Mobil Supermewah Terus Tumbuh Saingi Pasar Mobil Umum

Sabtu, 19 Januari 2019 - 06:25 WIB
Mobil Supermewah Terus Tumbuh Saingi Pasar Mobil Umum
Mobil Supermewah Terus Tumbuh Saingi Pasar Mobil Umum
A A A
JAKARTA - Dalam waktu yang tidak lama lagi pasar mobil supermewah seperti Lamborghini, Ferrari, Bentley berpotensi menyaingi pasar mobil umum. Segmen pasar mobil premium ini relatif stabil dan nyaris tidak terkena imbas perlambatan ekonomi yang terjadi beberapa tahun terakhir ini.

Menurut Navigant Research, pasar mobil supermewah akan mulai menggantikan pasar mobil umum diperkirakan terjadi pada 2020. Perubahan ini terjadi karena masyarakat mulai meninggalkan kendaraan pribadi dan memilih menggunakan fasilitas transportasi lain seperti transportasi massal, taksi daring, atau aplikasi berbagi tumpangan lainnya.

“Diperkirakan pada saat itu pasar automotif justru akan digerakkan oleh mobil-mobil premium, seiring terjadinya perpindahan moda transportasi masyarakat urban dari kendaraan pribadi ke layanan mobilitas canggih seperti car sharing dan taksi online,” ujar Sam Abuelsamid, analis dari Navigant Research.

Selain itu, menurut Abuelsamid, pasar automotif mobil penumpang juga diperkirakan stagnan. Ini ditunjukkan oleh penjualan mobil di wilayah Amerika Serikat (AS) dan Kanada yang penjualannya terus stagnan. Dia mengatakan pasar terbesar mobil premium nantinya akan terjadi di dua wilayah, yakni Asia-Pasifik dan China.

Berdasarkan laporan Forbes, penjualan mobil di AS tahun ini diperkirakan hanya 16,8-16,9 juta unit, turun dibanding 2018 yang mencapai 17,3 juta unit. Sementara di China, Asosiasi Automotif China menyebutkan penjualan mobil sepanjang 2018 mencapai 22,7 juta unit, turun 6% dibanding 2017.

Penurunan penjualan kendaraan di Negeri Panda seiring dengan melemahnya perekonomian di negara itu yang diprediksi hanya tumbuh di bawah 6%, melambat dibanding tahun-tahun sebelumnya yang selalu di atas 6%.

Di pasar mobil premium, secara global Mercedes-Benz berhasil membukukan kenaikan penjualan 0,6% menjadi 2,3 juta unit. Ini adalah kenaikan penjualan kedelapan kalinya secara beruntun sejak 2010 lalu. Sementara BMW membukukan pertumbuhan penjualan 1,8% atau total sebanyak 1,96 juta unit.

Di antara aneka varian mobil dari pabrikan tersebut, Mercedes-Benz seri AMG menjadi yang paling laku di kelas sedan, yakni terjual 118.204 unit, kemudian BMW seri M 102.780 unit. Adapun untuk mobil sport, Audi memimpin penjualan melalui sub-brand Lamborghini yang laku sebanyak 5.750 unit sepanjang 2018.

Kawasan Asia-Pasifik menjadi pasar terbesar bagi mobil-mobil premium. Data yang dikutip dari caradvice.com.au menyebutkan, Mercedes-Benz mencatatkan pertumbuhan penjualan tertinggi di wilayah ini dengan total penjualan 943.473 unit, naik 7,8% di banding tahun sebelumnya.

Adapun China menjadi negara dengan kontribusi terbesar yakni 70% dengan pertumbuhan penjualan tertinggi sebesar 11%. Di Eropa, yang menjadi tuan rumah pabrikan tersebut, penjualan Mercedes-Benz malah turun 2,3% atau hanya 933.679 unit.

“Selama 2018, Mercedes-Benz adalah merek mobil premium di industri automotif yang memimpin pasar selama tiga tahun berturut-turut,” kata anggota Dewan Direksi Daimler AG yang juga head of Mercedes-Benz Car, Dieter Zetsche.

China dalam beberapa tahun terakhir menjadi incaran para produsen. Hal ini karena didukung oleh populasi penduduknya yang sangat besar, mencapai 1,3 miliar orang. Hal ini pula yang mendorong produsen mobil listrik asal AS yakni Tesla yang mulai membuka pabrik di China pada 8 Januari tahun ini.

Diketahui, Tesla merupakan pemimpin pasar kendaraan listrik premium di Negeri Paman Sam dengan pangsa pasar mencapai 37%.
Di China, Tesla akan mengoperasikan pabrik berkapasitas produksi 500.000 unit per tahun, yang diharapkan dapat meningkatkan penjualan di negara pasar mobil terbesar dunia itu.

Dalam pengelompokan pasar kendaraan premium, firma riset researchandmarket.com membagi kategori kendaraan premium dengan segmen harga mulai USD28.790 (sekitar Rp400 jutaan, kurs Rp14.100 per dolar AS) hingga lebih dari USD121.000 (Rp1,7 miliar).

Menurut firma tersebut, di segmen ini tiga pabrikan Jerman yakni BMW, Audi, dan Mercedes-Benz menjadi penguasa pasar dengan market share mendekati 80%.

Perang Mobil Sport

Sementara itu, geliat mobil premium sangat terasa tahun ini di mana sejumlah merek mobil meluncurkan varian terbaru mereka ke pasar. Ambil contoh McLaren yang menjual mobil suksesor mobil McLaren F1, yakni McLaren Speedtail.

Ada juga Aston Martin yang untuk pertama kalinya masuk ke pasar SUV ultraluxury lewat SUV Aston Martin DBX. Selain itu, Ferrari juga akan menghadirkan Ferrari 488 Spider Pista dan Lamborghini meluncurkan Aventador SVJ tahun ini. (lihat info grafis)

Majalah Forbes mengungkapkan, mobil-mobil premium masih mendapatkan peluang untuk meningkatkan penjualan. Hal ini terjadi karena golongan orang kaya terus bertambah populasinya. Pernyataan ini sejalan dengan laporan World Wealth Report 2018 yang dibuat oleh Capgemini.

Dalam laporan itu disebutkan jumlah kekayaan Global High-Net-World Individual atau konglomerat meningkat hingga 10,6% pada 2017 dan total kekayaannya melewati USD70 triliun. Jumlah ini untuk pertama kalinya menembus level USD70 triliun selama enam tahun belakangan ini.

Selain meningkatnya harta kekayaan para konglomerat, hadirnya konglomerat baru juga menguntungkan pasar mobil premium. Menurut perhitungan Capgemini, jumlah orang superkaya di seluruh dunia mencapai 42,2 juta pada 2018. Jumlah inilah yang diharapkan jadi pasar barang-barang supermewah termasuk mobil-mobil premium.

Hal ini diamini oleh Michelle Krebs, analis dari Autotrader, yang mengatakan orang-orang kaya memiliki disposable income yang lebih banyak dari sebelumnya. “Pendapatan ini yang memicu tingginya permintaan mobil premium,” ujarnya.

Head of Communication Rolls-Royce AS Gerry Spahn mengatakan memang ada korelasi yang kuat antara pertambahan jumlah kekayaan para konglomerat dan permintaan mobil premium. Menurutnya, para konglomerat itu semakin membutuhkan barang-barang mewah yang berkualitas. Permintaan itu, kata dia, harus tetap dijaga dengan menghadirkan model-model baru mobil premium.

“Saat ini mobil-mobil premium justru memberikan apa yang dimiliki oleh mobil sport atau mobil super. Mobil-mobil ini tetap penuh performa tapi masih memberikan kualitas dan kenyamanan premium,” ujarnya.
(ysw,afs)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.7737 seconds (0.1#10.140)