Mudik Asyik Full Listrik

Kamis, 21 Juni 2018 - 12:29 WIB
Mudik Asyik Full Listrik
Mudik Asyik Full Listrik
A A A
JAKARTA - BERANIKAH Anda membawa mobil listrik untuk mudik? Ternyata mudik mengendarai mobil listrik lebih asyik ketimbang mengendarai mobil konvensional. Seperti apa ceritanya?

Bambang Kristiawan, Head of PR and CSR Department PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI), berkali-kali tergelitik ketika melihat mobil Mitsubishi Outlander Plug-in Hybrid Electric Vehicle (PHEV) generasi pertama milik PT MMKSI nongkrong di gedung parkir kantor mereka yang ada di kawasan Pulomas, Jakarta Timur.

Mobil tersebut pertama kali datang ke Indonesia pada tahun 2013. Jauh sebelum diskursus mobil listrik mengemuka akhir-akhir ini, Mitsubishi membawa dua mobil listrik, yakni Mitsubishi i-MiEV dan Mitsubishi Outlander PHEV untuk sosialisasi mobil listrik.

“Saat lihat mobil tersebut, saya kepikiran kenapa tidak saya gunakan untuk mudik. Saya rasa ini penting buat sosialisasi mobil listrik ke masyarakat untuk mengenal lebih dekat lagi soal mobil listrik,” kata Bambang.

Dia pun langsung mengirimkan surat permohonan ke MMKSI mengenai ide tersebut. Ide tersebut ternyata disambut positif oleh MMKSI yang memang memiliki perhatian yang tinggi akan mobil listrik di Indonesia.

Namun, mengapa tidak memilih Mitsubishi Outlander PHEV generasi kedua yang pernah disumbangkan MMKSI ke pemerintah,
beberapa waktu lalu itu?

“Surat-suratnya yang generasi pertama sudah lebih lengkap. Untuk yang generasi kedua pada Juni ini juga sudah keluar. Jadi, pemerintah sudah bisa memanfaatkan mobil tersebut,” ungkap Bambang.

Begitu mendapatkan lampu hijau, Bambang tidak langsung membawa mobil tersebut mudik ke kampung halamannya di Tegal, Jawa
Tengah. Kurang lebih seminggu sebelum hari raya Idul Fitri 1439 H, dia mengendarai mobil tersebut bolak-balik dari rumahnya ke kantor Mitsubishi.

Selama itu dia sama sekali tidak mengalami kendala berarti. Sama sekali tidak ada kekhawatiran mobil tersebut kehabisan baterai. Mitsubishi Outlander PHEV memang bukan seperti mobil listrik kebanyakan. Mobil ini memang digerakkan oleh baterai listrik. Namun, mobil ini dilengkapi dengan bahan bakar bensin yang juga tersalurkan ke generator.

Jadi, setiap kali energi baterai mulai terkuras, generator mengolah bensin menjadi energi yang kemudian disalurkan kembali ke baterai. Inilah mengapa Kyoya Kondo, Presiden Direktur PT MMKSI, sempat mengatakan mobil PHEV merupakan mobil listrik paling ideal buat Indonesia yang infrastruktur mobil listriknya kurang memadai.

“Kondisi jalanan di Indonesia yang padat dan sarat dengan kemacetan akan menyedot daya lebih besar. Salah satunya disebabkan oleh pemakaian AC sehingga penggunaan listrik lebih besar. Pengguna PHEV akan aman karena apabila terjadi kekurangan suplai listrik, akan segera di-back-up oleh motor bakar yang beralih fungsi sebagai generator untuk pengisian
baterai,” ujar Kyoya Kondo.

Inilah mengapa Bambang begitu percaya diri membawa mobil ini berjalan jauh ke luar kota, tepatnya ke Tegal. Dia juga sama sekali tidak khawatir kalau mobilnya terjebak kemacetan panjang yang biasa terjadi setiap mudik.

Nyatanya Bambang memang mengalami kemacetan yang panjang di Tol Cipali. Saat itu mobil terpaksa berjalan merangkak 10-20 kilometer per jam. Dia juga tidak mencoba mengakali menghemat energi baterai dengan mematikan pendingin ruangan.

Adapun yang dia lakukan selama membawa mobil tersebut hanyalah memilih penggerak roda belakang. Diketahui Mitsubishi Outlander PHEV memang memiliki opsi penggerak empat roda. Karena memang tidak terlalu efektif untuk di jalan aspal, Bambang akhirnya memilih sistem penggerak roda belakang saja.
Saat jalanan lancar, Bambang memacu mobil hingga kecepatan 110 kilometer per jam. Sebenarnya baterai mobil tetap berfungsihingga kecepatan 130 kilometer per jam. Namun, konsekuensinya energi baterai akan lebih cepat terkuras.

Perjalanan bahkan lebih nyaman lagi karena Mitsubishi Outlander PHEV memiliki fitur cruise control. Jadi, begitu bertemu dengan jalan lowong, Bambang mengatur kecepatan konstan mobil tersebut dan mengistirahatkan kakinya selama perjalanan.“Sama sekali tidak ada kekhawatiran saat saya membawa mobil ini. Bensin yang digunakan hanya seperempat tangki. Total jarak tempuh yang dia lalui mencapai 283 kilometer per jam. Bensin malah baru habis setengah ketika saya sudah berwisata di sekitaran Tegal,” katanya.
Dia bahkan sempat membawa mobil ini ke kawasan wisata Guci, Tegal, yang ada di dataran tinggi Tegal. Mobil listrik ini malah sama sekali tidak ada masalah mencapai lokasi wisata tersebut.

“Setiap ke mana-mana saya selalu ditanya, ini mobil listriknya bisa diisi ulang. Jadi, banyak masyarakat masih memiliki pemahaman yang belum jelas mengenai mobil listrik. Ini yang coba saya lakukan dengan membawa mobil ini buat mudik,” katanya.

Lalu apa yang paling dia sukai selama membawa mobil ini ke mana-mana? “Suaranya hening, jadi kalau malam-malam masuk ke perumahan tidak mengganggu sama sekali,” pungkasnya. (Wahyu Sibarani)
(nfl)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0710 seconds (0.1#10.140)