Sejarah PO Bus Rosalia Indah Berawal dari Satu Colt Diesel

Senin, 31 Juli 2023 - 19:28 WIB
loading...
Sejarah PO Bus Rosalia Indah Berawal dari Satu Colt Diesel
PO Bus Rosalia Indah . FOTO/ YouTube
A A A
JAKARTA - Perusahaan Otobus (PO) Rosalia Indah merupakan salah satu transportasi massal dengan layanan premium. Ini dimiliki oleh Yustinus Soeroso yang akrab disapa Pak Roso, yang merintis usahanya benar-benar dari bawah.



Jika melihat bus Rosalia Indah, banyak yang menyangka bahwa PO tersebut dimiliki orang yang memiliki harta berlimpah sejak awal. Nyatanya, Pak Roso merupakan seorang anak buruh tani dan memulai kariernya sebagai kondektur.

Kemudian, Yustinus Soeroso dan istrinya, Yustina Rahyuni Soeroso mengawali perjuangannya mendirikan usaha transportasi pada 1983. Saat itu, hanya menerjunkan 1 armada jenis Colt Diesel AD 9866 A, yang sekarang disebut dengan “Bibit Kawit” dengan jurusan Solo – Blitar.

“Masa kecil saya sangat kurang, saya enam bersaudara dan bapak saya hanya seorang buruh tani. Saya termotivasi untuk hidup mandiri, sekolah mandiri, sehingga membuat saya memiliki prinsip untuk keluar dari rumah saat dewasa,” kata Pak Roso dalam kanal YouTube Perpalz TV.

Keluar dari rumah, Pak Roso menjelaskan bahwa dirinya ingin mengembangkan masa depannya. Namun, ia harus menjalani kehidupan dari bawah karena sulitnya mencari pekerjaan di kota dengan ijazah yang pas-pasan, hingga akhirnya ia menjadi kondektur bus.

“Dari kondektur pelan-pelan, dengan bekerja keras dan doa dari keluarga akhirnya saya menjadi agen bus Timbul Jaya. Saat itu, saya nyari penumpang sendiri, jadi calo sendiri, apa-apa sendiri,” ujarnya.

Namun, selama 11 tahun mengabdi di Timbul Jaya sebagai seorang agen, Pak Roso mendapatkan banyak pelajaran. Bahkan, saat itu, istrinya juga membantunya untuk bekerja menjadi agen bus, sehingga keduanya memiliki pengalaman di dunia transportasi.

“Apa yang saya dapatkan istri saya juga dapatkan, karena saat itu kami mengelola sampai 36 bus Timbul Jaya. Pada saat itu, segala sesuatunya sudah saya yang menentukan, hampir 90 persen apa-apa saya,” ucap Pak Roso.

Pada 1983, Pak Roso melihat sebuah peluang ketika bus Timbul Jaya hanya mengantar penumpang sampai Solo. Padahal, saat itu banyak penumpang dari Jawa Timur, tepatnya ke Blitar.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1118 seconds (0.1#10.140)