Tesla Umumkan Batal Bangun Pabrik di Indonesia
Kamis, 08 Agustus 2024 - 13:43 WIB
JAKARTA - Tesla Inc. mengabarkan membatalkan rencana mereka untuk mengembangkan Gigafactory di Thailand dan hanya fokus pada pengembangan jaringan pengisian daya Tesla Supercharger.
Keputusan ini disusul dengan pembubaran dan pemberhentian tim eksekutif Tesla di Thailand. Menurut sumber berita tersebut “Tesla akan membahas pengembangan Tesla Supercharger saja, dan akan menghentikan pengembangan pabrik baru di seluruh dunia termasuk Indonesia dan Malaysia, tidak hanya di Thailand”.
Namun proses pembukaan pabrik baru ini hanya akan dilanjutkan di China, Amerika, dan Jerman saja. Perdana Menteri Thailand Srettha Thavisin membuat pengumuman pada November 2023 mengenai rencana Tesla untuk mengembangkan pusat perakitan Tesla regional di Thailand setelah pertemuan dengan para eksekutif Tesla di Amerika dan Thailand.
Srettha Thavisin juga mengunjungi pabrik Tesla di Fremont California pada Pertemuan Pemimpin Ekonomi APEC ke-30, selain mengadakan pertemuan dengan para eksekutif Tesla. Pembatalan rencana Tesla menyebabkan Thailand kehilangan peluang investasi asing sebesar USD5 miliar.
Meski Thailand bukan satu-satunya negara yang terlibat, Tesla juga berencana mengurangi investasi di seluruh negara Asia. Tesla juga terlihat mengambil langkah defensif dengan menunda pembangunan Gigafactory Meksiko, setelah calon presiden Donald Trump berniat mengenakan pajak impor 100%.
Monterrey Gigafactory di Nuevo León diumumkan pada bulan Maret 2023 dengan rencana untuk mulai beroperasi pada kuartal pertama tahun 2025. Namun, pabrik tersebut menghadapi berbagai masalah, ketidakpastian dan beberapa kali tertunda dari jadwal pengembangan.
Bahkan hingga September 2023, vendor atau pemasok Tesla telah memperlambat proses pembangunan pabrik pendukung di sekitar Meksiko menyusul perkembangan terbaru ini.
Lihat Juga: Kadin dan Pemerintah Indonesia Berpeluang Raih Pendanaan Transisi Energi hingga Rumah Murah dari Inggris
Keputusan ini disusul dengan pembubaran dan pemberhentian tim eksekutif Tesla di Thailand. Menurut sumber berita tersebut “Tesla akan membahas pengembangan Tesla Supercharger saja, dan akan menghentikan pengembangan pabrik baru di seluruh dunia termasuk Indonesia dan Malaysia, tidak hanya di Thailand”.
Namun proses pembukaan pabrik baru ini hanya akan dilanjutkan di China, Amerika, dan Jerman saja. Perdana Menteri Thailand Srettha Thavisin membuat pengumuman pada November 2023 mengenai rencana Tesla untuk mengembangkan pusat perakitan Tesla regional di Thailand setelah pertemuan dengan para eksekutif Tesla di Amerika dan Thailand.
Srettha Thavisin juga mengunjungi pabrik Tesla di Fremont California pada Pertemuan Pemimpin Ekonomi APEC ke-30, selain mengadakan pertemuan dengan para eksekutif Tesla. Pembatalan rencana Tesla menyebabkan Thailand kehilangan peluang investasi asing sebesar USD5 miliar.
Meski Thailand bukan satu-satunya negara yang terlibat, Tesla juga berencana mengurangi investasi di seluruh negara Asia. Tesla juga terlihat mengambil langkah defensif dengan menunda pembangunan Gigafactory Meksiko, setelah calon presiden Donald Trump berniat mengenakan pajak impor 100%.
Monterrey Gigafactory di Nuevo León diumumkan pada bulan Maret 2023 dengan rencana untuk mulai beroperasi pada kuartal pertama tahun 2025. Namun, pabrik tersebut menghadapi berbagai masalah, ketidakpastian dan beberapa kali tertunda dari jadwal pengembangan.
Bahkan hingga September 2023, vendor atau pemasok Tesla telah memperlambat proses pembangunan pabrik pendukung di sekitar Meksiko menyusul perkembangan terbaru ini.
Lihat Juga: Kadin dan Pemerintah Indonesia Berpeluang Raih Pendanaan Transisi Energi hingga Rumah Murah dari Inggris
(wbs)
tulis komentar anda