CATL: Raksasa Baterai EV China yang Bikin Eropa dan Amerika Ketar-Ketir!

Senin, 05 Agustus 2024 - 20:55 WIB
CATL tidak hanya membuat baterai, tetapi juga mendaur ulang 90% lithium dan hampir 100% bahan baku lainnya seperti kobalt dan mangan. Foto: Reuters
JAKARTA - Jika Anda mengendarai mobil listrik di mana pun di dunia—termasuk di Indonesia-- kemungkinan besar EV tersebut menggunakan baterai dari Contemporary Amperex Technology Company Limited — juga dikenal sebagai CATL.

Pemimpin baterai global ini berdiri pada 1999 sebagai "ATL" ketika mulai mengembangkan baterai lithium-ion.

Pada 2011 CATL diresmikan dan setahun kemudian perusahaan tersebut mengembangkan kemitraan dengan BMW. Sekarang, produsen baterai EV ini bekerja sama dengan Daimler AG, Hyundai, Honda, Tesla, Toyota, Volkswagen, dan banyak lagi.



Produsen baterai ini tidak hanya membuat baterai, tetapi juga terlibat dalam daur ulang baterai lithium-ion melalui Brunp Recycling, yang dibeli CATL pada 2015.

Pada 2022, pabrik Yibin menjadi pabrik baterai nol karbon pertama di dunia. Dengan empat pabrik netral karbon, perusahaan ini hampir mencapai tujuannya di 2025 untuk mencapai netralitas karbon sepenuhnya dalam operasi intinya.

Gigafactory di Jerman

Pada 2019, perusahaan baterai raksasa ini memulai pembangunan di Jerman tengah untuk membangun gigafactory baterai CATL senilai USD2 miliar untuk BMW dan Volkswagen.

Pabrik ini mencakup 57 hektar dan memiliki kapasitas untuk membangun baterai untuk ratusan ribu mobil setiap tahun. CATL mulai membangun fasilitas perakitan ini ketika masih menjadi perusahaan muda berusia 8 tahun.



Produsen mobil Jerman memutuskan untuk bergabung dengan elektrifikasi untuk mengurangi emisi sebelum batas waktu yang ditetapkan oleh Uni Eropa untuk mengurangi emisi karbon.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More