Ini Jawaban Mengapa Banyak Pengendara Motor Gagal Lulus Ujian SIM
loading...
A
A
A
JAKARTA - Banyak pengendara sepeda motor mengeluhkan metoda ujian Surat Izin Mengemudi (SIM) yang dilaksanakan pihak kepolisian karena sering gagal lulus. Banyak yang mengeluh metoda ujian yang dilakukan tidak masuk akal.
Contoh yang dikeluhkan adalah mengendari motor dengan zig-zag dan membentuk angka 8 di jalur sempit. Menurut mereka hal itu sangat sulit dilakukan oleh siapa pun.
Sebagian bahkan membandingkannya dengan ujian SIM di negara lain. Misalnya di Taiwan yang lebih mengedepankan ujian dengan metoda simulasi berkendara seperti di jalan raya.
Satrio Nugroho, Safety Riding Analyst PT Astra Honda Motor ( AHM ) memahami adanya kritikan tersebut. Hanya saja menurut dia metoda yang dilakukan oleh pihak kepolisian justru sama dengan tes yang dilakukan di negara lain.
"Setahu saya ujian SIM motor yang ada di kita meniru dengan apa yang ada di Belanda. Jadi mengenai metodanya memang sangat beragam. Ada juga yang sama seperti di Taiwan," ujar Satrio Nugroho.
Dia melanjutkan pelatihan safety riding yang ada di Safety Riding Park PT Astra Honda Motor juga menerapkan beberapa metoda yang dijalankan oleh pihak kepolisian. Misalnya zig-zag dan membuat angka 8 di jalur yang sempit.
"Hal itu dilakukan untuk mendapatkan kepekaan terhadap pengemudi dan motornya. Jadi bukan sekadar untuk bikin sulit," jelasnya.
Dia mengatakan saat ini banyak orang sulit lulus ujian SIM karena adanya kesalahan mendasar. Saat ini banyak masyarakat Indonesia mengendarai motor dengan otodidak.
Mereka umumnya belajar mengendarai motor sendiri. Baik itu dengan bantuan keluarga atau teman. Hal itu berbeda dengan orang-orang yang berlatih mobil.
"Kalau berlatih mobil ada yang latihan dengan bantuan profesional. Kalau di motor, banyak orang yang sudah bisa naik motor langsung ikut ujian," terangnya.
Sebaiknya menurut dia orang-orang yang ingin mendapatkan SIM motor terlebih dulu berlatih. Upaya latihan itu justru akan membuat mereka jadi lebih mengerti teknik-teknik yang benar.
Contoh yang dikeluhkan adalah mengendari motor dengan zig-zag dan membentuk angka 8 di jalur sempit. Menurut mereka hal itu sangat sulit dilakukan oleh siapa pun.
Sebagian bahkan membandingkannya dengan ujian SIM di negara lain. Misalnya di Taiwan yang lebih mengedepankan ujian dengan metoda simulasi berkendara seperti di jalan raya.
Satrio Nugroho, Safety Riding Analyst PT Astra Honda Motor ( AHM ) memahami adanya kritikan tersebut. Hanya saja menurut dia metoda yang dilakukan oleh pihak kepolisian justru sama dengan tes yang dilakukan di negara lain.
"Setahu saya ujian SIM motor yang ada di kita meniru dengan apa yang ada di Belanda. Jadi mengenai metodanya memang sangat beragam. Ada juga yang sama seperti di Taiwan," ujar Satrio Nugroho.
Dia melanjutkan pelatihan safety riding yang ada di Safety Riding Park PT Astra Honda Motor juga menerapkan beberapa metoda yang dijalankan oleh pihak kepolisian. Misalnya zig-zag dan membuat angka 8 di jalur yang sempit.
"Hal itu dilakukan untuk mendapatkan kepekaan terhadap pengemudi dan motornya. Jadi bukan sekadar untuk bikin sulit," jelasnya.
Dia mengatakan saat ini banyak orang sulit lulus ujian SIM karena adanya kesalahan mendasar. Saat ini banyak masyarakat Indonesia mengendarai motor dengan otodidak.
Mereka umumnya belajar mengendarai motor sendiri. Baik itu dengan bantuan keluarga atau teman. Hal itu berbeda dengan orang-orang yang berlatih mobil.
"Kalau berlatih mobil ada yang latihan dengan bantuan profesional. Kalau di motor, banyak orang yang sudah bisa naik motor langsung ikut ujian," terangnya.
Sebaiknya menurut dia orang-orang yang ingin mendapatkan SIM motor terlebih dulu berlatih. Upaya latihan itu justru akan membuat mereka jadi lebih mengerti teknik-teknik yang benar.
(wsb)