Ini Tiga Faktor yang Bikin Subaru Tak Gegabah Bawa Mobil Listrik ke Indonesia
loading...
A
A
A
JAKARTA - Subaru tidak gegabah membawa mobil listrik ke Indonesia. Chief Operationg Officer (COO) Subaru Indonesia, Arie Christopher mengatakan, ada tiga hal yang membuat belum mengenalkan mobil listrik ke Tanah Air.
Menurut dia, faktor pertama yang harus dipikirkan adalah mobil listrik tersebut bisa diterima dengan baik oleh masyarakat Indonesia. Penerimaan masyarakat itu yang nantinya akan meyakinkan mereka untuk ikut berjualan mobil listrik.
“Tentu akan sangat menyulitkan jika nantinya mobil listrik itu malah tidak diterima sama sekali oleh masyarakat," jelasnya kepada wartawan, Kamis (23/11/2023).
Faktor kedua yang perlu dipikirkan adalah masalah positioning brand Subaru di Indonesia. Menurut Arie Christopher mobil listrik yang ingin dibawa ke Indonesia tentu harus sesuai dengan brand positioning Subaru di Indonesia.
Hal itu perlu dilakukan karena setiap mobil yang dihadirkan di Indonesia memiliki strategi yang sama. Tentu akan sangat aneh tiba-tiba nantinya mobil listrik yang dibawa Subaru justru keluar dari pakem yang ada.
Terakhir, Subaru ingin agar setiap mobil yang mereka pasarkan memiliki life cycle yang berkelanjutan, termasuk mobil listrik. Jadi Subaru tidak ingin mobil listrik tersebut dipaksa masuk ke Indonesia namun tiba-tiba dihentikan penjualannya karena tidak diterima dengan baik.
"Kita enggak mau setelah dimasukkin tiba-tiba penjualannya dihentikan. Begitu masuk ke Indonesia harus ada life cycle," jelas Arie Christopher.
Diketahui di pasar global, Subaru sendiri telah memiliki mobil listrik Subaru Solterra. Mobil listrik yang berbagi platform dengan Toyota bz4X itu dijual di harga USD44.995 atau sekitar Rp697,4 juta.
Menurut dia, faktor pertama yang harus dipikirkan adalah mobil listrik tersebut bisa diterima dengan baik oleh masyarakat Indonesia. Penerimaan masyarakat itu yang nantinya akan meyakinkan mereka untuk ikut berjualan mobil listrik.
“Tentu akan sangat menyulitkan jika nantinya mobil listrik itu malah tidak diterima sama sekali oleh masyarakat," jelasnya kepada wartawan, Kamis (23/11/2023).
Faktor kedua yang perlu dipikirkan adalah masalah positioning brand Subaru di Indonesia. Menurut Arie Christopher mobil listrik yang ingin dibawa ke Indonesia tentu harus sesuai dengan brand positioning Subaru di Indonesia.
Hal itu perlu dilakukan karena setiap mobil yang dihadirkan di Indonesia memiliki strategi yang sama. Tentu akan sangat aneh tiba-tiba nantinya mobil listrik yang dibawa Subaru justru keluar dari pakem yang ada.
Terakhir, Subaru ingin agar setiap mobil yang mereka pasarkan memiliki life cycle yang berkelanjutan, termasuk mobil listrik. Jadi Subaru tidak ingin mobil listrik tersebut dipaksa masuk ke Indonesia namun tiba-tiba dihentikan penjualannya karena tidak diterima dengan baik.
"Kita enggak mau setelah dimasukkin tiba-tiba penjualannya dihentikan. Begitu masuk ke Indonesia harus ada life cycle," jelas Arie Christopher.
Diketahui di pasar global, Subaru sendiri telah memiliki mobil listrik Subaru Solterra. Mobil listrik yang berbagi platform dengan Toyota bz4X itu dijual di harga USD44.995 atau sekitar Rp697,4 juta.
(wib)