Cara General Motors Berhemat: 200 Bidang Pekerjaan Dihilangkan, tapi Karyawan Tidak Dipecat
loading...
A
A
A
DETROIT - General Motors berupaya menyederhanakan skema kerja di pabrik dengan menghilangkan 200 bidang pekerjaan yang sudah ada. Kenapa?
Ternyata, hal itu dilakukan untuk berhemat. Juga, memangkas kompleksitas pekerjaan. Rencana itu terungkap dalam pengumuman yang dilakukan CEO General Motors , Mary Bara, yang bertajuk Winning with Simplicity, pada Senin (21/8) kemarin.
Hanya saja orang-orang yang bidang pekerjaannya dihilangkan tidak serta-merta dipecat. Terlebih dulu mereka diinformasikan mengenai kondisi bidang pekerjaan mereka yang sudah tidak ada lagi.
Setelahnya, mereka akan diberikan beberapa pilihan. Salah satunya dipindahkan ke bidang lain menyesuaikan dengan kemampuan yang mereka miliki.
“Langkah ini diambil untuk mengurangi biaya desain dan teknik, biaya pemasok, kompleksitas pesanan, serta kompleksitas manufaktur,” kata Mary Barra dilansir CBT News, Selasa (22/8).
Adapun Kevin Kelly, juru bicara General Motors mengatakan langkah penghapusan 200 bidang pekerjaan merupakan upaya untuk menyelaraskan strategi pertumbuhan yang mereka jalani.
Jadi, dibutuhkan penghapusan beberapa bidang kerja untuk menyeimbangkan antara sumber daya manusia dengan strategi yang mereka tuju .
Sejumlah kecil karyawan dipindahkan ke berbagai departemen yang berbeda. Foto: Carbuzz
"Selama beberapa bulan ke depan ini akan butuh sejumlah kecil karyawan yang pindah ke berbagai departemen di dalam perusahaan. Kami akan membantu mereka yang terkena dampak dan mengizinkan mereka melamar pekerjaan yang tersedia," ucap Kevin Kelly.
Disebutkan CBT News, General Motors belakangan ini memang terus melakukan efisiensi dengan cara mengurangi biaya kerja. Awalnya mereka berencana untuk mengurangi biaya sebesar USD2 miliar atau setara Rp30,4 triliun.
Namun, rencana pengurangan itu semakin besar lagi hingga 2024 dengan target mencapai USD3 miliar atau sekitar Rp45,7 triliun.
"Untuk melakukan ini, GM berencana untuk mengurangi jumlah pegawai yang dibayar, menyederhanakan proses produksi kendaraan, mengurangi pengeluaran untuk penjualan dan pemasaran, serta memotong kembali biaya administrasi dan perjalanan," sebut CBT News.
Ternyata, hal itu dilakukan untuk berhemat. Juga, memangkas kompleksitas pekerjaan. Rencana itu terungkap dalam pengumuman yang dilakukan CEO General Motors , Mary Bara, yang bertajuk Winning with Simplicity, pada Senin (21/8) kemarin.
Hanya saja orang-orang yang bidang pekerjaannya dihilangkan tidak serta-merta dipecat. Terlebih dulu mereka diinformasikan mengenai kondisi bidang pekerjaan mereka yang sudah tidak ada lagi.
Setelahnya, mereka akan diberikan beberapa pilihan. Salah satunya dipindahkan ke bidang lain menyesuaikan dengan kemampuan yang mereka miliki.
“Langkah ini diambil untuk mengurangi biaya desain dan teknik, biaya pemasok, kompleksitas pesanan, serta kompleksitas manufaktur,” kata Mary Barra dilansir CBT News, Selasa (22/8).
Adapun Kevin Kelly, juru bicara General Motors mengatakan langkah penghapusan 200 bidang pekerjaan merupakan upaya untuk menyelaraskan strategi pertumbuhan yang mereka jalani.
Jadi, dibutuhkan penghapusan beberapa bidang kerja untuk menyeimbangkan antara sumber daya manusia dengan strategi yang mereka tuju .
Sejumlah kecil karyawan dipindahkan ke berbagai departemen yang berbeda. Foto: Carbuzz
"Selama beberapa bulan ke depan ini akan butuh sejumlah kecil karyawan yang pindah ke berbagai departemen di dalam perusahaan. Kami akan membantu mereka yang terkena dampak dan mengizinkan mereka melamar pekerjaan yang tersedia," ucap Kevin Kelly.
Disebutkan CBT News, General Motors belakangan ini memang terus melakukan efisiensi dengan cara mengurangi biaya kerja. Awalnya mereka berencana untuk mengurangi biaya sebesar USD2 miliar atau setara Rp30,4 triliun.
Baca Juga
Namun, rencana pengurangan itu semakin besar lagi hingga 2024 dengan target mencapai USD3 miliar atau sekitar Rp45,7 triliun.
"Untuk melakukan ini, GM berencana untuk mengurangi jumlah pegawai yang dibayar, menyederhanakan proses produksi kendaraan, mengurangi pengeluaran untuk penjualan dan pemasaran, serta memotong kembali biaya administrasi dan perjalanan," sebut CBT News.
(dan)