Pemerintah Genjot Pemeriksaan Corona Menggunakan Metode PCR

Selasa, 14 April 2020 - 20:20 WIB
PCR diklaim lebih efektif untuk memeriksa COVID-19. Hanya dibutuhkan waktu 20-30 menit untuk mengetahui hasilnya. Foto/Ist
JAKARTA - Metode Polymerase Chain Reaction (PCR) menjadi salah satu cara untuk mengetahui seseorang terinfeksi virus Corona atau tidak. Metode ini adalah langkah lanjutan setelah dilakukan pemeriksaan menggunakan metode rapid test.

Rapid test merupakan cara pemeriksaan menggunakan sampel darah guna mengukur antibodi pasien. Sementara PCR atau yang sering disebut dengan swab test adalah pemeriksaan menggunakan sampel cairan lendir dari saluran pernapasan. Jadi tes PCR dilakukan dengan menyeka bagian belakang tenggorokan.

Setelah itu sampel dibawa ke laboratorium agar para peneliti dapat mengesktrak asam nukleat di dalamnya. Asam nukleat tersebut mengandung genom virus yang dapat menentukan adanya infeksi atau tidak dalam tubuh. Kemudian peneliti dapat memperkuat daerah genom tertentu dengan menggunakan teknik yang dikenal sebagai reaksi berantai transkripsi polimerase terbalik.



PCR diklaim lebih efektif untuk memeriksa COVID-19. Hanya dibutuhkan waktu 20-30 menit untuk mengetahui hasilnya. Metode ini digadang memiliki sensitivitas lebih tinggi terhadap virus Corona.

Namun pemeriksaan virus Corona menggunakan metode PCR tidak dapat dilakukan pada semua orang. Karena hanya orang-orang berisiko saja yang diprioritaskan untuk menjalani pengujian.

Di sisi lain, Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19, Achmad Yurianto, mengatakan, sudah lebih dari 27.000 orang yang diperiksa menggunakan metode PCR.

“Sampai hari ini (per Minggu, 12/4/2020) sudah lebih dari 27.000 orang yang diperiksa dengan menggunakan metode PCR," kata Yuri.

Kendati demikian, Presiden Joko Widodo memaparkan, dari 78 labolatorium yang disiapkan pemerintah untuk melakukan tes menggunakan metode PCR, baru 29 labolatorium yang bisa digunakan. "Lab dulu hanya tiga, sekarang sudah meloncat menjadi 29 tempat dari 78 yang dipersiapkan," sebutnya.

Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 memprediksi puncak penularan virus corona di Indonesia terjadi pada Mei 2020. Maka dari itu, pemerintah menargetkan pelaksanaan tes PCR terhadap 9.000 orang setiap harinya.

“Masa puncak (penularan Corona) di negara kita diprediksikan akan terjadi 5-6 minggu mendatang," kata Ketua Gugus Tugas Penanganan Covid-19, Doni Monardo.
(iqb)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More