 80 unit per 1000 penduduk. Artinya, kondisi itu Indonesia masih terbuka untuk peluang bisnis otomotif. Sehingga potensi Indonesia menjadi industri otomotif sangat baik," tukas I Made Dana lagi.
Dalam kesempatan itu, I Made Dana menambahkan, dalam perspektif otomotif, kontribusi ke produk domestik bruto (PDB) baru antara sekitar 2,7% sampai 3%. Sementara negara lain seperti Thailand sekitar 11%, Malaysia ada 5%, dan India 9%.
"Karena kondisi itu Indonesia punya peluang bisnis otomotif lebih besar," pungkasnya.
(wbs)