Profil Bajaj, Produsen Otomotif dari India yang Jadi Nama Transportasi Umum di Jakarta
loading...
A
A
A
JAKARTA - Seiring perkembangan zaman, moda transportasi yang tersedia di DKI Jakarta kian beragam. Saat ini, masyarakat Jakarta dan daerah lainnya di sekitar Ibu Kota dapat menikmati layanan transportasi LRT, MRT, Transjakarta, KRL Commuter, serta Jaklingko. Namun, moda transportasi jadul seperti bajaj masih bisa ditemukan wara-wiri di jalan-jalan Ibu Kota.
Bajaj merupakan salah satu transportasi umum di Jakarta yang telah lama beroperasi. Bentuk kendaraan ini unik karena memiliki tiga roda, satu di bagian depan dan sisanya di bagian belakang. Bajaj bisa menampung dua sampai tiga orang penumpang. Dahulu, bajaj berwarna oranye dan deru dari mesinnya cukup berisik. Tapi setelah diremajakan, bajaj sekarang berwarna biru serta mesinnya tidak lagi bising seperti dulu karena bahan bakar yang digunakan adalah gas. Dengan gas sebagai penggerak kendaraan, bajaj menjadi transportasi yang ramah lingkungan.
Namun, tahukah Anda, bajaj sebenarnya adalah nama produsen otomotif dari India yang jadi nama transportasi umum di Jakarta? Ya, bajaj bukanlah nama transportasi umum, melainkan merek perusahaan otomotif.
Untuk mengetahui lebih jauh profil bajaj, dapat ditelusuri mulai dari kemunculannya di India. Bajaj Auto berdiri sebagai bagian dari Bachraj Trading Corporation Private Limited pada 1945. Perusahaan ini memulai penjualan kendaraan roda dua dan roda tiga impor dari Vespa.
Setelah mendapat lisensi dari pemerintah India, Bajaj Auto mulai memproduksi kendaraan roda dua dan roda tiga pada 1959. Nama perusahaan pun diubah menjadi Bajaj Auto Private Ltd dan di tahun selanjutnya menjadi perusahaan publik.
Sukses memproduksi 100.000 skuter pada 1969, Bajaj Auto mulai memperkenalkan pengangkut barang beroda tiga di tahun berikutnya dengan merek Bajaj. Pada 1973, Bajaj diekspor ke sejumlah negara, seperti Nigeria, Bangladesh, Australia, Sudan, Bahrain, Hong Kong, dan Yaman.
Bajaj Auto lalu merambah ke Jakarta melalui kerja sama dengan PT Tunas Bekasi Motor Company pada 1974. Kerja sama tersebut dilakukan dalam hal pengetahuan teknis pembuatan skuter dan kendaraan roda tiga di Indonesia.
Pada 1975, dimulailah sejarah Bajaj sebagai salah satu angkutan umum resmi di Jakarta. Saat itu sudah ada angkutan jenis I-III, yaitu kereta api, bus kota, serta taksi. Bajaj termasuk dalam kendaraan umum jenis IV yang melengkapi kendaraan lainnya.
Hingga sekarang, perusahaan Bajaj yang dipimpin oleh Rahul Bajaj masih terus beroperasi dan menghadirkan produk-produk andalannya. Salah satu inovasinya adalah kendaraan roda tiga listrik. Bajaj Auto pernah menempati peringkat 96 dalam daftar 100 Perusahaan Paling Inovatif Dunia 2014 oleh Forbes .
Bajaj merupakan salah satu transportasi umum di Jakarta yang telah lama beroperasi. Bentuk kendaraan ini unik karena memiliki tiga roda, satu di bagian depan dan sisanya di bagian belakang. Bajaj bisa menampung dua sampai tiga orang penumpang. Dahulu, bajaj berwarna oranye dan deru dari mesinnya cukup berisik. Tapi setelah diremajakan, bajaj sekarang berwarna biru serta mesinnya tidak lagi bising seperti dulu karena bahan bakar yang digunakan adalah gas. Dengan gas sebagai penggerak kendaraan, bajaj menjadi transportasi yang ramah lingkungan.
Namun, tahukah Anda, bajaj sebenarnya adalah nama produsen otomotif dari India yang jadi nama transportasi umum di Jakarta? Ya, bajaj bukanlah nama transportasi umum, melainkan merek perusahaan otomotif.
Untuk mengetahui lebih jauh profil bajaj, dapat ditelusuri mulai dari kemunculannya di India. Bajaj Auto berdiri sebagai bagian dari Bachraj Trading Corporation Private Limited pada 1945. Perusahaan ini memulai penjualan kendaraan roda dua dan roda tiga impor dari Vespa.
Setelah mendapat lisensi dari pemerintah India, Bajaj Auto mulai memproduksi kendaraan roda dua dan roda tiga pada 1959. Nama perusahaan pun diubah menjadi Bajaj Auto Private Ltd dan di tahun selanjutnya menjadi perusahaan publik.
Sukses memproduksi 100.000 skuter pada 1969, Bajaj Auto mulai memperkenalkan pengangkut barang beroda tiga di tahun berikutnya dengan merek Bajaj. Pada 1973, Bajaj diekspor ke sejumlah negara, seperti Nigeria, Bangladesh, Australia, Sudan, Bahrain, Hong Kong, dan Yaman.
Bajaj Auto lalu merambah ke Jakarta melalui kerja sama dengan PT Tunas Bekasi Motor Company pada 1974. Kerja sama tersebut dilakukan dalam hal pengetahuan teknis pembuatan skuter dan kendaraan roda tiga di Indonesia.
Pada 1975, dimulailah sejarah Bajaj sebagai salah satu angkutan umum resmi di Jakarta. Saat itu sudah ada angkutan jenis I-III, yaitu kereta api, bus kota, serta taksi. Bajaj termasuk dalam kendaraan umum jenis IV yang melengkapi kendaraan lainnya.
Hingga sekarang, perusahaan Bajaj yang dipimpin oleh Rahul Bajaj masih terus beroperasi dan menghadirkan produk-produk andalannya. Salah satu inovasinya adalah kendaraan roda tiga listrik. Bajaj Auto pernah menempati peringkat 96 dalam daftar 100 Perusahaan Paling Inovatif Dunia 2014 oleh Forbes .
(msf)