Demi Keamanan Berkendara, Hino Beri Pelatihan Khusus Bagi Sopir Truk
A
A
A
TANGERANG - PT Hino Motors Sales Indonesia (HMSI) mengadakan seminar Peran Pelatihan Training of Trainer Terhadap Dunia Transportasi untuk Terciptanya SDM Unggul bagi para pengemudi atau sopir di Hino Training Center, Tangerang, Banten, Jumat (4/10/2019).
Bekerja sama dengan Asosiasi Pengusaha Truck Indonesia (Aptrindo) melalui lembaga Pancanaka, seminar diawali penandatanganan kerja sama antara keduanya. Pelatihan tersebut diharapkan dapat melahirkan instruktur pengemudi mandiri yang bisa menularkan kemampuan mereka kepada sesama pengemudi lain di tempatnya bekerja.
Saat ini Hino sedang gencar berkampanye mengenai keamanan dalam berkendara. “Aktivitas ini kami lakukan sebagai filosofi dari Hino yakni total support kepada customers. Tidak hanya dari produk, tapi dari pengemudinya juga,” kata Direktur Penjualan dan Promosi HMSI Santiko Wardoyo saat seminar berlangsung.
Seminar turut dihadiri Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub, Budi Setiyadi, Direktur Keamanan & Keselamatan Korlantas Polri Chrysnanda Dwi Laksana, Kepala BPSDM Kemenhub Umiyatun Hayati Triastuti, dan perwakilan dari Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Achmad Wildan.
Dalam berkampanye Hino juga mengadakan perlombaan yang bertajuk Hino Safety Riding Competition yang telah berjalan sejak 2017. Kompetisi tersebut telah diselenggarakan di 26 kota di Indonesia dengan total jumlah peserta mencapai 1.699 pengemudi.
Upaya lainnya adalah menggelar pelatihan yang berkesinambungan sejak empat tahun lalu. Sampai sekarang jumlah total peserta sebanyak 6.402 pengemudi.
Santiko memaparkan, selama 2018, Hino berhasil melakukan penjualan sebanyak 40.000 truk. Artinya, butuh 40.000 pengemudi untuk mengakomodir operasional kendaraan.
“Pertumbuhan ini harus diikuti dengan pengetahuan-pengetahuan dari pengemudi. Kita tahu pengemudi terkadang autodidam. Kita coba menjembatani supaya mereka diberi ilmu yang sesuai, dengan cara kita berikan pelatihan,” tuturnya.
Menurut Santiko, pengemudi bukanlah posisi yang rendah. Tapi pengemudi adalah sebuah profesi yang sangat baik. Seorang pengemudi harus mempunyai kebanggaan dalam diri mereka. Untuk mendorong hal tersebut, kompetisi yang diadakan Hino adalah salah satu caranya.
Setiap akhir dari kompetisi ini diadakan acara akbar di Indonesia. Lalu para nominator terbaik akan diumumkan secara terbuka. “Itu memberikan mereka rasa bangga juga. Kami ajak keluarganya. Saya lihat banyak yang terharu juga. Misalnya istrinya senang sampai menangis suaminya jadi nominator,” tambah Santiko.
Namun, pelatihan yang bermanfaat seperti ini bukan tanpa kendala. Santiko mengakui permasalahan yang dihadapi adalah terkait jadwal pengemudi tersebut yang harus bekerja.
“Tapi para pengusaha ini ada kepedulian juga, mengizinkan para pengemudinya mengikuti pelatihan, tapi memang ada yang tidak bisa. Bagi pengemudi, senang sekali kalau bisa ikut,” pungkasnya.
Bekerja sama dengan Asosiasi Pengusaha Truck Indonesia (Aptrindo) melalui lembaga Pancanaka, seminar diawali penandatanganan kerja sama antara keduanya. Pelatihan tersebut diharapkan dapat melahirkan instruktur pengemudi mandiri yang bisa menularkan kemampuan mereka kepada sesama pengemudi lain di tempatnya bekerja.
Saat ini Hino sedang gencar berkampanye mengenai keamanan dalam berkendara. “Aktivitas ini kami lakukan sebagai filosofi dari Hino yakni total support kepada customers. Tidak hanya dari produk, tapi dari pengemudinya juga,” kata Direktur Penjualan dan Promosi HMSI Santiko Wardoyo saat seminar berlangsung.
Seminar turut dihadiri Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub, Budi Setiyadi, Direktur Keamanan & Keselamatan Korlantas Polri Chrysnanda Dwi Laksana, Kepala BPSDM Kemenhub Umiyatun Hayati Triastuti, dan perwakilan dari Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Achmad Wildan.
Dalam berkampanye Hino juga mengadakan perlombaan yang bertajuk Hino Safety Riding Competition yang telah berjalan sejak 2017. Kompetisi tersebut telah diselenggarakan di 26 kota di Indonesia dengan total jumlah peserta mencapai 1.699 pengemudi.
Upaya lainnya adalah menggelar pelatihan yang berkesinambungan sejak empat tahun lalu. Sampai sekarang jumlah total peserta sebanyak 6.402 pengemudi.
Santiko memaparkan, selama 2018, Hino berhasil melakukan penjualan sebanyak 40.000 truk. Artinya, butuh 40.000 pengemudi untuk mengakomodir operasional kendaraan.
“Pertumbuhan ini harus diikuti dengan pengetahuan-pengetahuan dari pengemudi. Kita tahu pengemudi terkadang autodidam. Kita coba menjembatani supaya mereka diberi ilmu yang sesuai, dengan cara kita berikan pelatihan,” tuturnya.
Menurut Santiko, pengemudi bukanlah posisi yang rendah. Tapi pengemudi adalah sebuah profesi yang sangat baik. Seorang pengemudi harus mempunyai kebanggaan dalam diri mereka. Untuk mendorong hal tersebut, kompetisi yang diadakan Hino adalah salah satu caranya.
Setiap akhir dari kompetisi ini diadakan acara akbar di Indonesia. Lalu para nominator terbaik akan diumumkan secara terbuka. “Itu memberikan mereka rasa bangga juga. Kami ajak keluarganya. Saya lihat banyak yang terharu juga. Misalnya istrinya senang sampai menangis suaminya jadi nominator,” tambah Santiko.
Namun, pelatihan yang bermanfaat seperti ini bukan tanpa kendala. Santiko mengakui permasalahan yang dihadapi adalah terkait jadwal pengemudi tersebut yang harus bekerja.
“Tapi para pengusaha ini ada kepedulian juga, mengizinkan para pengemudinya mengikuti pelatihan, tapi memang ada yang tidak bisa. Bagi pengemudi, senang sekali kalau bisa ikut,” pungkasnya.
(mim)