Jepang dan China Bersaing Ketat di Pameran Otomotif Japan Mobility Show 2023
Rabu, 25 Oktober 2023 - 22:39 WIB
Ini dialami oleh hampir semua pabrik, mulai Subaru, Mazda, Mitsubishi, Honda, bahkan Toyota. Di China, Nissan dan Mitsubishi baru saja menutup pabrik mereka karena kalah bersaing dengan merek lokal.
Bahkan, pasar lokal Jepang sendiri saat ini terus menurun. Jumlah penjualan mobil di Jepang menurut Japan Automobile Manufacturers Association (JAMA) turun 6,2 persen di 2022 dibandingkan tahun sebelumnya ke angka 3,4 juta kendaraan. Ini juga menandai tahun ketiga dimana pasar otomotif di Jepang justru anjlok dibawah 4 juta unit.
Memang faktor-faktor seperti kelangkaan chip saat pandemi juga berpengaruh terhadap penurunan itu. Tapi, faktanya 30 persen dari 126 juta penduduk Jepang berusia 65 tahun keatas. Mereka tidak lagi ingin membeli mobil baru. Adapun Gen Z di Jepang juga punya banyak prioritas lebih penting selain mobil.
Ini sangat berbeda dengan pasar di Asia Tenggara yang justru naik 24 persen di angka 2,2 juta unit pada 2022. Wajar jika pabrikan China menganggap Asia Tenggara pasar yang gurih. Tak heran mereka rajin berekspansi ke Indonesia hingga Thailand.
Bahkan, BYD menjadi pabrikan China pertama yang bisa tampil di Japan Mobility Show (JMS) 2023, satu dari hanya dua pabrikan otomotif non Jepang selain Mercedes dan BMW.
Kendaraan otonom Honda Cruise. Foto-foto: Sindonews/Danang Arradian
CEO Honda Motor Co Toshihiro Mibe percaya bahwa strategi baru “Honda Dream Loop” yang juga jadi tema booth di JMS 2023 bisa membawa salah satu pabrikan otomotif terbesar di dunia itu untuk tetap bertahan dan relevan.
“Kami memberikan gambaran masa depan terhadap bagaimana impian orang akan terus berkembang, dimulai dari produk dan layanan mobilitas yang mencerminkan impian Honda,” ungkapnya.
Bahkan, pasar lokal Jepang sendiri saat ini terus menurun. Jumlah penjualan mobil di Jepang menurut Japan Automobile Manufacturers Association (JAMA) turun 6,2 persen di 2022 dibandingkan tahun sebelumnya ke angka 3,4 juta kendaraan. Ini juga menandai tahun ketiga dimana pasar otomotif di Jepang justru anjlok dibawah 4 juta unit.
Memang faktor-faktor seperti kelangkaan chip saat pandemi juga berpengaruh terhadap penurunan itu. Tapi, faktanya 30 persen dari 126 juta penduduk Jepang berusia 65 tahun keatas. Mereka tidak lagi ingin membeli mobil baru. Adapun Gen Z di Jepang juga punya banyak prioritas lebih penting selain mobil.
Ini sangat berbeda dengan pasar di Asia Tenggara yang justru naik 24 persen di angka 2,2 juta unit pada 2022. Wajar jika pabrikan China menganggap Asia Tenggara pasar yang gurih. Tak heran mereka rajin berekspansi ke Indonesia hingga Thailand.
Bahkan, BYD menjadi pabrikan China pertama yang bisa tampil di Japan Mobility Show (JMS) 2023, satu dari hanya dua pabrikan otomotif non Jepang selain Mercedes dan BMW.
Memberikan Value Berbeda
Kendaraan otonom Honda Cruise. Foto-foto: Sindonews/Danang Arradian
CEO Honda Motor Co Toshihiro Mibe percaya bahwa strategi baru “Honda Dream Loop” yang juga jadi tema booth di JMS 2023 bisa membawa salah satu pabrikan otomotif terbesar di dunia itu untuk tetap bertahan dan relevan.
“Kami memberikan gambaran masa depan terhadap bagaimana impian orang akan terus berkembang, dimulai dari produk dan layanan mobilitas yang mencerminkan impian Honda,” ungkapnya.
tulis komentar anda