Mencicipi Teknologi Masa Depan Mitsubishi
A
A
A
TOKYO - Lewat slogan baru Drive Your Ambition, Mitsubishi menginginkan mobil-mobil yang mereka buat tidak hanya tangguh diajak di alam bebas tapi juga menyenangkan dan canggih buat pemiliknya. Koran SINDO mendapatkan kesempatan sedikit teknologi masa depan mereka. Seperti apa?
Saat meluncurkan Mitubishi e-Evolution Concept di ajang Tokyo Motor Show 2017 akhir Oktober lalu Chief Planning Officer Mitsubishi Motors Corporation Mitsuhiko Yamashita mengatakan mobil tersebut akan jadi patokan bagaimana mobil-mobil Mitsubishi di masa depan.
Di mobil tersebut disematkan berbagai teknologi canggih yang membuat mobil Mitsubishi tidak hanya terkenal tangguh tapi juga menyenangkan dan canggih buat pemiliknya. Dia mengatakan ada beberapa teknologi yang disematkan di mobil ini seperti artificial intelligence, Super All Whell Drive (SAWD) dan Dual Active Yaw Control (Dual AYC).
Koran SINDO sendiri telah membahas artificial intelligence di mobil ini sebelumnya. Dimana mobil ini bisa membangunkan pengemudi yang tertidur hingga mengaktifkan berbagai control di dalam mobil sepetti lampu, wiper hingga multimedia hanya lewat perintah suara.
Lalu bagaimana denga teknologi canggih lainnya seperti Super All Wheel Drive (SAWD) hingga Dual Active Yaw Control?
Mitsubishi sebenarnya sudah melangkah ke masa depan dengan menyematkan kedua fitur tersebut di Mitsubishi Outlander PHEV terbaru mereka. Di pusat riset dan pengembangan Mitsubishi di Okazaki, Jepang, Koran SINDO diajak mencoba dua teknologi masa depan itu lewat mobil tersebut.
Pertama Koran SINDO terlebih dulu diajak mengenali langsung Mitsubishi Outlander PHEV. Bagaimana cara kerja mobil ini yang ternyata tidak hanya bisa berjalan secara listrik tapi juga serial hybrid dan parallel hybrid.
“Hingga kecepatan 120 kilometer per jam mobil bergerak dengan motor listrik. Jika lebih kencang lagi baru dalam keadaan parallel hybrid. Saat baterai kurang tenaga generator mesin mengisi tenaganya seperti halnya di serial hybrid,” terang instruktur yang menemani Koran SINDO.
Jadi mobil ini tidak akan menimbulkan rasa khawatir jika di tengah perjalanan baterai listrik sudah kehilangan daya. Saat dicoba sensasi listrik SUV ini memang sangat terasa. Begitu responsive seperti halnya mobil listrik pada umumnya. Mobil seberat 2,26 ton ini bisa berakselerasi sangat kencang. Sulit dibayangkan jika sebuah SUV yang tampangnya kalem ini bisa terasa agresif.
Setelah puas merasakan sensasi listrik, Koran SINDO mencoba memahami perbedaan dua fitur teknologi Dual Motor AYC serta S-AWC. Dual Motor AYC adalah pengembangan dari teknologi AYC (Active Yaw Control). Teknologi ini mengatur tenaga yang dikirim ke empat roda untuk mendapatkan cengkraman roda yang maksimal. Jika fitur limited slip differential tradisional menggunakan mekanik, AYC sudah sepenuhnya elektrik.
Fitur ini diperkenalkan pertama kali pada model Lancer Evolution IV. Sejak saat itu berkembang hingga sekarang digunakan pada Outlander PHEV. Sedangkan, fitur dual motor AYC akan digunakan pada produk masa depan Mitsubishi.
Masuk ke dalam Outlander PHEV yang dibenamkan teknologi Dual Motor AYC, Koran SINDO langsung duduk di bangku depan. Instruktur Mitsubishi berada di balik kemudi, karena sifat teknologi ini masih dalam tahap pengembangan.
Mobil melaju melintasi kerucut dengan bermanufer zig-zag. Pertama tanpa Dual Motor AYC, berikutnya dengan fitur tersebut dinyalakan.
Perbedaannya cukup signifikan. Tanpa penggunaan Dual Motor AYC, berada di dalam kabin Outlander PHEV, menjadi suatu pengalaman yang tidak menyenangkan. Badan bergerak cukup banyak mengikuti gerakan bodi kendaraan melewati kerucut.
Begitu Dual Motor AYC beroperasi perbedaannya cukup terasa. Pergerakan bodi kendaraan tidak terlalu besar seperti sebelumnya. Badan penumpang pun tidak banyak bergerak dan tetap berada di jok dengan nyaman.
Sebenarnya fitur seperti ini sudah dimiliki oleh beberapa mobi lainnya seperti Porsche Torque Vectoring dan G-Vectoring milik Mazda. Bedanya di Dual AYC, computer yang memberikan perintah untuk membagi torsi di dua ban belakng berdasarkan input dari berbagai sensor dibantu oleh dua motor listrik. Setiap motor listrik bertugas mengatur stabilitas roda kiri dan kanan.
Lantas apa perbedaannya dengan fitur stabilitas pada mobil umum, atau yang biasa disebut Electric Brakeforce Distribution (EBD)?Pada EBD, mengaktifkan sistem pengereman secara individual pada salah satu roda untuk mencegah kelebihan putaran atau membuat kendaraan melambat. AYC sendiri dibuat untuk orientasi performa, tujunnya agar kendaraan dapat meningkatkan kecepatan saat proses menikung tanpa kuatir kehilangan kendali.
Selesai mengenal Dual AYC, saatnya Koran SINDO merasakan teknologi Super All Wheel Control. Teknologi ini adalah sistem pengendali empat roda yang berfungsi secara otomatis untuk kemudahan mengendalikan kendaraan di berbagai permukaan jalan. S-AWC menggabungkan berbagai elemen seperti AYC, Active Center Differential, dan pengereman ABS. Hasilnya adalah pengendalian manuver kendaraan yang mudah di berbagai kondisi jalan.
Di pengujian ini Koran SINDO berbagi kursi depan dengan pebalap legendaris Mitsubishi Hiroshi Masuoka. Lintasan yang digunakan juga istimewa yakni lintasan yang penuh dengan genangan air. Berbeda dengan pengujian Dual AYC, di pengujian ini gerakan mobil dibuat lebih ekstrem.
Dalam kecepatan tinggi mobil bermanuver dengan kencang. Masalahnya adalah lintasan dipenuhi oleh genangan air. Saat fitur S-AWC dimatikan, mobil ini selalu hampir tergelincir. Hanya berkat keahlian tangan Hiroshi Masuoka lah mobil ini masih tetap berada di lintasan.
Ajaibnya ketika fitur S-AWC diaktifkan gejala sebelumnya langsung menghilang. Tangan Hiroshi Masuoka justru sama sekali tidak kalangkabut seperti sebelumnya.
Usai pengujian baru terlihat bahwa teknologi mobil Mitsubishi di masa depan terasa begitu meyakinkan, aman dan menyenangkan. (Wahyu Sibarani)
Saat meluncurkan Mitubishi e-Evolution Concept di ajang Tokyo Motor Show 2017 akhir Oktober lalu Chief Planning Officer Mitsubishi Motors Corporation Mitsuhiko Yamashita mengatakan mobil tersebut akan jadi patokan bagaimana mobil-mobil Mitsubishi di masa depan.
Di mobil tersebut disematkan berbagai teknologi canggih yang membuat mobil Mitsubishi tidak hanya terkenal tangguh tapi juga menyenangkan dan canggih buat pemiliknya. Dia mengatakan ada beberapa teknologi yang disematkan di mobil ini seperti artificial intelligence, Super All Whell Drive (SAWD) dan Dual Active Yaw Control (Dual AYC).
Koran SINDO sendiri telah membahas artificial intelligence di mobil ini sebelumnya. Dimana mobil ini bisa membangunkan pengemudi yang tertidur hingga mengaktifkan berbagai control di dalam mobil sepetti lampu, wiper hingga multimedia hanya lewat perintah suara.
Lalu bagaimana denga teknologi canggih lainnya seperti Super All Wheel Drive (SAWD) hingga Dual Active Yaw Control?
Mitsubishi sebenarnya sudah melangkah ke masa depan dengan menyematkan kedua fitur tersebut di Mitsubishi Outlander PHEV terbaru mereka. Di pusat riset dan pengembangan Mitsubishi di Okazaki, Jepang, Koran SINDO diajak mencoba dua teknologi masa depan itu lewat mobil tersebut.
Pertama Koran SINDO terlebih dulu diajak mengenali langsung Mitsubishi Outlander PHEV. Bagaimana cara kerja mobil ini yang ternyata tidak hanya bisa berjalan secara listrik tapi juga serial hybrid dan parallel hybrid.
“Hingga kecepatan 120 kilometer per jam mobil bergerak dengan motor listrik. Jika lebih kencang lagi baru dalam keadaan parallel hybrid. Saat baterai kurang tenaga generator mesin mengisi tenaganya seperti halnya di serial hybrid,” terang instruktur yang menemani Koran SINDO.
Jadi mobil ini tidak akan menimbulkan rasa khawatir jika di tengah perjalanan baterai listrik sudah kehilangan daya. Saat dicoba sensasi listrik SUV ini memang sangat terasa. Begitu responsive seperti halnya mobil listrik pada umumnya. Mobil seberat 2,26 ton ini bisa berakselerasi sangat kencang. Sulit dibayangkan jika sebuah SUV yang tampangnya kalem ini bisa terasa agresif.
Setelah puas merasakan sensasi listrik, Koran SINDO mencoba memahami perbedaan dua fitur teknologi Dual Motor AYC serta S-AWC. Dual Motor AYC adalah pengembangan dari teknologi AYC (Active Yaw Control). Teknologi ini mengatur tenaga yang dikirim ke empat roda untuk mendapatkan cengkraman roda yang maksimal. Jika fitur limited slip differential tradisional menggunakan mekanik, AYC sudah sepenuhnya elektrik.
Fitur ini diperkenalkan pertama kali pada model Lancer Evolution IV. Sejak saat itu berkembang hingga sekarang digunakan pada Outlander PHEV. Sedangkan, fitur dual motor AYC akan digunakan pada produk masa depan Mitsubishi.
Masuk ke dalam Outlander PHEV yang dibenamkan teknologi Dual Motor AYC, Koran SINDO langsung duduk di bangku depan. Instruktur Mitsubishi berada di balik kemudi, karena sifat teknologi ini masih dalam tahap pengembangan.
Mobil melaju melintasi kerucut dengan bermanufer zig-zag. Pertama tanpa Dual Motor AYC, berikutnya dengan fitur tersebut dinyalakan.
Perbedaannya cukup signifikan. Tanpa penggunaan Dual Motor AYC, berada di dalam kabin Outlander PHEV, menjadi suatu pengalaman yang tidak menyenangkan. Badan bergerak cukup banyak mengikuti gerakan bodi kendaraan melewati kerucut.
Begitu Dual Motor AYC beroperasi perbedaannya cukup terasa. Pergerakan bodi kendaraan tidak terlalu besar seperti sebelumnya. Badan penumpang pun tidak banyak bergerak dan tetap berada di jok dengan nyaman.
Sebenarnya fitur seperti ini sudah dimiliki oleh beberapa mobi lainnya seperti Porsche Torque Vectoring dan G-Vectoring milik Mazda. Bedanya di Dual AYC, computer yang memberikan perintah untuk membagi torsi di dua ban belakng berdasarkan input dari berbagai sensor dibantu oleh dua motor listrik. Setiap motor listrik bertugas mengatur stabilitas roda kiri dan kanan.
Lantas apa perbedaannya dengan fitur stabilitas pada mobil umum, atau yang biasa disebut Electric Brakeforce Distribution (EBD)?Pada EBD, mengaktifkan sistem pengereman secara individual pada salah satu roda untuk mencegah kelebihan putaran atau membuat kendaraan melambat. AYC sendiri dibuat untuk orientasi performa, tujunnya agar kendaraan dapat meningkatkan kecepatan saat proses menikung tanpa kuatir kehilangan kendali.
Selesai mengenal Dual AYC, saatnya Koran SINDO merasakan teknologi Super All Wheel Control. Teknologi ini adalah sistem pengendali empat roda yang berfungsi secara otomatis untuk kemudahan mengendalikan kendaraan di berbagai permukaan jalan. S-AWC menggabungkan berbagai elemen seperti AYC, Active Center Differential, dan pengereman ABS. Hasilnya adalah pengendalian manuver kendaraan yang mudah di berbagai kondisi jalan.
Di pengujian ini Koran SINDO berbagi kursi depan dengan pebalap legendaris Mitsubishi Hiroshi Masuoka. Lintasan yang digunakan juga istimewa yakni lintasan yang penuh dengan genangan air. Berbeda dengan pengujian Dual AYC, di pengujian ini gerakan mobil dibuat lebih ekstrem.
Dalam kecepatan tinggi mobil bermanuver dengan kencang. Masalahnya adalah lintasan dipenuhi oleh genangan air. Saat fitur S-AWC dimatikan, mobil ini selalu hampir tergelincir. Hanya berkat keahlian tangan Hiroshi Masuoka lah mobil ini masih tetap berada di lintasan.
Ajaibnya ketika fitur S-AWC diaktifkan gejala sebelumnya langsung menghilang. Tangan Hiroshi Masuoka justru sama sekali tidak kalangkabut seperti sebelumnya.
Usai pengujian baru terlihat bahwa teknologi mobil Mitsubishi di masa depan terasa begitu meyakinkan, aman dan menyenangkan. (Wahyu Sibarani)
(nfl)