Hino Indonesia Academy, Solusi Atasi Krisis Ketersediaan Garda Terdepan Distribusi

Minggu, 20 Agustus 2023 - 17:16 WIB
loading...
Hino Indonesia Academy,...
Hino Indonesia Academy pada 2024 akan mencetak sebanyak 800 sopir truk dan bus berkualitas. Foto/DOK. HMSI
A A A
JAKARTA - Indonesia merupakan surga tenaga kerja. Jumlah tenaga kerja yang ada di Tanah Air sangat melimpah. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah angkatan kerja berdasarkan Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) pada Agustus 2022 sebanyak 143,72 juta orang, naik 3,57 juta orang dibanding Agustus 2021.

Ironisnya, meski punya angkatan kerja yang melimpah, Indonesia disebut masih kekurangan sekitar 15 persen-20 persen pengemudi atau sopir truk kompeten yang memiliki pengetahuan, kemampuan, dan sikap yang mumpuni.

Artinya bila satu perusahaan memiliki 100 truk, maka sekitar 15-20 unit akan menganggur atau down time setiap bulannya karena ketiadaan sopir yang kompeten. Padahal peranan sopir tidak bisa dipandang sebelah mata.

Profesi sopir memang tidak bisa dianggap enteng. Sepertinya muatannya yang berat, sopir juga memegang peranan yang besar dalam berjalannya roda perekomian Indonesia.

Hal itu yang kemudian coba dibidik oleh PT Hino Motors Sales Indonesia ( HMSI ) dengan membuka program prakerja, Hino Indonesia Academy. Dalam diskusi panel bertajuk Hino Indonesia Academy Berkontribusi untuk Program Pelatihan di Ekosistem Prakerja di Gaikindo Indonesia International Auto Show 2023 (GIIAS), pekan ini, Santiko Wardoyo, COO Director PT HMSI memebenarkan peranan sopir truk dan bus tidak boleh dipandang sebelah mata.

Dia mengatakan Pelatihan yang diselenggarakan oleh Hino Indonesia Academy di Program Ekosistem Prakerja diharapkan dapat membantu mengatasi masalah pengangguran. Lewat program itu Hino memberikan kesempatan bagi individu untuk memiliki keterampilan yang dibutuhkan dalam industri yang berkembang pesat ini.



Hino Indonesia Academy, Solusi Atasi Krisis Ketersediaan Garda Terdepan Distribusi


"Selain itu, dengan memiliki pengemudi yang terlatih dengan baik, diharapkan tingkat kecelakaan dan risiko dalam transportasi dapat ditekan, menjadikan transportasi di Indonesia lebih aman dan nyaman bagi semua pihak," jelasnya.

Hino Indonesia Academy yang digagas Hino memang perlu diapresiasi. Lewat program itu diselenggarakan pelatihan mengemudi truk dan bus yang tidak hanya memberikan keterampilan praktis kepada peserta, tetapi juga membantu mereka memperoleh pengetahuan yang diperlukan untuk menghadapi tantangan di industri transportasi.

Terlebih lagi Hino Indonesia Academy juga mampu menekan tingkat pengangguran. Hal itu diyakini sesuai dengan visi dan misi Hino yakni mMembuat dunia dan masa depan yang lebih baik dengan menolong orang dan barang mencapai tempat yang mereka tuju.

Catat saja, hingga tahun 2024 nanti Hino Indonesia Academy memiliki target untuk melatih lebih dari 800 peserta dalam pelatihan mengemudi truk dan bus. Ratusan sopir lulusan Hino Indonesia Academy itu dipastikan akan terserap ke berbagai perusahaan dan bisa menggerakkan roda perekonomian.

Dalam acara yang sama Chairul Saleh, Asisten Deputi IV Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mengatakan program Hino Indonesia Academy sejalan dengan yang diharapkan Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto. Menteri kordinator yang juga Ketua Komite Cipta Kerja itu ingin agar industri-industri besar sebagai mitra strategis dapat masuk menjadi penyedia pelatihan pelatihan berkualitas dalam ekosistem Kartu Prakerja.

“Hino Academy Indonesia dengan 2 jenis pelatihan yang memang dibutuhkan dan sejalan dengan kebutuhan pasar kerja yaitu pelatihan mengemudi kendaraan besar truk dan pelatihan mengemudi kendaraan besar bus. Kedepan, diharapkan Hino dapat terus mengembangkan serta memperluas cakupan pelatihan-pelatihan yang diselenggarakan," ujar Chairul Saleh.



Hino Indonesia Academy, Solusi Atasi Krisis Ketersediaan Garda Terdepan Distribusi


Sementara di tempat berbeda, Ketua Kompartemen Pendidikan dan Pelatihan Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Johannes Samsi Purba kekurangan sopir berkualitas memang tidak boleh dianggap sebagai angin lalu. Peran serta swasta dalam mengatasi kekurangan tersebut justru menunjukkan bahwa kondisi tersebut memang benar-benar mengkhawatirkan.

Dia malah mengatakan pemerintah perlu bertindak cepat untuk menindaklanjuti kekurangan tersebut lantaran akan memberikan efek domino ke berbagai sektor.

Pertama, tenaga kerja asing akan menggunakan kesempatan ini untuk mengisi kekosongan, sehingga berpotensi meningkatkan angka pengangguran. Kedua, kekosongan pengemudi truk kompeten akan berpengaruh kepada distribusi barang.

Bila distribusi tidak diatur secara maksimal, tentunya akan menurunkan akses masyarakat untuk mendapatkan barang dan pada akhirnya meningkatkan harga. “Bila distribusi terhambat, pasti akan menyebabkan inflasi. Ini perlu dicermati,” imbuhnya.

Pemerintah pun dinilai perlu untuk menciptakan ekosistem pengemudi truk sebagai pekerjaan profesional lantaran masih banyaknya masyarakat yang belum yakin dengan profesi tersebut bila dilihat melalui aspek sosial dan ekonomi.

“Artinya banyak yang meragukan profesi tersebut. Mereka tidak yakin apakah gaji tersebut cukup untuk menghidupi keluarganya. Perlu dibangun ekosistem atau lingkungan kerja yang profesional, karena mereka garda terdepan distribusi,” pungkasnya.
(wsb)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2039 seconds (0.1#10.140)