Menelisik Keunggulan Sisi Ekonomis Mitsubishi Xpander
A
A
A
MITSUBISHI Xpander diklaim memiliki biaya kepemilikan total (total cost ownership/TCO) lebih ekonomis ketimbang kompetitor. Benarkah? Wendi, konsumen pertama Dealer Nusantara Berlian Motor, Jalan Karet Tengsin, Jakarta Pusat, mengaku senang saat mendapatkan kunci mobil Mitsubishi Xpander yang diserahkan langsung di dealer itu.
Di rumah, Wendi mengaku punya beberapa mobil dan Mitsubishi Xpander adalah mobilnya yang ketiga. “Saya senang dengan Mitsubishi Xpander karena desainnya memang paling menarik di antara yang lain,” ujarnya.
Tidak hanya itu, ada satu lagi alasan mengapa Wendi menjatuhkan pilihan pada Mitsubishi Xpander. Salah satunya program Smart Package yang melekat langsung di Mitsubishi Xpander yang dia beli. Lewat program itu, mobil Mitsubishi Xpander miliknya tidak lagi mengeluarkan biaya servis yang biasanya dikenakan pada pemilik mobil baru.
“Kalau servis 10.000 km biasanya kita langsung dikenakan biaya. Xpander katanya tidak bahkan sampai 50.000 km. Ini yang tidak saya temukan di tempat lain,” ujar Wendi. Keterkejutan yang sama dirasakan Eri Haryoko, pemilik Mitsubishi Xpander varian Ultimate berwarna merah.
Dia mengatakan, Mitsubishi Xpandernya sudah dua kali masuk bengkel untuk servis resmi atau sudah mencapai 20.000 km. “Servis resminya sudah dua kali. Cuma saya cukup sering datang ke bengkel untuk mengganti beberapa part. Jadi kira-kira sudah empat kali masuk bengkel,” ungkapnya.
Uniknya, selama empat kali datang ke bengkel resmi Mitsubishi, Eri mengaku sama sekali tidak mengeluarkan biaya. Ini berbeda dengan mobil yang dulu pernah dia miliki. Saat pertama kali melakukan servis, dia sudah mengeluarkan biaya cukup besar.
“Kalau dulu langsung dikenakan biaya ganti oli. Apalagi, harga oli sekarang lumayan,” kata Eri sembari tertawa. Ronald Reagan, Head of After Sales Marketing and Development Department PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI), mengatakan, biaya pelumas atau oli merupakan indikator terbesar dari total biaya servis.
Menurutnya, harga pelumas mencapai 70- 80% total biaya perawatan mobil. Faktor inilah yang menjadi pembeda antara Mitsubishi Xpander dan mobil low MPV sekelas lainnya. Dia mencontohkan, harga pelumas 0W-20 yang digunakan Mitsubishi Xpander mencapai Rp317.000, sedangkan produk lain harus mengeluarkan biaya sebesar Rp640.000.
Ronald mengatakan, perbandingan harga ini bukan perbandingan yang sengaja dibuat Mitsubishi. Menurutnya, setiap enam bulan sekali Mitsubishi melakukan prasurvei biaya perawatan mobil di berbagai brand .
Tidak hanya kompetitor, tapi juga seluruh merek mobil. “Harga kami hampir 50% murah dibandingkan produk kompetitor. Ini terjadi karena kami bisa melakukan improvement di area logistik dan area produksi, jadi kami bisa memberikan nilai yang cukup kompetitif dari segi harga untuk oli mesin,” paparnya.
Memang harga pergantian part saat servis berkala Mitsubishi Xpander sedikit lebih mahal dibandingkan kompetitor, di mana Mitsubishi Xpander seharga Rp430.000, sedangkan kompetitor berada di kisaran Rp384.000.
Namun, menurut Ronald, selisih itu hanya sampai 10%. Total biaya yang harus dikeluarkan pemilik kendaraan Mitsubishi Xpander hanya Rp900.600, sementara model kompetitor mencapai Rp1,199 juta per kendaraan.
Secara keseluruhan, total cost of ownership yang harus dikeluarkan pemilik Mitsubishi Xpander 25% lebih rendah dibandingkan kompetitor. “Saya pastikan total cost ownership Mitsubishi Xpander di atas 50.000 km jauh lebih murah,” ujarnya.
Sebab, di atas 50.000 km, pemilik Mitsubishi Xpander langsung mendapatkan Smart Package dari Mitsubishi. Paket yang dirasakan Wendi dan Eri Haryoko ini membebaskan konsumen dari biaya perawatan dan spare part selama tiga tahun atau 50.000 km.
Ronald Reagan mengatakan, tujuan strategi ini adalah meningkatkan angka retension customer datang ke bengkel resmi atau workshop resmi Mitsubishi Motors untuk kebutuhan perawatan berkala kendaraan mereka.
“Dengan customer makin rutin ke workshop kami, merasa makin nyaman memiliki kendaraan Mitsubishi di hati mereka. Harapan kami, customer bisa menjadi semacam agent marketing kami sehingga dia bisa memberitahukan kepada teman atau saudaranya tentang mudahnya memiliki kendaraan Mitsubishi Xpander,” beber Ronald.
Di rumah, Wendi mengaku punya beberapa mobil dan Mitsubishi Xpander adalah mobilnya yang ketiga. “Saya senang dengan Mitsubishi Xpander karena desainnya memang paling menarik di antara yang lain,” ujarnya.
Tidak hanya itu, ada satu lagi alasan mengapa Wendi menjatuhkan pilihan pada Mitsubishi Xpander. Salah satunya program Smart Package yang melekat langsung di Mitsubishi Xpander yang dia beli. Lewat program itu, mobil Mitsubishi Xpander miliknya tidak lagi mengeluarkan biaya servis yang biasanya dikenakan pada pemilik mobil baru.
“Kalau servis 10.000 km biasanya kita langsung dikenakan biaya. Xpander katanya tidak bahkan sampai 50.000 km. Ini yang tidak saya temukan di tempat lain,” ujar Wendi. Keterkejutan yang sama dirasakan Eri Haryoko, pemilik Mitsubishi Xpander varian Ultimate berwarna merah.
Dia mengatakan, Mitsubishi Xpandernya sudah dua kali masuk bengkel untuk servis resmi atau sudah mencapai 20.000 km. “Servis resminya sudah dua kali. Cuma saya cukup sering datang ke bengkel untuk mengganti beberapa part. Jadi kira-kira sudah empat kali masuk bengkel,” ungkapnya.
Uniknya, selama empat kali datang ke bengkel resmi Mitsubishi, Eri mengaku sama sekali tidak mengeluarkan biaya. Ini berbeda dengan mobil yang dulu pernah dia miliki. Saat pertama kali melakukan servis, dia sudah mengeluarkan biaya cukup besar.
“Kalau dulu langsung dikenakan biaya ganti oli. Apalagi, harga oli sekarang lumayan,” kata Eri sembari tertawa. Ronald Reagan, Head of After Sales Marketing and Development Department PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI), mengatakan, biaya pelumas atau oli merupakan indikator terbesar dari total biaya servis.
Menurutnya, harga pelumas mencapai 70- 80% total biaya perawatan mobil. Faktor inilah yang menjadi pembeda antara Mitsubishi Xpander dan mobil low MPV sekelas lainnya. Dia mencontohkan, harga pelumas 0W-20 yang digunakan Mitsubishi Xpander mencapai Rp317.000, sedangkan produk lain harus mengeluarkan biaya sebesar Rp640.000.
Ronald mengatakan, perbandingan harga ini bukan perbandingan yang sengaja dibuat Mitsubishi. Menurutnya, setiap enam bulan sekali Mitsubishi melakukan prasurvei biaya perawatan mobil di berbagai brand .
Tidak hanya kompetitor, tapi juga seluruh merek mobil. “Harga kami hampir 50% murah dibandingkan produk kompetitor. Ini terjadi karena kami bisa melakukan improvement di area logistik dan area produksi, jadi kami bisa memberikan nilai yang cukup kompetitif dari segi harga untuk oli mesin,” paparnya.
Memang harga pergantian part saat servis berkala Mitsubishi Xpander sedikit lebih mahal dibandingkan kompetitor, di mana Mitsubishi Xpander seharga Rp430.000, sedangkan kompetitor berada di kisaran Rp384.000.
Namun, menurut Ronald, selisih itu hanya sampai 10%. Total biaya yang harus dikeluarkan pemilik kendaraan Mitsubishi Xpander hanya Rp900.600, sementara model kompetitor mencapai Rp1,199 juta per kendaraan.
Secara keseluruhan, total cost of ownership yang harus dikeluarkan pemilik Mitsubishi Xpander 25% lebih rendah dibandingkan kompetitor. “Saya pastikan total cost ownership Mitsubishi Xpander di atas 50.000 km jauh lebih murah,” ujarnya.
Sebab, di atas 50.000 km, pemilik Mitsubishi Xpander langsung mendapatkan Smart Package dari Mitsubishi. Paket yang dirasakan Wendi dan Eri Haryoko ini membebaskan konsumen dari biaya perawatan dan spare part selama tiga tahun atau 50.000 km.
Ronald Reagan mengatakan, tujuan strategi ini adalah meningkatkan angka retension customer datang ke bengkel resmi atau workshop resmi Mitsubishi Motors untuk kebutuhan perawatan berkala kendaraan mereka.
“Dengan customer makin rutin ke workshop kami, merasa makin nyaman memiliki kendaraan Mitsubishi di hati mereka. Harapan kami, customer bisa menjadi semacam agent marketing kami sehingga dia bisa memberitahukan kepada teman atau saudaranya tentang mudahnya memiliki kendaraan Mitsubishi Xpander,” beber Ronald.
(don)